Kamis, 05 Desember 2024

Kajian Fiqh Safinatun Najah Pert 1

 

Narasumber : Ustadz Reza Pahlevi, Lc

Sumber : Kitab Safinatun Najah

Waktu : Selasa, 4 Desember 2024


Urgensi Kajian Fiqh

1. Fenomena pengajian ibu ibu banyak terwarnai dengan hal yang tidak substansial, seperti seragam, dll

2. Mengkaji kitab adalah sesuatu yang belum familiar di pengjaian ibu ibu

3. Kajian fiqh jadi urgent karena ternyata masyarakat belum sadar fiqh secara menyeluruh. Ilmu fiqhnya belum tuntaa

4. Ibadah banyak dilakukan tanpa landasan fiqh yang kokoh

5. Hadist Nabi tentang Iman, islam dan ihsan. 



عَنْ عُمَرَ رضي الله عنه أَيضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Dari Umar radhiyallahu ‘anhu pula dia berkata; pada suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian sangat putih, dan rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendekatkan lututnya lalu meletakkan kedua tangannya di atas pahanya, seraya berkata: ‘Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ”Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana.” Laki-laki tersebut berkata: ‘Engkau benar.’ Maka kami pun terheran-heran padanya, dia yang bertanya dan dia sendiri yang membenarkan jawabannya. Dia berkata lagi: “Jelaskan kepadaku tentang iman?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan buruk.” Ia berkata: ‘Engkau benar.’ Kemudian laki-laki tersebut bertanya lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Diamelihatmu.” Dia berkata: “Beritahu kepadaku kapan terjadinya kiamat?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.” Ia berkata: “Jelaskan kepadaku tanda-tandanya!” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Jika seorang budak wanita melahirkan tuannya dan jika engkau mendapati penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak pakaian saling berlomba dalam meninggikan bangunan.”



Dari hadist tersebut lahirlah ilmu berikut

1. islam, yang akan bermuara oada syariat dan fiqh

2. Iman, yang akan melahirkan ilmu tauhid

3. Ihsan, yang akna melahirkan ilmu tasawuf


Agama itu akan berputar pada tiga hal tersebut, 

sama halnya dengan al quran

barang siapa membaca qulhu maka ia telah membaca sepertiga al quran.

karena dalam al quran sepertiganya fiqh atau syariat, sepertiganya tauhid, sepertiga nya lagi tasawuf atau tazkiyatun nafs


Pembagian Fiqh 

1. Fiqh ibadah

2. Fiqh muamalah

3. Fiqh munakahat

4. Fiqh JInayat (tindak pidana)


Setiap pembahasan fiqh, maka urutannya adalah demikian. Jadi baiknya kita belajar secara runut.

Mengapa kitab safinatun najah?

1. membahas tentang rukun islam, iman, dan ihsan

2. tidak ada yang membantah kitab safinatun najah, beda dengan kitab ihya ulumuddin misakan, dia ada yang membantah


Roadmap Pembelajaran ; 

1. Syahadat

2.. Dimulai dengan thaharah 

karena setiap ibadah dimulai dengan taharah. dengan menjaga thaharah dengan benar, maka akan lahir awal mula dari tazkiyatun nafs. 

3. Puasa

4. zakat


Aspek ibadah

1. Syarat

2. Rukun 

3. Pembatal


Safinatun Najah

Safinah artinya perahu

najah artinya keberhasilan

siapa yang mengamalkan ini maka akan berhasil 

murni membahas rukun islam


Ketika seorang suami berkerja lalu dia tidak melakukan amalan sunnah, apakah pendapatnya?

alhamdulillah, beliau tidak melakukan kemaksiatan. menikmati jihad dan fokus pada ibadah wajib.

jika suami masuk neraka, ibu ibu masuk surga, maka akan berjumpa lagi 

Namun jika suami ke surga lalu istri ke neraka, maka suami akan turut bertanggung jawab dan masuk neraka

Mendidik Anak Laki laki

Laki dalam Al quran disebut rajul atau rijal. Dalam Al quran bisa diartikan sebagai laki laki secara jenis kelamin bisa juga sebagai watak. Ada juga kata rajul


Wa laitsa dzakaru kal untsa __> kelamin

An nur : rijalul... yakhofuuna... bukan bicara jenis kelamin, tapi bicara nilai yang terkandung dalam laki-laki 


Dari awal al quran membedakan, bukannkarena allah lebih cinta satu sama lain, tapi karena mereka memiliki tugas yang berbeda.


Kenapa nabi ga ada yang perempuan, itu tandanya allah tak adil. Padahal tugas kenabian lebih cocok pada laki laki. Contoh jika ada kewajiban perang, jika nabinya perempuan, lalu nabi perempuan itu sedang haid hari pertama. Maka apakah yang terjadi. Visakah perang ditunda, karena hal itu?

Belum lagi kondisi perempuan haid tidak bisa shalat dan ibadah lain


Maka tugas kenabian itu untuk laki laki


Apa yang perlu ditanamkan selain akidah, akhlak, bagi anak anak laki laki yang memiliki tugas spesifik? 

1. Tanamkan pada mereka bahwa mereka adalah laki laki, bukan wanita. Dengan kondisi dan tantangan hari ini, banyak sekali godaan untuk anak anak kita. Banyak sekali jenis generasi yang bertebaran. Tanamkan bahwa kamu laki laki yang punya ciri khas karakter dan ciri khas kewajibannya. 

Belakang antara lelaki abis dan abis lelakinya.

 2. Tentang kondisi fisik yang berbeda pada mereka. Tanamkan agar mereka tahu batasan.

Kisah nabi musa dan dua wanita yang mencari air. Nabi musa melihat mereka di kejauhan lalu menanyakan apa yang sedang merekanlakukan. Wanita itu tak bisa mengambil air jika para laki laki belum pergi. Lalu mmusapun menolongnya. 

Mereka pun bercerita pada ayahnya, lalu meminta untuk mempekerjakan mereka, karena ada dua karakter pada musa : Al qowwiy dan al amin. Kekuatannya dilihat dari ia mampu menimba air. Dipercaya terlihat dari  interaksinya dengan para wanita tersebut. Nabi musa berjalan di depan para wanita,  jika lurus maka biarkan, jika ke kanan maka lempar batu ke kanan. Jika musa di belakang maka ia akan melihat tubuh wanita itu. Maka musa menjaga diri. 


Anak anak laki laki kita harus tahu bahwa potret laki-laki sejati itu diantaranya ada pada Kisah nabi musa.  


ROJULUN 

Arijalu qawwamuna ala nisa...


Qawaman itu gift (pemberian dari allah). Qawamah juga bisa diupayakan.

Keutamaan bagi laki laki atas perempuan iti adalah hak Allah, sebagaimana Ia memilih Jumat diantara hari hari yang lain. Ia pilih ramadhan diantara bulan yang lain. 

laa yus alu amma kanuu yamalun..


Keutamaan laki-laki di antaranya karena sebagian nafkah yang diberikan pada wanita. 


Attaubah lamasjidun ussisa. Fiihi rijalun...

Laki laki tempatnya di masjid. Maka bawa anak laki laki kita di masjid. Jangan biarkan mereka shalat di rumah. 


Ciri di an nur

1. Laki laki yang tidak dilenakan jual belinya dari mengingat allah. 

2. Mendirikan shalat

3 Menunaikan zakat

4. Takut pada hari kiamat. 


Di surah Al azab 23

Minal muminina rijal..

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya),

Tak semua laki laki berstatus rijal.

Diantara mereka ada sudah gugur dalam berjihad, ada yang menunggu janji allah. Kualitas mereka yang menunggu berbeda beda, ada yang menunggu sambil membuat karya, ada juga yang menunggu sambil bertahan tangan


Maka anak laki laki kita harus berusaha untuk terus berkarya.

Iwadh : kau akan mendapati penggantin apa yang ia tinggalkan

Segala sesuatu akan terasa nikmat jika cara mendapatkannya melelahkan. 

Biarkan mereka berjalan jauh,  melesat bagai anak panah


Hindari sifat : 

1. Minder, insecure. mereka harus percaya diri, bahwa mereka hamba allah dan ada di jalur syariat maka ia harus bangga dengannya. 

2. Takut yang bukan pada tempatnya. 

Pengaruh tontonan bisa melemahkan iman kita dan anak kita. Hindari hal semacam itu. Kisahkan laki laki yang heroik dalam sejarah islam. Jangan  banyak terpapar oleh tokoh2 

3. Kurang ilmu

4. Kurang kasih sayang


Minggu, 13 Oktober 2024

Hadiah Kecil Untuk Diri Sendiri

Hari itu aku tak tahu tanggalnya persis. Namun aku ingat bahwa itu adalah hari yang ternyata menjadi penentu penting dalam hidupku di masa kini. Aku ingat saat itu aku tengah melakukan perjalanan panjang terjauhku selama aku hidup. Yogyakarta. Sebuah kota yang aku tuju karena aku akan mengikuti mukhoyyam Al Quran Nasional Akhwat. Ya, karena Al Quranlah aku bisa berada di sana. Dengan bekal seadanya baik secara fisik, materi, bahkan hafalan. Namun semua bisa terjadi karena Allah yang mengizinkan aku kesana. 

Disanalah aku terdampar. Di antara para hafizhoh penghafal Al Quran yang gerak langkahnya membuat hati iri. Senyumannya sangat menenangkan. Keramahannya sangat membuat nyaman. Lantunan bacaaan mereka sungguh membuat siapapun yang mendengarkan tak inginkehilangan suara-suara surgawi itu. 

Tapi tulisan kali ini bukanlah tentang Mukhayyam, lain kali aku akan ceritakan itu lebih dalam. Ada satu kejadian kecil saat itu yang ternyata jadi suratan takdir bagiku di masa kini. Saat itu adalah pertama kali aku menyimak langsung taujih dari Gurunda Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf. 

Malam hari setelah serangkaian jadwal yang pada kami menyimak untaian Al Quran teriring dari lisan beliau. Semua penting, sehingga pena sungguh tak bisa berhenti untuk mencatat bulir-bulir ilmu yang terus terhasilkan. Namun apa daya, kekuatan tangan, kejelian telinga, serta ketajaman otak saat itu masih kurang mumpuni unutk bisa mencatat keseluruhan tausiyah. Belum lagi gaya penyampaian beliau yang sarat akan ayat Al Quran, seakan Al Quran sudah mengalir dalam darahnya beliau. Terkadang beliau menyebutkan ayat itu di surat apa, namun lebih sering hanya mengutip saja tanpa menyebutkan lebih detail tentang suratnya.

Bagi peserta yang sudah hafidzoh keseluruhan Al Quran mungkin mudah memindai ayat itu adala di surat apa. Tapi bagiku, semuanya amatlah serba ngeblank. Mau membuka mushaf, tidak akan keburu, mau bertanya pada peserta lainpun mereka semua sedang khidmat menyimak. Oh, aku yang tipe belajarnya harus mencatat akhirnya hanya termangu dan mencatat poin poin penting dengan sangat singkat saja. Sungguh di luar kebiasaanku yang mengharuskan mencata selengkap dan sedetail mungkin. 

Saat itu, aku memang tidak terpikirkan sama sekali untuk mencatat di ponsel. Selain karena sungkan, juga karena panitia tidak mengizinkan peserta memakai ponsel. Semua ponsel tak boleh terlihat ada di atas meja saat tausiyah. Harus dinonaktifkan atau disenyapkan dan ditaruh dalam tas. Jadi begitulah, momen tausiyah pertama terlewatkan karena kendala yang aku alami. 

Singkat cerita, aku pun berusaha lebih ekstra unuk mengikuti tausiyah kedua. Aku bertekad ingin lebih khusyuk lam menyimak materi. Maka aku memilih makan dengan agak cepat, lalu langsung bersiap menuju aula untuk mengincar bangku terdepan persis di hadapan meja Ustadz saat akan tausiyah. Aku berharap, dengan begitu ilmu yang kudapat bisa maksimal dan catatanku bisa lebih lengkap dari sebelumnya. 

Sesampainya di aula, ternyata bangku yang aku incar sudah ditempati oleh seorang Ummahat. Beliau bersasal dari Jakarta. Kami berkenalan lalu aku minta izin untuk duduk di samping beliau. Aku akhawatir bangku di sebelahnya sudah ada yang menempati, walaupun masih kosong. Maklum, terkadang ada juga yang sering menitip bangku pada temnannya. Sehingga meskipun orangnya belum ada, tapi tas atau penanda lainnya sudah diletakkan untuk menandai bahwa itu bangku mereka.

Kajian pun akhirnya dimulai kembali. Aku sudah siap siap mencatat dengan pena dan buku catatan. Namun aku terperanjat sekali tatkala ummahat di sebelahku mengeluarkan perangkatnya untuk mencatat, yaitu tablet lengkap dengan mesin ketik mininya. Masya Alah, di tahun 2011, 13 tahun lalu, itu adalah benda yang canggih yang baru kali itu mungkin aku lihat. Biasanya yang aku lihat hanya laptop saja atau yang sejenisnya. Sehingga aku berdecak amat kagum ketika melihat alat tempurnya untuk mencatat yang sangat luar biasa. Sungguh sangat mencerminkan niat kuatnya untuk belajar. Masya Allah. 

Selama kajian, kini pikiranku terbelah. Pertama karena terpukau dengan kedalaman ilmu yang Gurunda sampaikan. Kedua, terpukau melihat kelihaian jari jemari ummahat disebelahku dalam merekam kata demi kata yang Gurunda sampaikan. Ah, aku iri sekali saat itu. Mukhayyam ini bukan saja melesatkan cita-citaku untuk menjadi ahlul Quran sebagaimana para guru dan peserta lainnya disini. Tapi juga melecut diri ini agar suatu saat bisa punya perangkat seperti itu juga supaya memudahkan dalam mencatat berbagai ilmu penting. Terbukti, dengan alat catat yang canggih, catatan yang luar biasa pun mampu direkam dengan baik dalam tulisan ummahat tersebut. Aku sangat terbantu dengan catatannya. Sungguh rapi dan lengkap. Saat membacanya seolah kita kembali bisa menyimak Gurunda di hadapan kita. Ya Allah berikanlah pahala yang mengalir bagi beliau, aamiin.

Peristiwa itu amat berkesan bagiku. Dan ternyata kini menjadi sebab bagiku untuk bisa berkarya lewat ilmu. Terhitung sejak covid, kesukaanku mencatat kajian menjadi salah satu cara untuk menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain. Aku akhirnya sering diminta untuk menjadi notulen jika sedang ada kajian. Akuingat, di dunia televisi orang yang sering dipanggil untuk jadi notulen adalah Kang Maman. Bahkan beliau membuat buku yang judulnya No Tulen. Isinya adalah catatan perjalanan hidup beliau yang terjadi sehari-hari, namun bisa diambil pelajarannya oleh yang membacanya. Aku pun bercita-cita demikian. Membuat buku yang isinya refleksi perjalanan hidup yang dialami setiap hari. semoga tercapai.

Kini aku merasa Allah sedang mendukung mimpiku tersebut. Ia memberi aku perangkat tab lewat seseorang yang amat berbaik hati dan dermawan. Untuk mensyukurinya, aku oun memberi hadiah  kecil untuk diriku sendiri. Aku melengkapi perangkat menulisku dengan membeli keyboard mini portable. Ternyata saat dipakai amat menyenangkan. Bunyi setiap tombolnya amat menjadi healing untukku. Aku merasa bahwa aku sudah menjadi penulis betulan. Padahal masih penulis untuk blog pribadi saja. Hehe. Tap memang pengalaman menulis via sentuhan layar dan via mengetik di tuts keyboard memang amat berbeda. Sungguh bahagia, ketika jari-jari ini menari di atasnya untuk merekam kata demi kata dari para Gurunda yang telah memberikan ilmu. Semoga ini jadi salah satu  jalan agar prosesku dalam menuntut ilmu semakin berkualitas. 

Dan ini juga jadi tulisan blog pertamaku menggunakan keyboard ini. Sungguh bahagia. Semoga aku bisa lebih banyak menulis disini. Semoga ide ide akan semakin banyak mengalir deras dengan hadiah kecil ini. Semoga Allah mengizinkanku membuat buku solo agar bisa mendapatkan pahala jariyah darinya. Amin.

Terimakasih wahai diri, sudah memberikan hadiah kecil yang amat berharga hari ini.