Senin, 11 Desember 2023

Memilah Tontonan

Menyimak materi hari ini tentang pendidikan seks dan era digital membuat aku teringat kasus yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu. Sebuah platform pembelajaran anak anak yang diisi oleh seorang wanita mendapat komentar yang cenderung melecehkan. Padahal konten tersebut diisi oleh seorang wanita berhijab. Gerakannya pun tidak ada yang mengundang karena diperuntukkan untuk edukasi anak anak. Tapi entah mengapa orang dewasa yang menontonnya bisa melakukan hal yang sangat tidak wajar. 

Itulah salah satu fenomena di era digital. Sejak kecil anak sudah terpapar dengan tayangan dari berbagai sumber. Maka kita sebagai orang tua harus benar benar melakukan seleksi terhadap tayangan yang dilihat anak anak. 

Di rumah kami mengupayakan membatasi tayangan yang boleh ditonton. Memainkan games diperbolehkan, namun dengan durasi yang terbatas. Sebelum bermain games ada hal yang sudah harus diselesaikan. Games fungsinya untuk menyegarkan otak setelah lelah diajak bekerja atau berpikir. Jika keduanya belum terasa, belum bisa memakai kesempatan jatah gamenya. 

Dari materi yang disampaikan hari ini, ternyata ada beberapa film yang menyisipkan konten penyimpangan seksual. Film tersebut tentu tidak boleh dilihat oleh anak anak. Beberapa judul yang tidak direkomendasikan adalah: 
1. The Loud House karena di dalamnya ada karakter pasangan gay.
2. Doc Mcstuffin karena di dalamnya ada pasangan lesbian
3. Steven Universe karena terdapat kisah pernikahan lgbtq+
4. The Owl House dan Elemental Forces of Nature, karena keduanya berisi karakter non biner
5. Onward karena di dalamnya ada karakter gay. 

Dengan memilah Tontonan, semoga anak anak kita terhindar dari bahasa penyimpangan seksual. Sungguh banyak sekali fitnah di akhir zaman ini! Semoga Allah melindungi kita semua dari hal tersebut. 

Minggu, 10 Desember 2023

Kewajiban

Sungguh kewajiban yang harus kita lakukan lebih banyak dari waktu yang tersedia. Setiap waktu memiliki kewajibannya masing-masing yang harus dilaksanakan. Jika ada hal yang terlewat, maka kewajiban itu akam tertunda dan menumpuk di waktu yang lain.

Sabtu, 09 Desember 2023

Jurnal Belajar Hari Ini

Menyimak materi hari ini, hati ini serasa perih. Temanya adalah kejahatan seksual serta perlindungan diri dari hal tersebut. Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah kekerasan seksual menjadi kasus yang terbanyak dibandingkan kekerasan lainnya. Lebih ngerinya lagi, kekerasan ini 52% nya dilakukann oleh orang terdekat, yakni ayah kandung ayah tiri, tetangga, Kakak, adik. Nauzubillah...


Salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan agar hal tersebut dijauhkan dari kita dan keluarga adalah, memberi pembalakan agama sejak dini, membangun komunikasi dan attachment yang baik, meningkatkan kontrol dan pengawasan dalam keluarga, memberikan pembelajaran pendidikan seksual yang tepat sesuai usianya, serta memberi pembekalan bela diri pada anak. 


Semoga kita semua dijauhkan dari hal ini. 

Jumat, 08 Desember 2023

Sahabat Remaja

Alhamdulillah hari ini berkesempatan kembali belajar tentang pendidikan seksualitas untuk usia 7 sampai 15 tahun. Disampaikan oleh kelompok yang sangat apik saat dan detail sehingga memudahkan aku untuk paham ilmunya. 


Menjelang remaja anak akan memngalammi perubahan tubuh. Ia juga akan mengalami kondisi pubertas yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Berhubung di rumah, sulungku akan menginjak usia pubertas, maka ayahnya akan lebih banyak mengajak ia dialog tentang hal tersebut. 


Sementara itu, dari sisi aku sebagai ibunya akan lebih banyak memahami segala gejolak yang ia rasakan. Aku harus berusaha menjadi sahabat, bisa mendengar dan memahami apa yang ia rasakan. Pengaruh hormon apa saja yang akan memberikan efek tertentu pada prilakunya juga harus aku pelajari dengan baik. Tujuannya agar bisa banyak memahami dan membangun komunikasi dengan sulungku tersebut. 


Sungguh ilmu hari ini sangat sangat bermanfaat. Alhamdulillah bersyukur bisa mendapat rezeki berupa ilmu yang bisa diaplikasikan pada keluarga kami. 

Kamis, 07 Desember 2023

Bonding dan Attachment

Hari ini kembali belajar tentang seksualitas pada anak usia dini.  Dari awal pemaparan materi dimulai, aku sudah mulai tertampar-tampar dengan sajian materinya. Diantaranya saat membahas kelekatan (attachment) antara orangtua dan anak. Attachment dan bonding ternyata berbeda. Selama ini aku lebih fokus untuk menguatkan bonding tanpa terlalu aware terhadap attachment. Bonding itu arahnya dari orangtua ke anak. Sedangkan attachment lebih jauh lagi, yaitu ada timbal balik kelekatan dari anak pada orangtua dan sebaliknya. Cara membangun attachment di usia 0 sampai 2 tahun adalah dengan proses mengASIhi yang optimal, membangun komunikasi produktif, dan mengenalkan gender sesuai usianya. 



Rabu, 06 Desember 2023

Ayah Pengasuh

Diantara penyebab seorang ayahh terhalang dari proses pengasuhan adalah : pola pikir bahwa mengurus anak adalah pekerjaan wanita,  kurang PD dalam mengasuh, kurangnya role model pengasuhan, memiliki luka pengasuhan, merasa superior karena sudah memberi nafkah, dan lingkungan keluarga yang melarang atau mengasuh. 

Senin, 04 Desember 2023

Belajar Seksualitas Di Usia Dini

 Hari ini berkesempatan menyimak kembali materi tentang pendidikan seksualitas yang disampaikan oleh kelompok 4 dari peserta bunda sayang. Ini materi yang amat aku butuhkan, mengingat aku masih memiliki anak anak yang memiliki rentang usia 0 tahun, 3 tahun, dan 9 tahun.


Pada usia 0-2 tahun anak sedang mengalami fase oral. Peran orangtua adalah menguatkan kelekatan dengan# anak, membangun komunikasi positif, serta memberikan edukasi gender sesuai jenis kelamin. Proses ini diantaranya bisa dioptimalkan lewat proses memberikan ASI secara langsung. Kontak mata, komunikasi, kedekatan, serta ikatan batin bisa terbentuk pada momen menyusui. Oleh karena itu proses ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang ibu. 


Memberikan edukasi gender bisa melalui kalimat kalimat yang menyatakan bahwa anak kita memiliki karakteristik gender tertentu. Pada anak wanita misalkan, kita bisa ungkapkan, "Ayo kita mandi anak umi yang Sholihah, supaya badannya wangi dan bersih."


Tantangan edukasi pada pendidikan seksualitas di rentang usia ini adalaah terkadang orangtua memiliki kecenderungan untuk memiliki anak dengan gender tertentu. Sementara itu, gender anak sudah ditentukan oleh sang maha pencipta dan kita tak bisa memilih diberikan anugerah anak laki-laki atau perempuan. Oleh karena itu, apapun jenis kelamin anak kita, kita harus selalu menyayangi dan memberikan pendidikan secara optimal. 


Selain itu, tantangan selanjutnya adalah orangtua sering merasa tabu untuk menjelaskan atau menyebutkan nama organ kemaluan pada anak anak sehingga menyebutnya dengan bahasa tertentu, seperti burung, Mamas, dll. Hal itu sebaiknya dihindari. Orangtua Haris mengupayakan memperkenalkan organ dengan nama yang benar, misalnya penis atau vagina. Namun, jika masih kecil, orangtua bisa menyebutkan dengan bahasa umum, yakni kemaluan. Ini akan lebih aman dibandingkan menyebutkannya dengan bahasa yang umum disebutkan di masyarakat. 


Setelah mengenal tentang edukasi serta tantangan dalam pendidikan seksualitas di usia 0-2 tahun, selanjutnya ada rekomendasi mainan untuk anak anak. Di usia ini warna dan jenis mainan ternyata tidak mengenal gender. Di usia ini tak mengapa jika anak lelaki bermain boneka dan masak masakan. Atau anak perempuan bermain mobil-mobilan. Justru permainan ini akan bisa dijadikan sebagai pembelajaran life skill sejak dini. 


Menyimak materi tersebut membuat aku memiliki tambahan amunisi untuk menjalankan pendidikan seksualitas sesuai usia anakku. Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus aku lakukan. Namun dengan ilmu, semua pr itu insya Allah akan terlaksana dengan seizin Allah. Semoga Allah kuatkan aku untuk mengamalkan ilmu yang aku dapat hari ini. 

Sabtu, 02 Desember 2023

Tak Menemani

Alhamdulillah setelah lama melatih Salman untuk tidur sendiri, ia kini bisa tidur sendiri tanpa harus ditemani lagi. Meski begitu, kamarnya Salman masih bergabung dengan kamar kakaknya. Mereka memakai kasur yang berbeda. Salman di bawah, kakaknya di atas. 


Setiap malam, sekitar jam 3 ia masih terbangun untuk ke kamar mandi. Namun, ia belum bisa mandiri untuk ke kamar mandiri. Jadi ia selalu berteriak memanggil kami. Ia ke kamar mandi sendiri, namun masih meminta bantuan untuk membalikkan celana yang akan dipakai. 



Jumat, 01 Desember 2023

Air Dingin, Siapa Takut

Salah satu pr untuk ceklis kemandirian Salman adalah dalam hal mandi dengan air dingin. Hingga di usia 3.5 tahun, Salman masih takut untuk mandiri pakainair dingin. Untuk melatih hal itu, beberapa cara dilakukan diantara mengajak Salman berenang, memakai mainan mandi yang menarik, dan menggunakan shower saat mandi. 


Ternyata yang paling Ampuh adalah dengan suasana kompetisi. Jika Salman bersaing, ia akan lebih cepat tergerak untuk melakukan sesuatu. Termasuk mandi air dingin. Beberapa kali Salman mendinair dingin sebab tertantang oleh kakaknya. Kalau sudah demikian, aku akan memberi apresiasi yang cukup bagi Salman. 

Kamis, 30 November 2023

Berkah Al Quran

Hari ini kegiatan mengajar sangat padat. Mulai dari jam 8 pagi, peserta tahsin kloter pertama berdatangan. Menyusul kloter kedua di jam 9.30 sampai jam 11.00 sebanyak 6 orang. Lanjut lagi kloter ketiga hingga dzhuhur sebanyak 3 orang.  Setelah shalat, beralih ke kloter keempat yaitu kelas tahfiz yang pesertanya berjumlah 9 orang. Sesi mengajar berakhir di jam 16.00. 


Alhamdulillah anak anak sangat kooperatif dalam mengikuti kegiatan hari ini. Salman Alhamdulillah mandirin sekali dalam mengurus keperluannya. Mulai dari makan, ke kamar kecil, pakai baju, dan bermain, ia lakukan dengan tenang. Begitupun Aruni,  hari kedua MPASI berjalan lancar. Tanpa drama. Makannya habis dan Lahap. Alhamdulillah tabarakallah. 


Inilah berkah Al Qur'an yang aku rasakan. Meskipun seperti lari larian dari dari satu agenda ke agenda lain, namun semua Allah mudahkan. Terima kasih ya Allah.

Rabu, 29 November 2023

Asisten MPASI


Hari ini anak bayi mulai makan MPASI perdananya. Menu yang disajikan untuknya adalah bubur ayam brokoli. Salman menjadi asisten umi untuk membantu proses makan adiknya. Ia sangat antusias menawarkan bantuan. Mulai dari membantu adik minum, mengambilkan sendok, membawakan tissue sampai menyediakan kursi makan untuk adiknya. 

Alhamdulillah proses makan adik berjalan lancar. Makanannya habis tak bersisa. Saat makan pun tak banyak drama. Salman pun sangat membantu umi dengan cara membantu merapikan peralatan makan adik. Setelah umi membersihkan peralatan, Salman membantu menemani adik bermain. 


Masya Allah tabarakallah, terimakasih nak, sudah menjadi asisten MPASI terdepannya Umi. 

Selasa, 28 November 2023

Pahlawan Kebersihan Sampah

Setiap anggota keluarga di rumah memiliki tugas yang telah disepakati setiap bulannya. Pembagian tugas ini membantu agar suasana rumah tetap kondusif serta menanamkan rasa tanggung pada setiap anggota keluarga. Jenis tugas yang diembankan pada anak anak disesuaikan dengan kemampuan mereka. Contohnya, membuang sampah awalnya adalah tugas dari Syamil yang usianya sudah 8 tahun. Namun, tugas itu ternyata sudah bisa dilakukan oleh Salman di usianya yang ke 3.5 tahun. Berhubung Syamil setiap hari harus bersekolah, maka tugas tersebut dialihkan pada Salman sepenuhnya. 


Alhamdulillah Salman semakin mahir membuang sampah sendiri. Saat ada pengangkut sampah lewat di depan rumah, ia langsung menghampiri lalu berteriak, 'Tunggu ya, Pak." Lantas, ia bergegas ke dapur dan membawa tong sampah kecil ke depan untuk diserahkan pada bapak petugas pengangkut sampah. Setelah itu, Salman akan menyimpan kembali tempat sampah ke tempat semula, lalu mencuci tangan hingga bersih. Masya Allah tabarakallah. Ia punya bakat sistematis karena bisa melakukan hal yang sama berulang-ulang sesuai dengan urutannya. 


Salman senang saat membaca cerita tentang truk sampah yang bersemangat. Ditambah lagi, motivasi dari ayahnya bahwa membuang sampah sama dengan menjaga kebersihan rumah. Allah pun menyukai keindahan dan kerapihan. Ketika Salman membuang sampah, maka akan mendapat banyak pahala dari Allah. Hal hal tersebut yang membuat salmann bersemangat menjalankan tugasnya. 


Berawal dari tugas yang ringan, kemudian nanti bertahap sesuai usia dan kemampuannya. Semoga kelak ia akan menjadi anak yang mandiri dan ringan tangan dalam membantu sesama.

Minggu, 26 November 2023

Bersama KalamNya

 


 

Hari ini kami melanjutkan halaqah Al Qur'an yang setiap hari kami coba upayakan. Salman dan Abang menghafal bagiannya masing masing. Adik bayi tak lupa ikut membersamai kegiatan Al Qur'an hari ini. Sambil menunggu sesi anak-anak menghafal, aku pun berusaha untuk menghafal bagianku sendiri, karena nanti malam akan disetorkan pada Ustadzah. 

Metode yang digunakan adalah metode tabarak. Anak anak menghafal dengan bantuan media visual yang menampilkan video Syaikh sedang mencontohkan bacaan Al Qur'an. Anak anak menyimak bacaan Syaikh kemudian mengikuti bacaan tersebut semampu mereka. 

Alhamdulillah, mereka bisa mengikuti dengan mandiri sehingga aku bisa fokus pada bagianku sendiri. Setelah video selesai disimak dan diikuti, mereka pun bergantian menyetorkan bacaan padaku. Alhamdulillah, berapapun ayat yang mereka setorkan harus selalu disyukuri. Bukan jumlah hafalan yang menjadi target dan tujuan, melainkan proses menghafal itu sendiri yang harus diperjuangkan. 

Proses menghafal bukanlah proses yang instan. Bukan juga proses yang bisa dihitung waktunya. Proses ini memerlukan waktu, tenaga, sumber daya, serta ketahanan untuk selalu bersama kalamullah. Ketika sejak kecil mereka sudah memulai, semoga kelak mereka bisa terus melanjutkan proses ini tanpa henti. Hanya Allah yang kelak menghentikan mereka dari proses bersama Al Qur'an ini. Ya Allah izinkan kami wafat dengan !e!bawa Al Qur'an sebagai sahabat terbaik kami. 


Menulis

Siang ini Alhamdulillah suasana cerah ceria. Namun, anak anak sedang sakit batuk dan pilek sehingga tidak bisa beraktivitas di luar rumah. Kami pun mencari kesibukan agar tidak merasa bosan. 


Aku memberikan pilihan pada Salman, mau main alfabet atau hijaiyyah. Ternyata ia memilih alfabet. Tadinya kami akan menyusun puzzle alfabet bersama. Tapi, saat melihat ada spidol yang baru kubeli, Salman pun berubah pikiran. Ia mau belajar menulis huruf alfabet. 


Jika punya keinginan, Salman selalu bersemangat mengerjakannya. Meski merasa kesulitan memegang spidol dengan benar, tapi ia berusaha menebalkan huruf alfabet dengan baik. Saat tulisannya keluar garis, ia langsung menghapus tulisannya lalu mencoba menulis lagi dengan lebih rapi. Ia memang ada selalu ingin sesuai dengan aturan. 


Beberapa huruf Alhamdulillah berhasil ditebalkan oleh Salman. Sa!bil ia menulis aku menyebutkan bunyi huruf. Salman pun mengikuti bacaan yang dicontohkan. 

Alhamdulillah kegiatan hari jnj sangat kondusif, meski diiringi batuk yang sahut sahutan diantara kami. Semoga besok bisa lebih baik lagi.





Senin, 06 November 2023

Menunjuk Sendiri

Setiap hari Salman melaksanakan jadwal mengaji bersamaku. Kebiasaannya jika mengaji adalah memintaku untuk menunjuk huruf yang sedang dipelajari atau sedang ia lafalkan. Pada awalnya hal itu tidak menjadi masalah karena aku bisa melakukannya dengan leluasa. Namun, saat ini seringkali aku menyimak ngaji sambil menggendong anak bayi sehingga kedua tanganku tidak bisa memegang iqro ataupun penunjuk huruf. 


Maka, aku menyemangati Salman agar bisa menunjuk sendiri huruf yang akan ia baca. Pada awalnya ia tidak mau karena terbiasa dibantu. Namun melihat kondisiku yang kerepotan, alhamdulilah ia akhirnya mengerti dan mulai mau menunjuk bukunya sendiri. Setelah pengulangan beberapa kali akhirnya Salman benar benar mandiri ketika sesi membaca iqro. Ia menunjuk sendiri kecuali jika ada huruf yang masih harus diperbaiki. 


Ah, hal ini terkesan sederhana. Namun kemandirian dalam hal yang satu ini sungguh sangat bisa meringankan perasaanku. Semoga Salman tetap semangat belajar dan kelak bisa semakin mandiri dalam belajar dan mengaji. 





Minggu, 05 November 2023

Memakai Sepatu Sendiri

 

Alhamdulillah, sepatu yang sudah lama dibelikan oleh Abi untuk Salman, akhirnya bisa terpakai juga. Sebelumnya Salman tak pernah mau dipakaikan sepatu karena berbagai alasan. Gerah, gatal, berat, dan lain lain. Aku pun terus berusaha melatih Salman agar bisa pakai sepatu sendiri. Alhamdulillah momen itu hadir.


Ketika abi hendak pergi kondangan dan semua anak anak merengek ingin ikut dengan abinya, sebuah kompetisi pun digulirkan. 


"Ayo siapa yang sudah rapi berpakaiannya boleh ikut Abi." Kata Abi.


Abang dan Salman bergegas memakai pakaiannya dengan rapi termasuk sepatu. Ternyata Salman sudah bisa memakai sendiri dengan melihat contoh dari abangnya. Salman juga ternyata punya sisi kompetitif. Ia akan lebih semangat jika sedang berkompetisi dengan yang lain. 


Akhirnya, anak anak pun bisa ikut kondangan bersama Abi. Aku dan anak bayik bisa menjalani hari ini dengan lebih santai di Alhamdulillah. 

Sabtu, 04 November 2023

Berenang Ternyata Mengasyikkan

 


Aspek kemandirian hari ini yang dilatih adalah berani memakai air dingin. Saat ini Salman memang masih menggunakan air hangat jika mandi. Namun kadar air panasnya dikurangi sedikit demi sedikit supaya ia terbiasa mandi air dingin kelak.


Salah satu cara agar salman bisa mandi air dingin adalah berenang. Sebelumnya ia selalu takut diajak berenang karena takut dengan suhu airnya. Namun ternyata, kali ini Salman sudah berani untuk masuk ke dalam kolam renang dan bahkan berenang sendiri di dalamnya. Semoga setelah ini Salman semakin berani mandi menggunakan air dingin.

Jumat, 03 November 2023

Menggunting dan Merapikan


 Hari ini aktivitas lumayan padat. Semua sudah tercatat di jurnal. Pagi hari sebelum beraktivitas di luar. Aku harus memastikan dulu bahwa kegiatan untuk Salman sudah terlaksana. Kalau tidak, ia akan rewel dan tidak tenang saat menemani aku mengajar nanti.


Hari ini kami berencana membuat bendera Indonesia dan Palestina. Sebelum dimulai, kami mengawali dengan membaca bersama buku tentang Nabi Musa. Salman tidak mau dibacakan buku lama-lama. Baru  1 halaman dibacakan, ia mengambil alih bukunya lalu sibuk menunjuk gambar dan tulisan dalam buku. Ia bertanya banyak hal tentang yang ia lihat. Aku menjawab pertanyaannya satu per satu.


Selesai membaca buku, kami mulai membuat prakarya. Salman bertugas memotong sendiri kertas yang sudah diberi garis. Ia pun mengambil gunting lalu memotong kertas dengan hati-hati. Di awal ia tak merasa kesulitan saat memotong. Namun, di pertengahan, Salman mengalami kendala kebingungan memegang kertasnya. Ia juga mengeluh guntingnya keras. Ianoun meminta tolong padaku agar bisa melanjutkan prosesnya. 


Namun, aku tidak melanjutkannya. Aku ambil kertas lain dan memberi contoh memakai kertas dan gunting lain. Awalnya Salman hanya melihat dengan kebingungan. Namun setelah mengamati beberapa saat, Salman bisa mengikuti proses menggunting hingga selesai. 


Dalam hal ini, aku melihat Salman bersemangat melakukan aktivitas menggunting seperti ini. Meskipun sesekali ia tidak fokus, namun bisa menyelesaikan proses menggunting hingga akhir. 


Setelah kertas digunting, selanjutnya memberi warna dengan cat dan kuas. Di bagian ini Salman lebih hati-hati karena ia tak mau kotor. Kami pun melanjutkan proses melukis bendera dengan aneka warna. 


Selesai melukis, Salman inisiatif membersihkan kuas dan tempat untuk menaruh cat. Ia membersihkan di bawah keran hingga bajunya kebasahan. Setelah bersih lalu Salman mengeringkan memakai tisu. Tak lupa ia laporan padaku, "Umi aku dapat pahala banyak, karena udah membereskan lukisan." Katanya. 


Alhamdulillah, Salman masih terus dilatih kemandirian dalam hal merapikan rumah dan merapikan diri. Sepertinya ia menyenangi proses merapikan sesuatu. Setiap kali selesai merapikan ia selalu menghitung pahalanya. 


Begitulah anak anak, dengan tulus ia melakukan sesuatu dengan niat ingin mendapat pahala. Semoga aku sebagai orangtua pun bisa selalu bersemangat dalam melakukan kebaikan. 



Rabu, 01 November 2023

Berlatih Memasang Kancing

Hari ini tepat usia Salman 3 tahun 5 bulan. Aku melihat aplikasi primaku untuk melihat pencapaian apa yang seharusnya sudah dilakukan oleh anak seusianya. Salah satu perkembangan yang harus dilatih adalah memakai kemeja sendiri. 

Selama ini Salman memang belum bisa memasang kancing baju sendiri. Jadi jika ia mau memakai baju koko untuk ke masjid ia masih perlu bantuan. Maka, hari ini Salman akan mulai berlatih memasang kancing. 

Karena Uma belum punya kancing yang besar untuk berlatih, maka Salman diberikan kancing yang mudah dahulu. Kancing yang harus dipasang adalah kancing baju adik bayi yang hanya perlu ditekan agar bisa terpasang. Aku lupa nama bentuk kancingnya. 

Salman pun antusias mencari pasangan kancing yang harus ia pasangkan. Di awal ia merasa kesulitan untuk memasangkan keduanya. Namun, setelah diberi contoh, akhirnya Salman mampu melakukannya. Sayangnya, saat itu adik bayi ingin ikut bermain sehingga baju yang sedang dipasang kancingnya ditarik tarik oleh adik. Sempat terjadi rebutan kecil antara Salman dan adik. Namun setelah adik diberikan baju yang lain, rebutan pun terhenti.

Tapi hal itu berdampak pada mood Salman. Ia malah mogok tak mau melanjutkan memasang kancing hingga selesai. Baru 4 kancing yang sudah terpasang dari total 8 kancing. Tak apa, ini masih awalan berlatih. Besok bisa lanjut berlatih lagi dengan kancing yang lebih besar ya Kak. 



Wakaf Buku


Alhamdulillah hari ini Rumah Baca yang aku kelola mendapatkan wakaf 1 set buku Rasulullah Teladan Utama dari Komunitas Inspirasi Nabawiyah, yang digawangi oleh Bunda Felisa. 


Sebagai rasa syukur, kami membuka paket buku tersebut saat sesi belajar bersama anak PAUD. Masya Allah, riuh ramai mewarnai unboxing kali ini. Semuanya berebut ingin membuka, namun ibu guru terus menertibkan anak anak. 


Setelah paket terbuka, mereka merasa takjub melihat isinya adalah aneka judul buku tentang Rasulullah. Mereka langsung mengambil buku yang ingin mereka baca. Eit, tapi membacanya nanti ya di hari Jumat. Hari ini sudah jadwalnya pulang ke rumah.


Tak sabar rasanya membersamai sesi membaca anak anak di hari Jumat nanti. 

Senin, 23 Oktober 2023

Undangan

Setiap harinya ada jatah screen untuk anakku, 30 menit durasinya. Namun hari itu Abang bermain melebihi waktu yang ditentukan. Aku memberitahunya bahwa waktu sudah selesai, tapi ia mengulur waktu. Ia masih sangat asyik dengan permainannya. 


Akhirnya aku pun mengajak Kakak dan bayi membaca buku. Buku yang kami baca adalah tentang seorang anak yang merasa takut pada keadaan gelap. Buku ini aslinya berbahasa inggris. Aku membacakannya sesuai teksnya kemudian tak lupa mengartikannya agar anak-anak paham. 


Begitu serunya kami membaca, sampai akhirnya tanpa aku sadari Abang sudah bergabung bersama kami, ikut menyimak di sampingku. Tab sudah tergeletak tidak dimainkan lagi. Akhirnya aku pun melanjutkan membaca, bergantian dengan Abang. Sesekali kami membuka google translate untuk mengetahui cara pengejaan kata yang benar. Abang dan Kakak pun antusias mengikuti pengejaannya. 


Alhamdulillah, aku berhasil menerapkan salah satu tips komunikasi yaitu fokus pada solusi. Alih-alih terus mencereweti Abang untuk berhenti main, aku mencoba mengundang Abang untuk lanjut dengan aktivitas yang lebih asyik. Alhamdulillah, Abang menyambut baik undangan itu. 


Anak-anak memang menemukan kesenangan bermain game di gawai. Namun, saat bermain langsung bersama orangtuanya, ia akan mengalami aneka kesenangan yang luar biasa. Maka sebagai orangtua harus selalu memberi waktu pada anak anak untuk bermain bersama. Itu adalah hak mendasar mereka yang harus kita penuhi. 

Minggu, 22 Oktober 2023

Menjaga Hati

Di tengah padatnya aktivitas hari ini, aku mendengar kabar yang membuat hati terhentak. Salah seorang putri tetanggaku meninggal dunia. Usianya baru 24 tahun. Ia wafat karena ada masalah di kesehatan livernya. Kepergiannya sangat mendadak. Baru tiga pekan ini ia merasakan sakit. Namun, kesehatannya terus menurun, sempat masuk ICU, dan akhirnya Allah berkehendak memanggilnya. 


Ia adalah anak yang amat kalem. Meskipun begitu, ia selalu bersemangat untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan. Setiap ramadhan ia aktif di kegiatan sanlat. Saat Agustus, ia bersedia menjadi panitia dan merancang kegiatan lomba. Ia pun salah satu peserta tahsin remaja yang cukup aktif. Ia juga mengikuti halaqoh pekanan bersama teman-teman seusianya. Di sekolah, kampus, dan tempat kerja ia juga nampaknya sangat aktif. Terlihat dari banyaknya 'testimoni' baik yang disampaikan oleh teman-temannya yang hadir takziah.





Aku dan suamiku serta anak kedua (Kakak) mengikuti proses pemakaman jenazah. Kami tidak bisa ikut menyolatkan karena baru saja sampai dari perjalanan panjang ke Sumedang. Saat bertemu dengan ibunda almarhumah, aku berusaha sekali menahan air mata agar tidak menambah kesedihan ibundanya. Sang ibunda banyak bercerita bagaimana kronologisnya dari sejak awal almarhumah sakit sampai akhirnya wafat. 


Sampai akhirnya ada momen saat teman-teman almarhumah satu persatu berpamitan pada ibundanya. Hampir semua dari mereka pamit sambil menitikkan air mata, seraya mengenalkan diri mereka. Mulai dari teman kantor, bahkan teman di TK semuanya pamit diiringi kesedihan yang tak bisa dibendung. Melihat mereka, aku pun jadi ikut menitikkan air mata. Sungguh aku iri pada almarhumah. Begitu banyak yang sayang pada almarhumah. Setelah prosesi pemakaman selesai, mereka belum beranjak meninggalkan lokasi. Seolah-olah mereka masih belum rela berpisah dengan sahabat terbaik mereka. 


Satu persatu kelompok pentakziah bergantian mendekati makam. Mereka mengabadikan momen terakhir di nisan almarhumah. Ada yang membawa bunga dan air wangi sendiri dan aku melihat mereka menabur serta menuang dengan penuh kesedihan. 


Setelah takziah aku berbincang dengan suamiku. Suamiku bertanya, apa penyebab hati almarhumah mengalami kerusakan secara signifikan. Aku jawab, mungkin karena almarhumah yang cenderung introvert, jadi ia banyak memendam apa yang ia rasakan. Lalu aku berseloroh pada suami, aku ngga akan memendam perasaan padanya tentang apapun yang aku rasakan, supaya emosiku selalu sehat dan tidak mempengaruhi kondisi fisikku. Suamiku menanggapi dengan senyuman, tandanya ia tak keberatan dengan hal itu. Aku menambahkan pada suami agar ia juga bisa lebih mengkomunikasikan apa yang ia rasakan padaku.


Aku rasa, aku memilih waktu yang tepat (choose the right time) untuk berdialog tentang hal itu. Mengingat selama ini kami yang sama sama introvert memang seringkali memendam hal yang kami rasakan. Sejauh ini memang belum ada masalah berarti. Namun, dengan memendam aku khawatir akan terjadi bom waktu jika suatu saat ada pemicu. 


Dari kejadian hari ini, aku belajar banyak untuk selalu menjaga hati dengan baik. Baik itu hati secara fisik, maupun hati dalam artian perasaan. Kondisi hati sangat mempengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Aku teringat dengan ucapan Rasullullah tentang hal ini. 


"Diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir, dia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘… Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia itu adalah hati.'” (Muttafaq ‘alaihi)


Semoga allah selalu menguatkanku untuk selalu menjaga hati agar selalu dalam kondisi terbaik.





Sabtu, 21 Oktober 2023

Solusi Itu Amat Dekat

 "Abi, aku mau ke toilet."


Abang melapor dengan setengah berteriak. Kami sedang di jalan tol. Beberapa menit lalu ia sudah menuntaskan hajatnya di rest area terdekat. Namun, karena di dalam mobil ia minum teh, jadi rasa ingin buang air kecil kembali mendera.


"Ini masih di jalan tol Abang. Kita harus cari rest area lagi di depan ya. Sabar, ditahan dulu." Ujarku pada Abang.


"Tapi ngga tahan Umi. Kita bisa ngga keluar tol dulu, terus mampir ke Alfa?" Anakku masih merayu.


Saat itu, ingin sekali aku mengingatkan Abang, supaya lain kali jangan minum teh jika sedang bepergian jauh seperti ini. Tapi semua sudah terjadi. mengatakan hal itu hanya akan menambah Abang jadi semakin kesal dan panik. Disini aku mencoba salah satu teknik komunikasi yaitu fokus pada solusi. 


"Kalau kita keluar tol, bisa jadi kondisinya macet Bang, dan kita belum tahu lokasi Alfa terdekat. Nanti kita malah semakin nyasar sayang. Sabar ya, ini Abi tambah kecepatan, supaya cepat sampai rest area. Abang baca buk dulu aja supaya ngga terlalu fokus sama rasa ingin buang air kecilnya ya."


Dan akhirnya, setelah beberapa kilometer memacu kendaraan, rest area pun kami temukan. Abang langsung menunaikan hajatnya. 


Alhamdulillah, latihan hari ini masih bisa terlaksana walaupun kondisi masih di dalam mobil menuju ke arah Bogor. Semoga besok masih banyak hal yang bisa kutulis sebagai jurnal harianku.


Jumat, 20 Oktober 2023

Drama di Alun-alun Kota Sumedang

Malam ini kami mengunjungi alun-alun kota Sumedang. Lokasinya dekat dengan rumah tempat kami menginap. Jika memakai mobil, hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit. Selama perjalanan kami tidak menemukan kemacetan. Kendaraan tidak terlalu padat. Penjual kaki lima pun tidak terlalu ramai hingga memenuhi bahu jalan. Trotoar difungsikan sebagaimana mestinya sehingga nyaman untuk pejalan kaki. Keberadaan Mall besar pun tidak ada. Meskipun begitu, pusat perbelanjaan tetap tersedia namun dengan tampilan bangunan yang bersahaja. 


Suamiku yang lebih tahu tentang Sumedang menjelaskan beberapa lokasi yang pernah ia kunjungi. Anak-anak menyimak dengan antusias. Anakku yang kedua (Kakak) sibuk memperingatkan abinya jika ada lampu lalu lintas yang berwarna merah. Sementara itu anakku yang pertama (Abang) sibuk memamerkan anektdot-anekdot yang ia dapatkan dari buku kepada kami. 


Di area Alun-alun, kami berkeliling sebentar melihat keadaan. Di sana ada masjid agung yang cukup luas. Jika malam terlihat gemerlap karena bagian atapnya dihiasi lampu LED. Ada pusat perkantoran diantara kantor DPRD Sumedang, ada beberapa sekolah, museum, mal pelayanan publik, dan tak lupa di tengah alun-alun ada prasasti kota Sumedang. Jajanan dan permainan anak-anak juga ikut meramaikan suasana malam di alun-alun. Tentu saja itu sangat menarik bagi anak-anak.


Begitu melihat ada mainan mobil aku, Kakak langsung meminta izin untuk menaikinya. Kami izinkan ia naik, dengan dibekali pemahaman bahwa jika waktunya habis bermainnya berarti sudah cukup. Ia pun mengangguk tanda sudah paham dengan kesepakatannya. Setelah selesai waktu bermainnya, alhamdulilah tidak ada drama. Ia tidak merengek minta tambahan waktu, sesuai dengan komitmennya di awal tadi. Hanya saja ia tiba-tiba menuju ke tengah alun-alun mengikuti sosok seorang bapak yang aku tak sadari sebelumnya. Aku memanggil sambil terus mengikuti, namun dengan langkah yang terbatas karena sambil menggendong si bungsu. Akhirnya ia sampai di tempat yang ia tuju, uang ternyata adalah spot mainan pasir. 


Ia kembali meminta izin untuk main. Namun sebelum mengizinkan, aku memberikan pilihan padanya, apakah ia ingin tetap main pasir atau main mobil remot kontrol bersama Abang. Ia memilih tetap bermain pasir. Akhirnya ia pun tenggelam dalam keasyikan bermain pasir bersama teman-teman yang sama-sama bermain disana. 


Sesi main pasir pun selesai. Kakak menghampiri Abang yang sedang bermain mobil remote. Tiba-tiba Kakak ingin juga bermain remote. Alhamdulillah Abang meminjamkan giliran mainnya pada Kakak, sampai waktu sewa mobilnya berakhir. Sayangnya Kakak merasa belum puas mainnya sehingga merengek meminta bermain lagi. 


Kami pun menjauh dari area bermain, mencari tempat yang sepi untuk meredakan emosi Kakak yang tak ingin berhenti bermain. Aku mengingatkan Kakak dengan kalimat kalimat yang sudah kusiapkan.


"Kak tadi sudah umi tawarkan permainan mobil, Kakak pilihnya main pasir kan?" 


"Boleh bermain mobil, tapi di lain waktu ya, hari ini waktu bermain kita semua sudah habis. Sepakat?"


"Tadi Kakak seru sekali naik mobil aki dan main istana pasir. Lain kali kalau kesini lagi baru mencoba remote kontrolnya ya?"


Dengan sedikit dialog, akhirnya Kakak pun mulai tenang dan bisa menerima bahwa jatah mainnya sudah habis. Alhamdulillah drama terlewati dengan tenang dan damai. Di dalam mobil kami kembali berbincang-bincang dengan anak anak. Kami meminta mereka menceritakan keseruan bermain tadi. Kakak dan Abang pun bercerita bergantian dengan menggebu-gebu. 


Alhamdulillah, dari pengalaman tadi aku belajar satu hal yaitu harus banyak membriefing anak anak sebelum pergi ke tempat keramaian. Menyepakati kapan waktu bermain, berapa kali batas mereka bisa bermain, permainan apa saja yang bisa dilakukan, hingga arahan untuk saling bermain bersama antara kakak dan Abang. Jika sudah berkomitmen demikian, anak anak akan lebih kooperatif dalam bermain. Andaipun mereka keluar dari batas, orangtua tinggal mengingatkan kembali briefing yang sudah disepakati di awal tadi. 


Begitulah, di setiap kesempatan bersama selalu ada celah untuk belajar, mengevaluasi diri, dan berdamai dengan ketidaksesuaian yang ditemukan. Dengan ilmu semua akan lebih menyenangkan untuk dilewati, tanpa perlu berlebihan mengeluarkan emosi negatif. 



Kamis, 19 Oktober 2023

Safar

Alhamdulillah, Allah izinkan hari ini untuk bisa safar ke Sumedang bersama keluarga. Menurutku komunikasi yang efektif saat sedang melakukan perjalanan bersama amatlah penting. Oleh karena itu momen ini adalah momen yang pas untuk mendokumentasikan proses latihan itu.


Tantangan saat bepergian adalah anak anak merengek meminta jatah screen mereka untuk digunakan di mobil. Namun aku teringat perkataan pak Anies Baswedan ketika memberi pesan pada para pemudik, 


"Nah bapak-ibu sekalian, HP ini dipakai untuk komunikasi. Komunikasi ya, begitu perjalanan dimulai HP-nya disimpan baik-baik, jangan dipakai sepanjang jalan,"


"Gunakan perjalanan ini untuk mendongeng pada anak-anak ceritakan perjalanan hidup Bapak-Ibu sekalian kenapa dulu sampai di Jakarta, bagaimana kisahnya berangkat dari kampung dulu,"


"Tunjukan titik sepanjang perjalanan yang menggambarkan keindahan Indonesia tunjukan negeri ini negeri yang indah biar anak-anak kita sepanjang perjalanan memiliki pengalaman"


Berdasarkan pesan itu, aku pun berusaha untuk banyak mengajak dialog anak anak mengenai tempat yang kami lalui sepanjang perjalanan. Alhamdulillah anak-anak menikmati perjalanan dan kami bisa interaktif satu sama lain. 

Rabu, 18 Oktober 2023

Dimengerti

Tatkala diri melakukan kesalahan yang menyebabkan seseorang mengalami kerugian, muncul rasa penyesalan dalam hati. Tak jarang penyesalan itu menjadikan hati semakin menyalahkan diri sendiri. Akhirnya muncullah pengandaian. Andai aku begitu, andai aku begini. 

Di saat seperti itu, hati teramat ingin dimengerti. Diyakinkan bahwa semua akan tetap baik-baik saja. Semua akan pulih kembali seperti semula. Jangan terlalu menyesali dan menyalahkan diri sendiri. Semua sudah terjadi atas izin Allah. 

Namun, jika yang didapat malah sebaliknya. Sungguh yang dirasa oleh hati adalah kekecewaan yang mendalam terhadap diri sendiri, terhadap orang yang menyalahkan, juga terhadap lingkungan sekeliling. Air mata pun tumpah tak terhentikan. Seolah ingin meringankan beban yang memenuhi hati dan kepala. 

Saat air mata tertumpah itulah, ternyata hadir rengkungan yang penuh kehangatan, penghiburan yang menyejukkan, serta permakluman yang melegakan. Air mata yang membasahi akhirnya surut. Berganti dengan hati yang menghangat dan pikiran yang yakin bahwa kesalahan diterima dan telah dimaafkan. 

Dimengerti adalah sesuatu yang amat berharga. Dimengerti menimbulkan perasaan yang luar biasa. Dimengerti menjadikan diri semakin merasa diterima. 

Namun sebelum diri ini dimengerti, maka biasakan diri untuk bisa mengerti orang lain, sebagaimana kita ingin dimengerti. 

Selasa, 17 Oktober 2023

Hari ini suami pergi keluar kota. Membersamai anak-anak jadi lebih menantang tatkala kami sedang LDR seperti ini. Pasalnya, tak ada yang bisa diajak bergantian jika aku sedang membutuhkan space untuk sendiri. Alhamdulillah anak-anak termasuk kategori tenang meskipun hanya bersama Umminya. Mereka justru lebih dewasa dan mandiri di dalam kondisi seperti ini. Hal itu paling aku syukuri. Aku pun bisa meminta bantuan anak anak untuk mengerjakan hal yang membutuhkan bantuan. 

Karakter anak pertamaku adalah fleksibel dan adaptif. Jika abinya tidak ada ia yang bertugas untuk menjaga umi dan adik adiknya. Sore ini Abang harus berlatih untuk persiapan parade tasmi. Sementara rutinitas murojaah dan ziyadahnya pun harus dikerjakan. Ditambah lagi ada tugas dari Ustadz yang harus dituntaskan malam ini.


Sepertinya di dalam pikirannya sudah penuh oleh tugas. Padahal kondisinya dia sudah lelah dan mengantuk. Aku pun memberikan pilihan kepadanya, mau mengerjakan yang mana duluan, nanti aku bantu membangunkan lebih pagi esok untuk melakukan aktivitas yang belum sempat ditunaikan malam ini. Abang pun memilih mengerjakan amanah Al Qur'an ya dulu, yaitu ziyadah dan murojaah. Alasannya karena yang lain bisa menyusul nanti. Akhirnya ia pun melaksanakan amanahnya meskipun terkantuk kantuk. 


Alhamdulillah hari ini teknik komunikasi memberikan pilihan berhasil membimbing Abang untuk melakukan agenda prioritasnya. Setelah selesai murojaah dan ziyadah, rasa kantuknya ternyata malah hilang. Akhirnya Abang malah bisa menuntaskan semua amanahnya keseluruhan. 


Aku berkata padanya,  "inilah berkah Al Qur'an. Abang mendahulukan Al Qur'an, jadi Allah yang mencabut rasa kantuk yang tadi Anang rasakan. Alhamdulillah semuanya jadi sudah tuntas malam ini."



Rabu, 11 Oktober 2023

Jurnal Bunda Sayang Hari Ke 3

Hari ini anak anak berangsur pulih. Namun, secara emosi, mereka masih rapuh dan mudah tantrumnhanya karena hal yang kecil. Seringnya karena ada perselisihan kecil antara anak pertama dan kedua. Akhirnya, anak keduaku sering sekali menangis dan uring-uringan. 


Jika sudah demikian, aku seringkali bertanya dengan penuh tendensi pada anakku yang pertama. Anakku yang pertama menganggap bahwa aku menyalahkannya telah membuat adiknya menangis. 


Akhirnya aku mencoba memahami dulu kondisi mereka. Si kakak yangjuga masih rentan emosinya merasa tersudut setiap kali aku bertanya penyebab adiknya menangis. Lantas, untuk mengatasinya, aku berhenti bertanya pada Kakak. Aku lebih fokus untuk memberikan rasa nyaman untuk keduanya. 


Saat adik menangis aku peluk adik untuk menenangkannya. Lalu aku sampaikan pada Kakak agar ia jangan dulu berinteraksi intens dengan adik karena aduk sedang sensitif. Aku mengarahkan Kakak untuk menyibukkan diri membaca atau bermain dengan adik bayi saja. 


Dengan solusi tersebut, akhirnya tangisan dan perselisihan pun terminimalisir. Aku bersyukur masih bisa menerapkan ilmu dari bunda sayang di saat saat penuh tekanan seperti ini. Semoga, esok kondisi semua anggota keluarga di rumah semakin membaik. 

Sabun Dari Minyak Bekas

Sudah sejak lama aku merasa resah dengan timbunan bekas minyak yang aku kumpulkan sejak dua tahun lalu. Sebelumnya aku berniat untuk menjual minyak tersebut pada pengepul minyak. Mereka memberi harga 6000 perliter. Namun, untuk mengumpulkan 1 liter minyak sisa saja aku membutuhkan waktu yang lama karena aku jarang memasak dengan minyak yang banyak. 

Oleh karena itu, aku mengurungkan niat untuk menjualnya. Hingga kini, aku memiliki 1 dirijen minyak yang masih belum sempat aku olah. Akhirnya suatu hari aku mendapat info ada pelatihan pemanfaatan minyak bekas di Rumah Keluarga Indonesia Tajurhalang. Aku belum berkesempatan hadir. Namun, ada temanku sebagai perwakilan dari desaku yang bisa mengikuti pelatihannya.

Akhirnya aku berencana mengambil ilmu dari pelatihan yang sudah diikuti temanku. Di hari Senin aku menghubunginya dan merencanakan semuanya untuk hari Selasa. Alhamdulillah, temanku bersedia dan terlaksanalah pelatihan pemanfaatan minyak bekas menjadi sabun untuk keperluan mencuci sehari hari. 


Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat sabun minyak bekas ini cukup mudah untuk ditemukan. Bisa juga memanfaatkan barang bekas yang ada di rumah. Syaratnya, barang tersebut sudah tidak boleh digunakan kembali untuk keperluan lain. Khusus untuk pembuatan sabun saja. 

Alat yang disiapkan adalah gelas ukur, teko, wadah plastik, pengocok telur, timbangan, sarung tangan, masker, kacamata, kardus, serta cetakan agar-agar. Sementara itu bahan yang dipakai adalah minyak bekas, bleaching earth, soda api, pewarna dan pewangi.

Cara pengolahan minyak ini tergolong sederhana. Hanya saja butuh kehati-hatian dalam pelaksanaannya. Terutama ketika mencampurkan soda api kedalam air. Pertama-tama kita butuh memproses minyak bekas agar terbebas dari kotoran dan warnanya lebih jernih. Proses ini dilakukan dengan menggunakan bantuan arang atau bisa juga dengan bleaching earth.

Selanjutkan proses pencampuran antara minyak, ditambahkan pewarna, lalu dikocok, ditambahkan pewangi, lalu dikocok lagi, baru ditambahkan larutan soda api dan dikocok lagi hingga konsistensinya mengental. Setelah mengental barulah di tuangkan ke dalam cetakan sabun. 

Setelah dicetak, sabun harus dibiarkan selama minimal dua pekan. Ini dinamakan masa curing. Manfaatnya adalah untuk menghilangkan efek dari soda apinya agar taman digunakan untuk pencucian sehari-hari. 

Sabun ini jika sudah jadi bisa digunakan untuk mencuci barang seperti kerah baju, kaos kaki, lap, noda membandel yang biasanya sulit dibersihkan oleh deterjen pasaran. Beberapa orang yang sudah mencoba sabun ini memberi testimoni bahwa mereka merasa lebih mudah saat mencuci karena pakainnya jadi lebih cepat bersih dari noda.

Sabun berbahan dasar minyak bekas ini adalah salah satu solusi ramah lingkungan dan bisa jadi bernilai ekonomis jika kita mampu mengemasnya dengan baik. Di beberapa daerah banyak ibu-ibu yang sudah memproduksi sabun ini dan dijual ke tetangga sekitar sehingga mereka bisa merasakan kemandirian dari segi ekonomi dengan berbahan minyak bekas ini.






Selasa, 10 Oktober 2023

Jurnal Bunda Sayang Hari Ke-2

Ini adalah hari kedua anak anak sakit. Pagi hari saat bangun, kepalaku sudah penuh dengan rencana aktivitas yang akan aku lakukan sepanjang hari ini. Namun, dengan kondisi anak-anak sakit, aku menyerahkan semua rencanaku pada Allah. Laa Haula wa laa quwwata illaa billah.


Ada agenda di pagi ini yang tak bisa aku batalkan karena menyangkut pertemuan dengan banyak orang. Sementara itu, aku juga memikirkan bagaimana kondisi anak-anak jika aku tinggalkan selama dua jam. Akhirnya aku pun mencoba berkomunikasi dengan suami. Aku memilih waktu yang tepat untuk membujuk beliau agar bersedia cuti dan menemani kedua anak yang sedang sakit. Sementara itu, aku dan satu anak bungsuku akan minta izin untuk tetap melakukan aktivitas di luar.


Aku sebisa mungkin memaparkan alasan mengapa suamiku sebaiknya cuti. Aku ingin membatasi interaksi anak bayi dengan kakak-kakaknya yang sedang sakit. Jadi aku butuh bantuan suami agar bisa melaksanakannya. 


Alhamdulillah , suami bersedia berkorban dan beliau langsung minta izin cuti. Sepanjang hari anak anak yang sakit tenang bersama ayahnya. Sementara aku bisa fokus melaksanakan aktivitas hari itu dan membersamai anak yang sehat. 


Alhamdulillah semua agenda hari ini Allah mudahkan untuk bisa terlaksana dengan baik. Utamanya bantuan suami hari ini sangat membuat aku fokus dalam beraktivitas. Progres kesembuhan anak-anak pun sangat baik. Mungkin mereka bahagia karena bisa sepanjang waktu bersama ayahnya. Jadi hal itu mendorong mereka lebih cepat pulih dibandingkan hari kemarin. 


Alhamdulillah, ilmu komunikasi yang diajarkan di bunda sayang amat sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi selalu menjadi kunci penting dalam berinteraksi. Jika interaksi baik maka akan melahirkan kebahagiaan dan membuat hari-hari lebih mudah dilalui. 


Terimakasih Allah, Alhamdulillah hari ini terlewati dengan bahagia.

Senin, 09 Oktober 2023

Jurnal Bunda Sayang Hari Ke-1

Qodarullah, anak anakku hari ini sakit semua. Di mulai dari anak pertama yang demam sejak hari Sabtu. Hari Seninnya anak keduaku juga sakit. Dan belakangan aku menyadari bahwa anak ketiga yang masih bayi pun ternyata ikut tertular kakaknya. Ia meler. 


Alhasil hari ini sulung tidak berangkat ke sekolah, karena harus istirahat dan pemulihan. Pada saat saat begini, anak-anak biasanya sulit sekali untuk makan karena tidak nafsu dan mulutnya terasa pahit. Aku pun mencoba segala cara untuk membujuk mereka agar tetap masuk makanan dan minuman. Beberapa menu sudah aku siapkan. Semua kesukaan mereka. Namun mereka belum juga mau menyentuh makanan atau minuman. Mereka hanya ingin tiduran saja sepanjang hari. 


Akhirnya saya melakukan salah satu tips komunikasi produktif agar anak anak mau memasukkan makanan. "Kaka mau makan sekarang atau 5 menit lagi? Makan dan minum walau sedikit ya Kak supaya ngga dehidrasi."


Akhirnya Kakak pun memilih mau makan 5 menit lagi dan aku pun langsung menyiapkan makanan dan minuman. Aku berharap Kakak makan lebih dari 3 suap kali ini. 


Saat makan pun tiba. Sambil Kakak makan, aku menyimak curhatan Kakak, mulai dari perutnya yang terasa mual, lidah pahit, dan beberapa kali ke kamar mandi karena diare. Aku mencoba menghibur. Insya Allah akan segera sembuh, yang terpenting jaga asupan makan dan minum agar tubuh semakin fit.


Semoga Allah kuatkan kami selalu untuk bisa melalui salah satu episode kehidupan ini. 


Jumat, 14 Juli 2023

Kembali Bebas



Tata dan Ibra pasangan yang baru saja menikahkan anak bungsu mereka. Setelah pernikahan usai, tiba-tiba Tata mengajukan usulan pada Ibra agar mereka bercerai saja. Tata ingin bebas katanya. Sementara Ibra, teramat kaget dengan usulan Tata. Ia meminta maaf namun keputusan Tata sudah bulat. Bahkan tata sudah memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah kontrakan di kawasan Depok. Ia ingin membuat jarak dengan Ibra dan fokus melukis untuk pamerannya. Apa yang membuat Tata ingin berpisah dan bagaimana cara Ibra mempertahankan Tata? Kisah mereka sungguh membuat aku hanyut berderai air mata. 


Ini buku termenyayat hati yang aku baca setelah Penaka. Baca buku ini bikin aku menangis di setiap lembarannya karena ikut merasakan beban yang dirasakan Tata selama 29 tahun berumah tangga. 


Aku suka ide cerita nya. Banyak sekali pelajaran tentang pernikahan, terutama tentang komunikasi, saling pengertian, seni memahami pasangan, memberi ruang pada pasangan, apresiasi pada pasangan, ah aku jadi berefleksi pada pernikahanku sendiri saat baca buku ini. Relate banget pokoknya. 


Kurangnya, tokoh utama yakni Ibra digambarkan sudah berusia hampir 60 tahun dan punya cucu. Tapi vibesnya saat kubaca seperti masih berusia 30 tahunan. 


Salah satunya alasannya karena karakter ini digambarkan senang main games. Aku jadi berpikir apakah iya kalau sudah punya cucu masih akan bertahan ya kebiasaan main gamenya? Apalagi yang dimainkan sepertinya game kekinian. 


Tapi terlepas dari itu. Karakter Ibra mewakili kondisi nyata di rumah tangga. Banyak suami yang sibuk main game dan gamenya ini menyita waktu hingga tak sempat memperhatikan keluarga. 


Buku ini cocok dibaca baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Di dalamnya kita bisa belajar tentang realita kehidupan pernikahan. Aku sendiri belajar bahwa butuh usaha yang keras untuk bisa menjalankan pernikahan yang sehat dan bahagia agar bisa bertahan penuh cinta dalam waktu yang lama. 


♥️Kembali Bebas | Sasa Ahadiah | Gramedia | 2023 ♥️

Jumat, 19 Mei 2023

Zona 2 Hari ke 10 Komunikasi Produktif

 Latihan hari ini bersama anak anak aku mencoba menerapkan Reflective Listening. Caranya adalah dengan mengulangi kembali apa yang dikatakan anak dengan menggunakan kata kata yang berbeda. 


Manfaat dari jenis komunikasi ini adalah memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan emosinya tanpa menghakimi. 


Anakku bercerita tentang game yang baru saja ia mainkan. Matanya berbinar saat menceritakannya. Sementara aku menyimaknya sebenarnya dengan perasaan kurang antusias. 


Tapi demi melatih komunikasi ini aku coba menggali bagaimanna perasaannya. Dan ia terus bercerita tanpa henti karena memang game itu sedang ia senangi. 


Sepertinya aku harus terus bannyak berlatih pola komunikasi ini. Karena topik Yanng anakku bicarakan bukan yg aku senangi jadi aku harus tetap menyimak dengan baik apa yang ia sampaikan.


Semoga. Ke depan nya latihan ini akan terus berproses jadi lebih baik. Amin. 

Kamis, 18 Mei 2023

Zona 2 Hari ke 9 Komunikasi Produktif

KISS (Keep It Short and Simple) jadi bahan latihanku bersama anakku hari ini. Ya, karena seorang wanita itu Corpus colloseumnya tebal, dia jadi bisa melakukan hal yang multitasking. Termasuk dalam bicara. Kalimat kalimat panjang mendominasi. Kalau mau meminta tolong seringkali sekaligus disampaikan. Dan ini masih jadi kebiasaanku juga pada anak anak. 


Kali ini aku mencoba menerapkan KISS. Aku meminta anakku untuk merapikan bukunya. Fokus pada satu instruksi sampai ia selesai. Setelah selesai, lanjut instruksi menyiapkan perlengkapan untuk esok. Aku menunggu hingga ia selesai. Setelah rampung, aku mengajak ia murojaah untuk persiapan tasmi 1 juz pekan depan. Dan ia pun melakukannya tanpa drama. 


Alhamdulillah, ternyata memang instruksi yang singkat, padat, jelas lebih dapat diterima dibanding dengan pesan yang panjang. Dampaknya pada anak juga ia tidak kebingungan dengan urutan instruknya karena dikerjakan satu persatu bergantian. 


Semoga latihan hari ini semakin membuat komunikasi kami semakin produktif. 

Rabu, 17 Mei 2023

Zona 2 Hari ke 8 Komunikasi Produktif

Hari ini sepertinya latihan dengan suami belum bisa via percakapan langsung seperti biasa. Karena suami berangkat pagi dan pulang  larut malam. Maka latihan disiasati dengan menggunakan telpon.


Bicara lewat telpon di sore hari terasa lebih ceria. Mungkin karena suami masih fit dan suasana di kantor pun fresh dan sejuk. 


Beda halnya kalau bicara di rumah. Wajahnya pria katanya cenderung datang, kata dr. Aisah Dahlan. Ya, kalau di rumah memang kadang suami di gelayuti terus sama anak anak sehingga lebih cepat lelah. 



Selasa, 16 Mei 2023

Zona 2 Hari 7 Komunikasi Produktif : Menjaga Kontak Mata

 Perihal renovasi rumah agaknya menjadi topik utama perbincangan aku dan suami dua pekan ini. Diskusi sana sini, menentukan desain, menentukan warna cat, memilih bentuk taman, dan lain lain kadang membuat adanya perselisihan kecil antara kami. 


Untuk menghindarinya, aku mencoba untuk berbicara dengann menjaga kontak mata, sambil melihat bagaimana gesture suami jika kami sedang diskusi tentang rumah. 


Untuk latihan yang satu ini, aku merasa agak kesulitan. Karena aku sendiri tak bisa menatap mata seseorang dengan durasi yang lama. 


Tapi, saat mencoba melatihnya aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku lebih merasakan apa yang hendak disampaikan suami. Bisa melihat ekspresinya, antusiasnya, ataupun ketidaksetujuannya.


Ya, aku masih harus banyak berlatih untuk hal ini. Semoga esok bisa lebih baik lagi. 

Senin, 15 Mei 2023

Zona 2 hari 6 Komunikasi Produktif

 Hari ini mayoritas anggota keluarga sakit batuk, pilek, dan radang. Hal ini membuat komunikasiku dengan anak anak kurang berjalann lancar. 


Sejak pagi, aku mengajak anak kedua untuk bermain ayunan di taman komplek. Namun, karena ada ada pekerjaan yang mendadak harus dilakukan, kami batal pergi ke taman. 


Siang hari, ternyata ia masih mengingat janji ke taman. Ia merengek ingin ke taman. Aku yang sednag tidak enak badan belum bisa memenuhi keinginannya. Ia pun karena sedang batuk pilek jadi meminta dengan rewel. 


Karena aku lemas, jadi coba kualihkan dengan melihat ayunann di buku. Dia masih tetap kukuh ingin ke taman. sementara aku semakin lemas dan ngantuk saat itu, jadi terpaksa aku bujuk ia untuk menonton ayunan saja d#i YouTube kids, agar aku bisa terlelap sebentar. 


Aku setting timer di aplikasi itu, lalu memilih program yang akan ditonton. Ia pun hanyut dalam tayangan itu. 


Latihan komunikasi hari ini tidak berjalan baik. Esok harus kuperbaiki agar tidak #mengulang kesalahan hari ini. 



Minggu, 14 Mei 2023

Zona 2 Hari 5 Komunikasi Produktif : Pahami Dulu Agar Kelak Dipahami

Hari ini aku minta jemput suami di lokasi acara walimah. Aku share lokasi via WhatsApp pada suamiku agar ia mudah saat menjemputku. 


Beberapa waktu kemudian, suami menelpon dimana persisnya lokasi penjemputannya. Aku katakan di komplek A. Ternyata suami malah berada di komplek B, yang berada di desa lain karena mengikuti map yang aku kirim. 


Saat itu ingin rasanya aku membela diri, karena merasa sudah tepat saat mengirim map. Tapi, aku tahan pembelaanku, karena aku yakin suami pasti cape dan kesal karena terbawa lumayan jauh dari lokasi jemput yang seharusnya. 


Serentetan pembelaan yang aku siapkan aku ubah menjadi 1 kata. Maaf. Aku akan kirim ulang mapnya lagi dan semoga tidak mengarahkan ke tempat yang salah lagi. Aku pun melengkapi map dengan alamat lengkap lokasi jemput dan ciri ciri yang jelas agar lebih mudah dijangkau. 


Beberapa kemudian suami pun tiba. Kulihat raut wajahnya, seperti yang kuduga. Ia masih kesal. Aku minta maaf dan berterimakasih karena ia sudah berusaha kesini. 


Di motor kami pun kami berbincang, meski tanpa kontak mata, tapi suasana sudah mulai mencair. Semoga kekesalannya juga sudah reda ya. 


Dari kondisi tadi aku sadar bahwa kita harus banyak memahami terlebih dahulu agar bisa dipahami oleh orang lain. Ketika kita mampu menurunkan ego, kita akan mampu mengeluarkan kata maaf dengan tulus, sehingga maknanya bisa sampai ke hati kawan bicara. 


Andaikata saat itu saya melakukan pembelaan, tentu suami akan semakin kesal, dan kekesalan itu bisa jadi akan terbawa sampai rumah dan mengganggu komunikasi kami di rumah. Padahal ada anak anak yang akan merasakan suasana tak itu kelak. 


Latihan hari ini cukup membuat aku bahagia. Semoga esok aku bisa melatih terus poin poin komunikasi produktif yang lain dengan orang orang terdekatku sehingga kami bisa mencapai kesepahaman dalam berkomunikasi. 

Sabtu, 13 Mei 2023

Zona 2 Hari 4 Komunikasi Produktif: Choose the Right Time

 Waktu yang tepat untuk aku dan suami berdialog adalah saat kami rileks berada di luar rumah. Seperti tadi, kami berjalan jalan pagi, banyak hal yang aku bicarakan kepada suami. Terkait kondisi anak anak, rekap kondisi rumah selama sepekan, kondisi keluarga saudara dan kerabat, serta, serta rencana kami untuk rumah yang sedang dalam masa perbaikan sana sini. 


Karena bicara sambil berjalan jadi poin eye contact tidak terlaksana. Namun pembicaraan tetap terasa hangat karena suasana yang terbangun amat rileks. Beda halnya jika bicara di rumah, kami jarang mendapat momen yang bisa membuat kami bicara panjang lebar selama itu. 


Untuk proses hari ini aku rasa masih perlu perbaikan. Semoga ke depannya meskipun di rumah aku tetap bisa membuat momen berbincang dengan suami serileks pagi ini. 

Jumat, 12 Mei 2023

Zona 2 Hari 3 Komunikasi Produktif : Fokus Pada Solusi

 Hari ini cukup melelahkan. Ada tukang di rumah menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi aku ada jadwal berkunjung ke sekolah anakku yang pertama. 


Kelelahan fisik dan emosi membuat aku berkomunikasi dengan buruk pada anak anak. Ketika mereka melakukan hal yang bising sedikit saja, aku langsung bereaksi. Beberapa reaksi masih bisa dikendalikan. Tapi ada juga beberapa yang sama sekali belum produktif. 


Aku sepertinya banyak fokus pada masalah saat bicara pada si sulung. Banyak mengungkit kesalahan ia yang sudah terjadi di masa lalu. 


"Abang, makanya jangan dibiasakan begitu sama adik, jadi terbawa kebiasaannya ke sekolah." 


"Abang, lain bajunya selalu ngga digantung kalau sedang ganti." 


"Abang, piring kotornya jangan di biarkan terus, nanti kebiasaan." 


Dan banyak lagi perkataan aku yang sangat tidak produktif. 


Maka tadi malam aku coba latihan poin komunikasi fokus pada solusi.


 "Abang, supaya bisa rukun samaa adik, apa yang harus dilakukan ya?" 


Aku juga latihan banyak mengapresiasi kebaikan yang terlihat dari si sulung. Agar ia tahu bahwa hal baik yang dilakukan akan membuat sekeliling bahagia. 


"Terimakasih sudah mengambilkan adik minum."


"Barakallah Abang sudah murojaah hari ini." 


"Alhamdulillah, berhasil duduk anteng saat murojaah dan tilawah tadi." 


Menurutku, apa yang aku latih hari ini masih belum baik. Aku harus banyak latihan lagi dalam berkomunikasi dengan anakku yang sedang dalam masa tamyiz ini. 


Bismillah semoga dimudahkan. 

Kamis, 11 Mei 2023

Zona 2 Hari 2 Memberikan Pilihan

 Catatan Hari ke 2 Zona 2

Komunikasi Produktif


Putra sulungku saat ini sudah memasuki masa tamyiz. Kami sedang melatih ia untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Kadang ia bersemangat shalat di masjid di waktu Maghrib dan Isya. Namun, saat ashar ia seringkali masih lelah habis sekolah dan masih ingin main.

Hari ini, ia belum shalat ashar, padahal sudah hampir jam 16.30. Aku mencoba memberi instruksi yang jelas menggunakan kaidah KISS (Keep it short and simple).

"Abang, ayo segera shalat ashar."

Namun ia masih sibuk dengan aktivitasnya. Alih alih shalat ia# malah menyeduh teh manis karena kehausan.

Aku mengganti strategi #komunikasi.

"Abang, mau shalat ashar berapa menit lagi?"

Ia pun menjawab, "5 menit lagi Umi kalau tehku sudah habis."

"Laksanakan ya Bang, waktu ashar hampir habis."

Akhirnya, saat tehnya habis, ia pun bergegas shalat.

Sebelum belajar komunikasi produktif aku selalu senewen kalau saat adzan ia tak segera ke masjid. Tapi aku berkaca, aku saat seusianya dulu juga begitu. Mumpung masih tahap latihan, biarlah ia berproses dulu, pikirku.

Dulu aku sering menyindir kalau ia belum shalat. "Abang kok ngga ke masjid?", "Abang denger azan ngga sih?", "Abang kenapa masih di rumah?", "Abang, itu temennya udah pada ke masjid lho." Dan semua perkataan itu tidak spesifik ternyata jadi tidak bisa menggerakkan ia untuk ke masjid.

Dengan mengganti kalimat perintah menjadi pilihan, ternyata anak menjadi punya ruang untuk bisa mengambil keputusan tanpa terkekang oleh perintah.

Jadi, aku akan terus melatih komunikasi ini pada anak anak agar pesan yang kusampaikan bisa dipahami anak anak.

Rabu, 10 Mei 2023

Zona 2 Hari 1 Komunikasi Produktif : Menjaga Kontak Mata

 Hari ini aku dan suami menuju ke rumah sakit untuk memenuhi jadwal periksa kandungan rutin. Sesampainya di rumah sakit, antrianku masih menunggu 3 orang lagi. Aku dan suami pun menunggu di salah satu sofa sambil melakukan aktivitas masing-masing. 


Suami sesekali melakukan telpon dengan rekan kerjanya, karena dia cuti. Aku membaca novel via tab. Tiba tiba terdengar namaku dipanggil. Aku kaget karena giliranku masih jauh. Ruangan dokter kandungan pun masih terisi pasien. Oh, ternyata yang memanggil adalah bidan jaga di yang biasa disebut PMO. 

Aku dan suami bergegas menuju bidan tersebut. Ia menanyakan tentang rencana persalinanku. Aku jawab aku akan melahirkan di bidan. Lalu ia bertanya mengapa tidak di rumah sakit, mengingat kehamilanku adalah kehamilan resiko tinggi dan aku pun tidak memiliki kendala dengan biaya karena ada asuransi. Bidan juga memaparkan sejumlah resiko jika aku memilih melahirkan di bidan.

Setelah panjang lebar menyimak saran bidan, aku hanya tersenyum, lalu berpandangan dengan suamiku lalu menjawab bidan dengan kata-kata singkat, "baik, akan saya diskusikan dulu dengan suami ya Bu, nanti kami kabari lagi". Bidan pun menerima dan kami mengakhiri sesi pembicaraan itu.

Aku dan suami kembali ke tempat duduk kami. Baiklah, ini adalah momen yang tepat untuk berlatih komunikasi produktif yang baru saja aku dapatkan tadi. 

"Aku tidak nyaman dengan ucapan bidan tadi. " Ucapku singkat. 

"Kalau ada pasangan lain yang belum belajar, lalu ditakut takuti dengan segala resiko, Mereka pasti langsung down." Lanjutku. 

Tadinya aku mau menjaga kalimatku agar singkat singkat saja, tapi ternyata aku tak sabar menumpahkan unek-unekku pada suami, jadi aku mengandalkan kontak mata dalam komunikasi ini.

Suami menjawab, "Ya, kenapa mereka lebih memaparkan segala resiko?" 

"Iya, dan itu membuat aku merasa terpojok dan tertekan. Jleb sekali di hati." Ucapku

Suami melanjutkan, seharusnya mereka lebih menwarkan benefit jika melahirkan di RS, bukan menakuti seperti itu."

"Itulah mengapa aku tadi bilang akan diskusi dulu sama Abi. Nanti kalau ditanya lagi kenapa kita tidak reservasi di RS, aku akan jawab kami berencana akan melahirkan di tempat orangtua ya. Bagaimana?" Aku masih menjaga kontak mata, melihat bagaimana reaksi suami. 

"Iya, sebaiknya jawab begitu saja." 

Kami pun bersepakat dengan jawaban kami,jika nanti bidan menanyakan kembali hasil keputusan kami. Dari momen ini, aku belajar untuk mengutarakan perasaanku pada suami. Bahwa aku tidak nyaman diperlakukan begitu. Aku mengajukan solusi dan meminta persetujuan suami dengan menjaga kontak mata agar aku bisa melihat bagaimana respon dan gesture suami. 

Alhamdulillah, latihan komunikasi produktif antara aku dan suami berhasil kami lakukan. Berlatih menjaga kontak mata saat berkomunikasi membuat aku juga harus menyiapkan mental karena tak jarang suami berkomunikasi sambil memandang ke gagdetnya. Ya, itu bisa aku pahami karena dari buku yang kubaca, tatapan pria itu saat berbicara tidak akan lama. 

Besok aku akan berlatih poin komunikasi selanjutnya. Dengan belajar komunikasi produktif ini, Alhamdulillah aku perlahan bisa mengubah pola pola komunikasi ku yang sebelumnya keliru. Selamat berlatih untuk hari esok. Semoga dimudahkan. 

Kamis, 13 April 2023

Terlalu Cepat

Menjelang malam 23 Ramadan, aku melakukan persiapan fisik untuk itikaf. Salah satunya dengan tidur siang selama satu jam selepas Zuhur. 

Di tengah-tengah tidur aku beberapa kali terbangun karena mendapati perutku kencang. Aku pun mengubah posisi. Tapi ternyata masih terasa ngilu dan kencang. Kucoba untuk mengosongkan kantung kemih ke kamar kecil. Setelah itu Alhamdulillah kondisi membaik dan aku pun kembali tidur.


Menjelang ashar aku bangun, lantas mengambil air wudhu untuk siap siap sholat. Ternyata perut kencang ini masih berlanjut. Bahkan sampai terasa ngilu di bawah perut dan menjalar hingga kaki merasa lemas. Pinggang belakang sampai perut depan terasa mulas. 


Usia kandunganku menginjak 32 pekan. Apakah ini kontraksi palsu? Apakah tidak terlalu dini ya datangnya? Aku coba merekatkan diri lagi, menenangkan diri, mengatur nafas. Tapi karena belum siap, yang keluar malah air mata dan dzikir yang mengiba. 


Ya Allah, ampuni aku. Aku belum siap. Masih banyak pr kehamilan yang belum aku tuntaskan. Pantaskan aku untuk bisa bersalin dengan normal dan nyaman dengan kondisi tubuh, mental, dan ruhiyah terbaikku ya Allah...


Aku masih memantau durasi kontraksi ini. Semoga cepat mereda seiring berjalannya waktu. 

Selasa, 28 Maret 2023

Jurnal Syukur


 "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Aku mencoba menulis hal yang aku syukuri selama sepekan ini. Tapi ternyata untuk menulis nikmat hari ini pun sudah tak terhitung banyaknya. 


Mulai dari awal hari tadi, ¹Allah masih memberikan kesempatan untuk memperbanyak amal dengan menghidupkanku kembali setelah kematian sejenak dalam tidur.


Meskipun sahur hari ini agak kesiangan Alhamdulillah ²anak anak mudah dibangunkan untuk sahur, lalu ³mereka membantu merapikan peralatan makan mereka. 


Saat subuh tiba, ⁴mereka dengan gesit pergi ke masjid bersama ayahnya. Bahagia karena shalat subuh adalah shalat yang disaksikan malaikat. “Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Isro’: 78)


Allah izinkan lisan ini untuk ⁵membaca kalamNya lebih banyak dari hari biasa. Allah juga ⁶hadirkan sahabat yang siap menyimak hafalan yang sangat minimalis ini. Selesai menyimak sahabatku memberi nasehat. ⁷Katanya yang terpenting bukanlah hasil dari hafalan, tapi selama apa kita terus menghafal dan bersama Al Qur'an. Meskipun kita merasa tak hafal-hafal, teruslah berusaha sampai Allah yang menghentikan. 


Selepas suami dan anak sekolah, ⁸aku masih punya waktu untuk menuliskan jurnal harian. Tak lama, ⁹anak kedua bangun tanpa drama dan rewel, itu juga suatu nikmat yang kadang luput disyukuri. Selesai memandikan dan mengajaknya makan, ¹⁰aku pun bisa beraktivitas bersamanya sambil mengerjakan pekerjaan domestik. 

Satu hal yang paling aku syukuri lagi di hari ini adalah, aku bisa menyelesaikan tantangan hari ke 14 di zona 1 Bunda Sayang ini. Alhamdulillah. Semoga aktivitas menulis ini bisa menjadi habit untukku sehingga setidaknya satu hari bisa menghasilkan 1 tulisan di blog ini. 

Masya Allah, jika benar benar diresapi, keseharian sederhana seperti itu adalah hal yang amat harus disyukuri. Namun begitulah, jika hati sedang lalai dan risau pasti ada saja keluhan keluhan yang keluar dari lisan. Dan itu bukan hal yang jarang terjadi alias seringšŸ˜­


Maka menyadari bahwa hidup itu sendiri adalah anugerah dari Allah membuat kita semakin bisa bersyukur bahkan pada hal terkecil sekalipun. Alhamdulillah.

Minggu, 26 Maret 2023

Antara Karya dan Jurnal


Bismillah.. 

Tak terasa hari ini tantangan Zona 1 Bunda Sayang sudah menginjak hari ke-13, dari total 14 hari tantangan. Rasanya benar kata Bu Dekan kemarin, hari 1 sampai 7 itu awal pembiasaan menulis jurnal. Awalnya berat, lupa, bingung, overthinking tentang apa yang harus ditulis. Lama kelamaan malah menjadi habit dan semakin mudah mengeluarkan isi pikiran menjadi tulisan. Aku jadi tidak terlalu overthinking lagi setiap mau menulis jurnal. 

Hari ini bertepatan dengan hari kelima di bulan Ramadhan. Beberapa hari lalu aku diuji sakit oleh Allah. Namun, dari sakit itu aku jadi merasakan banyak hikmah yang selama sehat tidak aku temukan. 

Beberapa kenikmatan yang tampak sepele, saat sakit ternyata sangat berharga untuk selalu di syukuri. Perhatian yang jarang aku apresiasi, saat sakit amat terasa sangat berharga. Bantuan kecil yang  diberikan anak anak, saat sakit terasa sebagai anugerah yang sangat besar. Ya, Allah sedang memberi kebahagiaan lain, tapi dengan cara yang lain pula. 



Momen aha yang aku dapat adalah  meskipun dalam kondisi sakit, hari hari harus tetap berjalan. Karya harus tetap diupayakan. Tak apa sementara berjalan lambat, asalkan tidak berhenti dan berbalik mundur ke belakang. Dengan menulis jurnal harian tentang pencapaian di masa lalu, bisa menjadi semangat kita agar selalu melangkah ke depan menggapai mimpi yang sedang diupayakan. 

Semoga Allah mampukan untuk terus bergerak. Menjadi hamba yang terbaik, yang bermanfaat bagi orang lain. Aamiin..