Sabtu, 23 Maret 2024

Perjalanan Belajar

Salah satu kegiatan yang paling aku nikmati dalam hidup adalah belajar. Terutama di kelas talaqqi bersama para guru yang bacaannya luar biasa terjaga. Salam satu kelas yang aku ikuti adalah Tahsin Dauma yang diadakan oleh yayasan Bil Qurani Nahya. 


Tahsin Dauma aku ikuti secara online. Meskipun begitu faidah yang aku dapatkan amatlah besar. Setiap belajar, pasti aku mendapatkan banyak masukan untuk memperbaiki bacaanku. Pe-er huruf, sifat, ilmu tajwid yang harus aku tuntaskan selalu kucatat dalam jurnal talaqqiku. Dengan mencatat, aku jadi tahu, huruf apa yang harus lebih banyak diulang dan dilatih. Aku juga jadi tahu bagaimana perkembangan bacaanku dari satu sesi kelas ke kelas yang lainnya. 


Perjalananku di Tahsin Dauma terbilang cukup lama. Di semester pertama aku berjumpa dengan Ustadzah Mariah Hafizhahullah. Beliau sosok yang ceria. Saat mengkoreksi bacaan, beliau selalu memotivasi dan membuat kami lebih semangat. Di kelas kami ada 5 peserta dan salah satunya ada seorang ibu yang usianya sudah lebih dari 50 tahun. Beliau paling semangat belajar dibandingkan kami yang muda muda ini. Beliau seringkali mengeluh kesulitan mengucapkan huruf, terutama huruf dhod. Penyebabnya adalah karena gigi gerahamnya sudah tidak ada. Sementara untuk mengucapkannya kita harus menempelkan tepi lidah ke gigi graham. Menyimak sang ibu bertalaqqi dengan Ustadzah Mariah sungguh membuat kami merasa tertampar. Malu dengan semangatnya, kesungguhannya, serta adabnya kepada guru yang sangat menawan. Maka, ketika kami mendengar berita bahwa beliau meninggal, beberapa bulan setelah mainterpisah kelas, hatiku sangat kaget dan menangis tersedu-sedu. Sedih rasanya kehilangan sahabat belajar yang sekaligus menjadi teladan. Bu Susi, semoga Allah izinkan engkau terus naik dari satu tingkatan ke tingkatan lain berbekal hafalan dan bacaan Al Qur'anmu. Aamiin.


Di semester selanjutnya, aku bertemu dengan Ustadzah Shovi Hafizhahullah. Masya Allah, saat pertama menyimak bacaan beliau, sungguh sangat menentramkan. Suaranya lembut, namun semua makhroj, sifat dan tajwidnya sangat jelas. Karakter beliau tegas, dan tak mudah menyerah untuk mengkoreksi bacaan kami. Jika ada yang salah, beliau tak ragu menghabiskan waktu lama melatih kami hingga ada perbaikan yang kami lakukan. Beliau tak segan menegur jika dirasa kami kurang semangat atau kurang berlatih sebelum belajar. Saat itu kesulitannku adalah nafas yang pendek karena sedang hamil besar. Berkali-kali hal itu menjadikan bacaanku penuh dengan koreksian. Namun, beliau terus sabar membimbingku. Suatu ketika teman-teman sekelas semua izin tidak masuk kelas, hingga hanya aku saja yang ada di ruangan zoom. Alhamdulillah, beliau bersedia menyimak bacaanku di sepanjang waktu pembelajaran. Kurang lebih 30 menit full aku disimak dan dikoreksi, serta diberi masehat. Sungguh saat-saat itu amat berkesan untukku. Rasanya aku tak ingin berpisah dari guru seperti beliau. Namun, peraturan lembaga membuat aku tak bisa kembali ikut kelas beliau di semester selanjutnya. Namun demikian, aku tetap berdoa agar kelas mendapat rezeki kembali mengikuti kelas beliau. 


Tibalah di semester ketiga. Aku dibersamai dengan guru yang tak kalah luar biasa. Ustadzah Ilna Hafizhahullah, sosok yang tegas, namun saat talaqqi sangat lembut dan sabar memberikan contoh. 6 bulan dibimbing oleh beliau, banyak sekali koreksi yang kudapatkan. Saking telitiny beliau, di akhir bulan ke 5 kami diizinkan talaqqi sambil membuka kamera. Ternyata dengan begini kesalahan membaca kami semakin jelas terlihat. Kami pun jadi makin jelas melihat contoh bacaan yang baik dari Ustadzah. Alhamdulillah banyak sekali faedah yang didapatkan dari pembelajaran kami setiap pekannya. 


Di akhir pembelajaran, ada ujian yang dilaksanakan sebanyak dua kali. Satu sesi oleh pengajar di kelas, dan satu sesi oleh penguji dari kelas lain. Alhamdulillah aku mendapatkan penguji yang pernah menjadi guru di semester sebelumnya. Saat ujian rasanya campur aduk. Antara bahagia bisa bertemu beliau lagi, tapi juga khawatir bacaanku tak ada peningkatan sejak tidak talaqqi bersama beliau. Aku mengusahakan membaca sebaik yang aku mampu. Semoga hasilnya baik. 


Dan tibalah waktu yang tak ingin aku alami sebenarnya, yakni penutupan kelas tahsin Dauma sekaligus wisuda. Semua wisudawati dipanggil namanya satu per satu. Di akhir sesi ada penghargaan untuk wisudawati yang berprestasi. Dalam hati, aku takjub pada para nama yang dipanggil karena prestasinya. Masya Allah, amat keras perjuangan mereka untuk Istiqomah dan terus berlatih. Dan di akhir sesi, ternyata ada namaku juga dipanggil. Masya Allah, hatiku tak percaya sama sekali. Aku ada diantara orang orang hebat itu ternyata. Hadza min Fadhli robbii.. semoga hal ini menjadi awal dari perjuanganku selanjutnya bersama Al Qur'an. Aamiin





Sabtu, 16 Maret 2024

Cerita Ramadhan Keempat

Setelah mendapatkan berbagai kemudahan di awal ramadhan, hingga bis mengkhatamkan Al Qur'an dalam waktu dua hari, tibalah giliran ujian yang hadir menemani. Mulai dari ujian berupa mengantuk saat membaca, anak anak sakit, sampai gagal tarawih karena tertidur saat menemani anak anak. 


Ya, setan punya banyak cara untuk melalaikan manusia. Apalagi ketika sedang sholat. Saat anak anak tertidur, niat hati ingin melaksanakan sholat sambil membaca mushaf shalat. Alhamdulillah beberapa halaman awal lancar dibaca tanpa hambatan. Tapi entah di ayat ke berapa, tiba-tiba ada lintasan di pikiranku. Tergambar seorang teman di komplek yang baru saja menikah, bagaimana ya kabar dia selanjutnya? Astaghfirullah pikiranku langsung berontak ingin kembali fokus pada bacaan. Aku berusaha memahami ayat yang sedang kubaca. Berhasil, 1 halaman aku menangis saat tadabbur maknanya. Tapi selang berapa detik hadir lagi bisikan yang lain. Tiba tiba kepikiran mau membelikan buku apa ya untuk menemani buka puasa anakku?


Subhanallah wastaghfirullah..


Padahal lisan masih membaca ayat ayat Al Qur'an. Namun, karena sedikitnya pemahaman akan ayat yang dibaca, selalu terdistrak dengan bisikan bisikan yang hadir di pikiran. Inilah wujud asli waswaasil khonnas, alladzi yuwaswisu fii shuduurinnaas. Setan yang membisikan keburukan pada hati manusia.


Saat itu benakku berperang. "Aku ingin khusyuk ya Allah, kembalikan aku supaya bisa menikmati bacaanku lagi." Di sisi lain hadir lagi pikiran, aku harus menuliskan pengalaman ini nanti di blog. Aku lawan lagi kala bacaan sampai ke ayat tentang doa-doa di akhir surat Ali imran. Ku ulang doa doa itu. Hingga masuk ke hati, hingga aku bisa menangis karena doa itu. Sesaat aku merasa sudah menang melawan bisikan syetan. Tapi ternyata tidak!


Godaan yang pamungkas pun datang. Di luar terdengar suara tukang koran yang setiap hari ke rumah. Ia mengayuh sepeda di tengah hujan deras, lalu memanggil dengan sapaan khasnya, "Permisi, koran!". Sontak aku ingat, koran yang kemarin diantar belum kubayar karena diantar saat aku sedang keluar rumah. Astaghfirullah, dengan berat hati akhirnya kubatalkan sholatku, lalu menghampiri bapak penjual koran dan menyerahkan uangnya. 


Setelah itu, aku berniat melanjutkan sholat dan bacaanku lagi. Tapi ternyata tak bisa karena anak anak terbangun dan minta ditemani. Astaghfirullah. Saat itu aku merasa benar benar kalah. Namun, aku bersyukur karena Allah memberikan aku pengalaman yang sangat berharga pagi ini. Pemahaman bahwa setan itu akan selalu mengganggu manusia dengan segala daya upayanya. Sementara manusia, daya upaya yang sudah dia usahakan? Allah sudah menyiapkan benteng perlindungan berupa dzikir. Apakah sudah di rutinkan? Allah sudah memerintahkan untuk bertadabbur ayat ayatnya, apakah sudah dilaksanakan? Sungguh masih sangat jauh diri ini menuju kesana. 


Ya Allah, aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk.  Izinkan aku untuk bisa melanjutkan sholat dhuhaku kembali ya Allah, agar aku bisa membaca kalamMu dengan kondisi paling khusyuk yang bisa kuupayakan. Laa haula wa laa quwwata Illaa billah.




Kamis, 14 Maret 2024

Cerita Ramadhan Hari Ketiga

Sedikit oleh oleh dari tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Deden Makhyaruddin ini membuka pintu optimisme buat semua yang ingin mengkhatamkan Qur'an berkali kali di bulan Ramadhan. Kurang lebih berikut ini kisah singkatnya. 


Dahulu saat Al Qur'an masih dalam proses turun, tidak semua sahabat memiliki hafalan Al Qur'an yang banyak. Saat itu Al Qur'an belum di bukukan, maka seseorang yang ingin membaca Al Qur'an otomatis harus menghafalkannya terlebih dahulu. Mereka pun hanya bisa membaca hafalan mereka saja karena tidak semua sahabat memiliki catatan Al Quran. Hanya beberapa orang saja yang memiliki catatan tentang Al Qur'an, diantaranya Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud dll. Mereka adalah para guru Al Qur'an. 


Saat bulan Ramadhan tiba, Rasulullah dan para sahabat pun meningkatkan interaksinya dengan Al Qur'an. Ada sahabat yang membaca sebagian dari Al Qur'an yang sudah mereka hafal. Ada sahabat yang membaca seluruh Al Qur'an yang telah mereka hafal. Namun semua dari mereka tetap dianggap khatam Al Qur'an, meskipun mereka membacanya sesuai dengan jumlah hafalan mereka. 


Kok bisa? 


Jawabannya adalah karena mereka mengulang - ngulang hafalan mereka sehingga jumlahnya setara dengan jumlah keseluruhan Al Qur'an. Dari kondisi tersebut Ustadz Deden memberi gambaran bahwa jika seseorang ingin mengkhatamkan Al Qur'an dengan hafalannya, mereka bisa meniru cara para sahabat tersebut. Teknisnya adalah dengan membaca hafalan kita secara berulang sampai setara dengan keseluruhan Al Qur'an. Misalkan kita hafal juz 30 maka ketika kita mengulang juz 30 sebanyak 30 kali maka sudah setara dengan satu Al Qur'an. Meskipun kita membaca surat Al ikhlas sampai annas sebanyak 1 halaman, itu juga bisa dianggap khatam kalau kita mampu mengulangnya sebanyak 604 kali. 


Masya Allah, ternyata begitulah rahasia cara khatamnya para penghafal Al Qur'an. Dengan cara itu hafalannya akan tetap terjaga tapi juga tetap dapat pahala luar biasa dari khataman Al Qur'an. Meskipun hafalan belum banyak, tapi kalau diulang sehingga setara 1 Al-Qur'an kelelahan dan perjuangannya pun akan sama bukan? Dengan cara ini, setiap orang jadi lebih berkesempatan untuk bisa mengkhatamkan Al Qur'an lebih dari sekali. Jadi setelah ini, tidak ada alasan lagi bukan? 


Allah melihat mujahadah kita, seberapapun yang kita perjuangkan jika itu adalah tentang Al Qur'an maka banyak keberkahan yang akan didapatkan. Khatam Al Qur'an ternyata bukan hanya bisa dicapai dengan membaca dari Al Fatihah sampai an nas, tapi khatam Qur'an juga bisa terjadi saat seseorang telah membaca seluruh hafalannya secara berulang hingga tercapai jumlah setara 1 Al Qur'an. Meskipun kita membaca surat Al ikhlas saja, namun jika 4 ayat itu diulang 1559 kali (hingga setara 6236 ayat) maka sudah bisa dikatakan khatam Al Qur'an. 


Sumber : 

Kajian mata air murojaah ustadz Deden Makhyaruddin 

Selasa, 12 Maret 2024

Ramadhan Hari Ke-Dua



Sebelum cerita, aku mau berterimakasih sekali untuk yang sudah beliin buku 'Kun Bil Qurani Najman' di google play book. Di syaban aku membaca buku itu selama 3 hari. Masya Allah, 3 hari yang berkesan karena aku seolah-olah sedang dimotivasi langsung oleh sang bintang Qur'an Indonesia, ustadz Syaihul Bashir.

Di balik sosok kalemnya beliau menyimpan ilmu yang luar biasa menggerakkan. Di balik tenangnya bacaan Al Qur'annya, ada perjuangan yang tidak mudah yang telah beliau lewati. Beberapa hal yang paling berkesan buatku adalah:

πŸ’Œ Di halaman halaman awal baca buku ini benar benar mengubah pandanganku tentang Al Qur'an. Beliau menjelaskan Al Qur'an dengan cara yang berbeda dari buku buku motivasi Qurani yang pernah kubaca sebelumnya. Setiap halamannya menampar nampar diri ini. Terutama saat beliau menulis, "jangan sekali kali pernah merasa menghabiskan waktu yang anda keluarkan bersama Al Qur'an karena seberapa banyak waktu kita habiskan bersama Al Qur'an, sebanyak itu pula keimanan dalam hati makin mantap..."

πŸ’Œ Pengalaman beliau belajar langsung pada Syaikh. Ketika beliau setoran dan mengucapkan 1 kesalahan, Syaikh menegur, "apakah kamu mau mengubah ayat Al Qur'an?" 😭 Sekelas beliau yang sudah mutqin pun ditegur

Diri ini langsung bercermin, sampai saat ini bacaan masih banyak kesalahan baik yang disengaja atau pun tidak, baik yang ketahuan ataupun tidak, baik yang sudah dikoreksi ataupun belum. Maka dari situ tumbuh keyakinan bahwa belajar Al Qur'an tak boleh berhenti sama sekali karena jika berhenti sangat berpotensi bisa mengubah ayat ayat Nya.

πŸ’ŒPart yang paling boost semangatku adalah saat beliau cerita harus setoran ke Syaikh sebanyak 3 juz perhari, karena waktu belajar beliau pada Syaikh hanya 1 bulan. Karena hafalan harus lancar, maka beliau bertekad untuk mengulang hafalan itu sebanyak 10 kali dalam semalam. Yang itu artinya 3 juz dikali 10 pengulangan, totalnya 30 juz. Masya Allah terbayang bagaimana perjuangan beliau untuk bisa menjalaninya. Tapi perjuangan itu Allah ganti dengan balasan luar biasa. Beliau akhirnya mendapat sanad dari Syaikh tersebut. Allahu Akbar.

Masih banyak sekali part yang berkesan dari buku ini, intinya buku ini adalah salah satu penambah motivasi untuk selalu bersama Al Qur'an utamanya di ramadhan tahun ini. Jadi, setiap kali aku mulai tilawah. Aku taruh buku 'Kun Bil Qurani Najman' di sampingku. Yaa, akhirnya aku beli buku fisiknya karena sejatuh cinta itu saat baca buku ini di google book. Aku bayangin aku lagi tilawah satu halaqoh sama orang orang hebat tersebut. Jadi, begitu ada bisikan buat stop, aku lirik ustadz Syaihul Basyir dan Syaikh yang ada di cover buku. Ya Allah, aku ingin seperti mereka dan seperti para hamba Allah yang luar biasa interaksinya dengan Al Qur'an.

Balik lagi ke pengalaman tilawah hari kedua, Aku sudah membayangkan hari ini akan berjalan normal dengan serangkaian rutinitas seperti di luar ramadhan. 06.00 tadarusan sama ibu-ibu, 09.00 kelas online, 09.30 nemenin para mamah muda tilawah bareng, dan nanti sore jam 16.00 juga mengisi sanlat anak anak. Diluar itu kegiatan domestik dan membersamai anak anak di rumah. Jadi aku pasrah kalau hari ini ngga bisa mencapai tilawah 15 juz seperti hari kemarin.

Pokoknya tekadku hari ini mau baca Qur'an. Kalau capek, ya aku bebenah. Lalu lanjut baca lagi, kalau anak anak rewel aku ke anakku. Lalu baca lagi, kalau ada jadwal, ya aku berkegiatan dulu. Ternyata dengan mindset tilawah seperti itu, hati jadi lebih tenang. Ngga terpaku sama target. Tilawah lebih mengalir seperti air. Tilawahnya udah ngga ngitung lagi berapa lembar yang mesti dibuka untuk menggenapkan satu juz. Ngga kerasa huruf berganti, halaman berganti, lembar berganti, juz berganti, surat berganti,teruuuus mengalir aja dengan agenda keseharian.

Hingga sampai pada malam hari tadi di jam 23.12. Allah kasih aku rezeki bisa khatam Qur'an. Allah sampaikan aku ke surat An-Nas, lalu setelah itu langsung kusambung dengan surat Al Fatihah. Pas baca ayat kedua, Alhamdulillahirobbilalamiin, aku nangis sejadi-jadinya. Ya Allah begitu nikmat kalimat ini diucapkan. Begitu baik engkau padaku, karena aku diizinkan untuk bisa khatam di awal ramadhan ini.

"Arrahmaanirrahiim" semua karena kasih sayangmu ya Allah... Bukan karena aku bisa, bukan karena usahaku, tapi karena engkau ya Allah. Engkau hadirkan sahabat taat yang menjaga semangatku. Engkau hadirkan Kak Rai yang tahun lalu kasih aku tab, sehingga dengan tab ini aku mudah untuk bertilawah meskipun sambil ngasuh dua anak-anak di rumah. Semua karena engkau ya Rahman ya rahim...

Lalu lanjutan surat alfatihah mengalir dari lisan seiring dengan air mata yang juga tak terbendung. Disambung dengan Al Baqarah ayat 1 sampai 5 yang makin membuat hati ikut bergetar karena ayat ayat itu bercerita tentang kriteria orang yang bertaqwa. Ya Allah jadikan aku, dan kami semua orang orang yang selalu takut kepadamu, ya Allah jagalah kami selalu dalam ketaatan, jagalah agar tak sedikitpun niat kami bergeser pada selainMu..

Bagian yang paling haru adalah saat membaca doa khotmul Qur'an. Ya Allah.. gini ya rasanya... Ini baru kenikmatan membaca ya Allah, gimanakah rasanya kalau kita khatam menghafal.. gimanakah rasanya kalau kita mutqin hafalannya.. gimanakah rasanya kalau kelak Kau izinkan kami ke surga karena bacaan kami itu.. pantaskah kami dapetin itu ya Allah? Ya Allah tolonglah kami...kuatkan kami agar kami terpilih untuk bisa menikmati serta memperjuangkan semua itu..

Sebenarnya teramat malu manuliskan ini semua. Tapi bismillah. Ini pun akan jadi sejarah buatku yang kelak akan aku baca lagi kalau diri ini mulai lemah suatu saat nanti. Semoga sekutip kisah ini bisa jadi pelajaran utamanya buat aku pribadi.


Terimakasih untuk yang sabar mau membaca sampai habis ya... Uhibukum Fillah..

Senin, 11 Maret 2024

Talaqqi Berkesan

Alhamdulillah di pekan lalu berkesempatan talaqqi (disimak bacaan Al Qur'an) bersama seorang Syaikhoh. Beliau adalah gurunya para guru-guru kami saat belajar Al Qur'an. Surat yang dibaca pada sesi talaqqi adalah surat Al Baqarah dari ayat satu. Peserta talaqqi yang berjumlah 8 orang, masing-masing mendapat kesempatan membaca 1/2 halaman. 


Jika membaca sebanyak itu dalam kondisi sendirian, mungkin hanya membutuhkan waktu yang sebentar. Namun, karena ini dilakukan saat sesi talaqqi, Masya Allah waktu yang kami butuhkan lebih dari 20 menit. Hal itu terjadi karena Syaikhoh meneliti bacaan kami huruf per huruf, membetulkan pengucapan kami, memberi kami pemahaman tentang tempat berhenti yang benar, serta banyak memberi contoh bagaimana cara mengucapkannya suatu bacaan dengan benar. 


Sebelum memulai talaqqi, beliau menyapa para santri dengan amat ramah dan bersahabat. Beliau menyapa kami dengan panggilan 'habibaty'. Sungguh panggilan yang mesra dari seorang guru para muridnya. Selanjutnya beliau menanyakan berapa hafalan yang kami miliki. Dengan malu-malu kami menyebutkan jumlah hafalan yang sedang diperjuangkan. Masya Allah, ada teman teman yang sudah menghafal keseluruhan Al Qur'an, ada yang sudah setengahnya, ada juga yang masih berjuang menghafal di fase awal. Semuanya diberikan apresiasi oleh Syaikhoh dengan limpahan doa-doa yang amat indah. 'Semoga Allah melapangkan hatimu, semoga Allah memberkahi usiamu, semoga Allah menguatkan langkah kakimu, semoga Allah memberkahi hafalan Al quranmu." Ah beliau amat murah hati dalam mendoakan. 


Menyimak teman teman lain yang bertalaqqi sebelumku, membuatku  merasa insecure. Bacaan mereka sudah amat bagus di telingaku. Namun, masih saja mendapat koreksi yang sangat detail dari Syaikhoh Inas. Apalagi aku nanti yang disimak beliau? Mungkin setiap huruf akan dikoreksi satu persatu. 


Tibalah giliranku membaca surat Al Baqarah ayat 21 - 24. Sebelum memulai talaqqi syaikhah memintaku dan para santri untuk merekam sesi talaqqi ini agar bisa disimak kembali di lain waktu. Berdasarkan hasil rekaman tersebut, catatan yang diberikan Syaikhoh padaku, diantaranya : 

  • Huruf lam terbaca agak tebal (tafkhim), seharusnya dibaca tipis (tarqiq).
  • Huruf yang berharokat fathah disertai mad seharusnya dijaga ketipisannya. Sementara itu bacaanku masih cenderung menebal.
  • Huruf mim saat ghunnah harus dijaga ketipisannya.
  • Huruf dzal posisi lidahnya harus di tempatkan lagi dengan tepat
  • Bacaan ikhfa harus mencerminkan huruf setelah nun sukun
Dan masih banyak catatan yang harus aku perbaiki ke depannya. Masya Allah. Dari keseluruhan rangkaian talaqqi bersama beliau, yang paling membuat aku kagum adalah bagaimana adab beliau saat menyimak bacaan Al Qur'an. Beliau seolah berkomunikasi dengan ayat-ayat yang kami baca. Saat membaca ayat tentang neraka, beliau hampir terisak seraya berulang kali melafazkan taawudz dan istighfar. Saat menyimak bacaan tentang jannah beliau berseri, menunduk, lalu mengucapkan doa doa agar beliau dan kami semua diizinkan berkumpul di Jannah ya kelak.

Ya Allah, sungguh rezeki yang amat besar bisa bertatap muka meski secara virtual dengan beliau. Kami hanya bersama sekita dua jam, namun semua hal tentang beliau begitu membekas. Semoga kelak aku bisa berkesempatan lagi belajar pada beliau, mereguk ilmu dan adab menawan dari beliau, serta mengajarkan kembali ilmu yang beliau ajarkan. Aamiin.



Cerita Ramadhan Hari Pertama

 


sejak masuk Maghrib di hari pertama ramadhan, hati serasa membara. teringat tausiyah dari ustadz Nuzul Dzikri bahwa ramadhan itu ibadah yang panjangnya sebulan, bukan waktu yang sebentar, bukan juga waktu yang terlalu lama. ramadhan butuh kekuatan iman dan fisik yang stabil dan bahkan meningkat di hari hari akhirnya. jadi mengawali ramadhan dengan stamina iman dan fisik yang baik adalah hal yang harus dilakukan oleh orang-orang yang ingin sukses Ramadhannya.

berbekal tausiyah itu, Alhamdulillah juga ditemani sama Kak Rai dan sahabat taat, suasana fastabiqul khoyrot sudah terasa. di akhir syaban aku masih punya kekurangan 5 juz untuk bisa khatam. target sebelum masghrib sudah selesai, agar saat masuk Maghrib pertama ramadhan, bisa memulai tilawah dari juz 1. ternyata di grup ada kak Rai juga yang berusaha mengkhatamkan. melihat beliau ngebut untuk menyelesaikan, aku merasa Ndak sendirian, lantas juz juz akhir itu kubaca selama di perjalanan jakarta - Bogor. Alhamdulillah menjelang Maghrib juz 30 sudah berhasil dilewati.

bada Maghrib mulai juz 1.. juz 2..juz 3.... masih lancar karena belum ngantuk. keselang boboin anak anak, tarawih, nyiapin sahur besok. lanjut masuk juz 4 mulai ngantuk. tapi inget kalau aku ngga sendirian, teman yang lain juga pasti lagi berjuang untuk tetap terjaga. akhirnya cuci muka, wudhu dan sambil tetap tilawah sambil  skincare-an rutin. jadi seger lagi. Alhamdulillah masuk juz 5. supaya tetap terjaga aku sambil menyetel audio terjemah juz 5 di youtube. Alhamdulillah sebelum tidur malam itu 5 juz sudah terbaca. doa di akhir hari ini adalah semoga semua amalan Allah terima dan dikuatkan untuk melanjutkan amalan baik lainnya.

rehat selesai, bangun lagi jam 2 karena bungsu mau menyusui. selesai menyusui, lanjut aktivitas malam dan tilawah lagi. masuk juz 6 sampai juz 7 lebih sedikit. tilawah rehat karena harus menghangatkan untuk sahur. setelah sahur, sholat, Alhamdulillah dapat lagi tilawah sampai juz 8.

Jam setengah 6 siap siap berangkat ke rumah tetangga untuk tadarusan bareng ibu ibu komplek sampai jam setengah delapan pagi. Masya Allah makin ke-booster melihat semangat mereka. di sesi ini Alhamdulillah dapat 1 1/2 juz barengan. besok lanjut lagi di Al-Baqarah juz kedua dari tengah.

ohya, Alhamdulillah buku tafsir hadiah dari Robusta Alhamdulillah bisa dibawa ke halaqoh ini. niatnya setiap hari kita mau baca tafsir ringkas ini secara berurutan. insya Allah semakin menambah semangat kita untuk belajar jika membahasnya bersama sama. Jazaakillah Kak Rai, Robusta, bukunya semoga jadi jariyah temen2 semua..

sampai di rumah, lanjut aktivitas domestik. ngaji, nemenin anak, ngaji, nyapu, ngaji, nyiapin sanlat, ngaji, nyiapin makanan, begitu terus. kalau cape ngaji ya berbenah. kalau udah bebenah, ngaji lagi, lanjut jadwal talaqqi, lanjut ke gerai hp buat service hp terus cari buat bukaan puasa, ngaji lagi. Dan begitulan seterusnyaa

ya Allah ternyata kalau udah niat dan prioritas, Allah akan mudahkan langkah kaki kita untuk menuju target ya. apalagi lihat di grup ka Rai udah juz 8, kak sovi juga udah banyak, rasanya kalau pas males malu banget sama temen2 semua. utamanya malu sama Allah. di bulannya Al Qur'an aja masih kurang semangat ngajinya, gimana di bulan lain? ayoo semangat lagi, bi idznillah..

Alhamdulillah hari pertama bisa mencapai 15 juz, lebih dari target awal yang 10 juz. ya Allah.. Allah mudahkan di hari pertama ini.. Allah mampukan ternyata .. 😭 sengaja aku memulai dengan ekspektasi yang berlebih, karena semangat hari pertama masih sangat bugar. semoga hari hari ke depan bisa bertahan bahkan makin meningkat lagi semangatnya.

Dan sebagai penutup, aku inget sama tausiyah Ustadz Adi Hidayat, bahwa ciri amal diterima adalah kita dimudahkan untuk bisa melanjutkan dengan amal amal ibadah selanjutnya. Semoga Allah selalu menjaga keikhlasan kita. Semoga Allah menerima amalan kita semua. Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu mendekat kepadaNya.

Aamiin..

Cerita Ramadhan Hari #1

Jumat, 08 Maret 2024

Kajian Wali Santri

 Poin poin kajian orangtua santri 


  • Ketika yang jadi tujuan Allah, maka Allah yang akan memudahkan semua proses walaupun hal yang dilakukan terlihat remeh temeh di mata manusia.
  • Perintah bersegera adalah perintah untuk tidak menunda-nunda. Harus terus berlari untuk mencapai tujuan tersebut. 
  • Jika ada dua orang yang identik dari segi kekuatan fisik, keduanya tidak memiliki cacat, namun yang satu menngendong beban 50 kg dan yang satu tidak punya beban. Yang mana yang akan menang? 
  • Jadi permasalahan seseorang dalam bersegera adalah beban yang ia tuju.
  • Beban itu bisa berupa prioritas pada selain Allah. 
  • Perkara akhirat dan ndunia semua dijadikan tujuan, tak ada prioritas. Tujuannya banyak selain Allah. Orang itulah yang memiliki beban berat 
  • Semua hal dikejar. Ingin menuju kesana sehingga ia akan kehilangan orientasi pada Allah
  • Lepaskan, maka beban itu akan serta Merta lepas
  • Kedua, yang menjadi beban adalah hubungan horizontal kita dengan masyarakat. 
  • Beban yang berat adalah hasad dan turunannya.
  • Jika ingin ringan, maka lepaskan semua beban itu, pada saudara, pada target yang terlalu banyak pada selain Allah. Jika sudah ringan maka ketika diperintahkan apapun, amal yang dilakukan akan mudah untuk bersegera.
  • Jadi jika ingin menikmati bersegera menuju Allah maka kurangi beban yang selama ini memberatkan hidup. Masih ada waktu untuk mempersiapkan.
  • Jangan terlalu banyak keluar, tapi ajak diri untuk bicara. Ajak nagsu untuk keluar, ajak batin untuk meningkat. Agar di malam pertama di bulan Ramadhan kita akan beramal dengan ringan. 

ABDULLAH BIN JAFAR
Sang Dermawan Putera Sang Dermawan 


  • Abdullah bin Ja'far lahir di kota habasyah. 7 tahun sebelum nabhnhijtah ke Madinah, muslimin hijrah ke habasyah dipimpin oleh Ja'far bin Abi Thalib. Beliau berdebat dengan najasyi dan Amru bin ash. Belian membacakan surah Maryam hingga najasyi menangis. Disini Ja'far memperlihatkan kecerdasannya
  • Tahun ke 7, muslimin di habasyah kembali ke kota Madinah. Suasana perekonomian disana sudah baik. 
  • Masalah ekonomi Mekah adalah hagemoni riba. Orang yahudi mempermudah orang orang untuk meminjam barang dengan riba. 
  • Hijrah bukan hanya pindahnya manusia tapi juga pindahnya sistem perekonomian kaum muslimin. Setelah 7 tahun ekonomi muslimin pun stabil.
  • Diantara yang kembali adalah Hindun, Ummu habibah yang dinikahi Rasulullah saat di habasyah, dinikahi dengan wakalah (perwakilan)
  • Ja'far dan istrinya asma binti Umay pulang ke Madinah. Abdullah bin Ja'far seusia dengan Abdullah bin zubair. Mereka berdua tergolong sahabat junior, saat nabi wafat usianya 10 tahun. 
  • Tahun ke tujuh mereka berusia 7 tahun. 
  • Rasulullah mengirim 30p0 pasukan untuk melawan Romawi. Melawan 200k pasukan Romawi. Rasul berkata pemimpin kalian adalah Zaid bin haritsah jika wafat akan digantikan oleh Ja'far dan jika meninggal digantikan oleh Abdullah rawahah. Ketiga pemimpin itu wafat. Kelak Ja'far akan mendapatkan sayap tambahan di surga karena perjuangannya saat perang. 
  • Saat ketiganya wafat, sahabat mengangkat Khalid bin walid yang belum genap setahun usia keislamannya. Dia Faqih dan punya kecerdasan akal yang tinggi. 
  • Sementara itu abu Dzar Al ghifari lebih tinggi emosinya dibandingkan logikanya. 
  • Dari 3000 pasukan 15 orang yang wafat dari kaum muslimin.
  • Di tahun ke 7 Abdullah bin Ja'far sudah kehilangan ayahandanya karena syahid di Medan perang

Imam dzahabi memberi gelar pada Abdullah bin Ja'far orang dermawan dari orangtua yang dermawan 
  • Dalam waktu 7 tahun Ja'far bisa memasukkan nilai-nilai kedermawanan pada anaknya yakni Abdullah bin Ja'far 
Interaksi antara Abdullah bin Ja'far dengan Rasulullah.

  • Interaksi antara Abdullah dengan ayahnya sangat sedikit referensinya. Namun bisa disimpulkan bahwa sang ayah sangat kuat karakter kedermawanannya sehingga bisa diwarisi oleh anaknya, yakni Abdullah.
  • Saat ayahnya wafat yang melanjutkan estafet pendidikan ayahnya adalah Rasullullah.
  • Ibunya, asma binti umais menikah dengan abu bakar ash Shiddiq sepeninggal Ja'far. Dengan demikian abu bakar adalah ayah tirinya. 
  • Abdullah bin Ja'far dan Abdullah bin Zubair, Dua anak kecil itu membaiat nabi dan kedua anak itu usianya baru 7 tahun. Ketika Rasulullah Saw melihat keduanya, ia tersenyum kemudian Rasulullah menjulurkan tangannya.
  • dalam baiat terdapat makna menjaga sosok yang dibaiatnya. Masya Allah kedua anak belia ini sangat besar keberaniannya.
  • Pada saat itu senyuman adalah salah satu anak panah yang tajam di dalam berdakwah. Senyuman lebih kuat pesannya dibanding kalimat-kalimat dakwah. Maka Rasulullah meminta agar umat muslim mudah tersenyum pada banyak orang. 
  • Kalian ini orang tua, jika wajahnya berseri-seri maka akan diteladani oleh generasi selanjutnya. 
  • Anak anak sesungguhnya meneladani kebahagiaan orangtuanya saat menjalani syariat Islam.
  • Dengan tersenyum nabi memberi pesan bahwa semua yang dijalani dalam Islam adalah hal yang membahagiakan dan menyenangkan. 
  • Kita sebagai orangtua akan melihat jika orangtuanya bahagia dan menikmati bacaan Al Qur'an, maka anak akan menangkap pancaran itu sebagai keteladanan. 
  • Ketika Rasulullah menjulurkan tangan maka anak anak ini merasa diakui 

PERHATIAN, OUJIAN SENTUHAN 
  • Ja'far adalah sosok yang amat mirip fisiknya dengan Rasulullah. Wafatnya Ja'far ditangisi karena beliau disukai oleh penduduk. 
  • Rasulullah mendatangi mereka (Abdullah bin Ja'far dan keluarganya) setelah nabi untuk mengabarkan kepada mereka setelah wafatnya Ja'far bin Abi Thalib. "Janganlah kalian menangisi saudaraku setelah hari ini". Tolong datangkan keponakan-keponakanku (anak anaknya Jakfar). Maka kami bertiga didatangkan (Muhammad, Abdullah dan aus bin Ja'far). Kami seperti anak burung (bulunya belum rapi kusut). Nabi berkata panggilkan tukang cukur, lalu diperintahkan untuk mencukur rambut kami. Adapun Muhammad wajahnya mirip Abdullah. Adapun Abdullah baik akhlaknya maupun fisiknya mirip dengan nabi. Nabi mengambil tangannya Abdullah bin Ja'far lalu diangkat ke atas lalu berkata, ya Allah gantilah Ja'far pada keluarganya (jadikan dari keluarga Ja'far sosok yang mirip dengan Ja'far dari akhlak dan fisik) dan berkahilah Abdullah bin Ja'far dalam setiap bisnis dan usahanya. Kemudian Abdullah bin Ja'far bercerita tak lama setelah itu ibu kami datang (asma binti umais). Lalu asma menyebutkan Rasullullah, 3 anakku itu sudah yatim. Apakah kefakiran yang kamu khawatirkan pada anak anakmu? Padahal akulah walinya di dunia dan akhirat.
  • Dari hadist ini ada faidah bagi kita untuk mendoakan seseorang seraya memegang tangannya. 
  • Jika ingin anaknya diusia dewasa sibuk berbagi dan dermawan maka perbanyak doa seperti di hadist ini seraya pegang tangannya. 
  • Dalam Islam jika ada yang ditinggal wafat oleh ayahnya, maka kerabat akan berebut untuk mengasuh anak laki laki yang ditinggalkan. Jadi, jika ada suami/ayah yang berangkat jihad, sang ibu dan istri tak khawatir karena kelak jika syahid akan ada yang menjamin.
  • Faidah : perhatian, sentuhan pujian adalah hal yang dibutuhkan anak.

KEADILAN DALAM PERLAKUAN

  • Abdullah bin Ja'far, Hasan, Husein semua digendong oleh Rasullullah. Abdullah bin Ja'far merasakan keadilan perlakukan dari rasul

DIBONCENG NABI
  • Rasulullah memboncengku. Suatu hari nabi suka menyampaikan rahasia padaku yang tidak disampaikan pada orang lain. Dan nabi itu tempat yang paling digemari ketika buang hajat adalah tempat di Padang pasir atau beliau di dalam kebun. Ternyata di kebun itu ada seekor unta. Ketika unta melihat nabi unta itu nangis. Maka nabi semakin mendekati unta itu lalu nabi mengusap lalu nabi diam. Nabi berkata unta siapa ini? Maka datanglah anak muda Anshar dia mengatakan punyaku ya Rasulullah. 
  • Pada aspek ini Abdullah merasa dipercaya oleh nabi karena diceritakan rahasia oleh nabi. 
LAGI LAGI DOA
  • Nabi jalan melewati Abdullah bin Ja'far yang sedang main tanah. Maka Rasulullah langsung memegang tangannya yang masih ada tanahnya. Ya Allah berkahilah bisnisnya. 
  • Kelak salah satu usahanya Abdullah bin Ja'far adalah bisnis tanah. 

KETERAMPILANNYA MENGELOLA TANAH
  • Ustman bin Affan melewati sebuah tanah yang di dalamnya ada airnya, namun tanah itu ga menarik karena kadar garamnya tinggi sehingga kurang menarik untuk pemukiman dsb. Ustadm dan bertanya tanah siapa ini, ada yang menjawab tanah itu dibeli oleh Abdullah bin Ja'far dengan harga 60.000 dirham (4.8 M saat ini). 
  • Komentar Ustman yang merupakan pakarnya bisnis, "aku tidak mau membeli tanah itu kecuali tanah itu seharga sandalku."
  • Mendengar itu Abdullah bin Ja'far membagi jadi 8 kavling. Setiap kavling diolah oleh 1 orang. 
  • Setelah itu Utsman menemui Ali dan mengatakan sebaiknya uangnya Abdullah bin Ja'far dipegang olehmu. Mengapa? Ia membeli tanah 
  • Suatu hari Ustman melewatinya kembali tanah itu. Ia mengutus orang untuk menemui Abdullah bin Ja'far. Ia hendak membeli yang dua bagian. 
  • Abdullah bin Ja'far berkata, katakan pada yang mengurus aku tak akan menjual dua bagian ini sampai yang mengutus  mau menemui Ali dan mengatakan bahwa aku tak bodoh. 
  • Setelah itu Ja'far tidak akan menjual kecuali dengan harga 120.000 dirham untuk dua bagian. 
  • Salah satu kedewasaan dalam mengelola harta bisa membeli benda dengan realistis.