Jumat, 25 Februari 2011

Bersahabat Dengan Sampah

Apa yang terbayang di pikiran kita jika mendengar kata sampah?

Mungkin ada yang membayangkannya sebagai tumpukan penuh lalat yang ada di TPS.

Atau juga sesuatu yang sudah tidak berguna dan harus dibuang atau dibakar.

Bahkan, ada juga yang menganggapnya sebagai sumber pembawa penyakit.

Eit, benarkah demikian?
Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Tergantung penanganannya. Sebagian sampah memang kebanyakan berakhir tragis di Tempat Pembuangan Sampah. Selain dibakar sampah biasanya dikumpulkan di depan rumah untuk kemudian dikumpulkan kepada petugas pembersih sampah. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa sampah yang tidak ditangani dengan baik bisa berdampak buruk bagi kesehatan kita.

Tapi ada juga lho sampah yang masih bisa dijadikan benda yang bermanfaat. Sampah ini biasanya berupa sampah kaleng bekas atau kertas bekas. Jika sampah kaleng dibuang begitu saja, tidak terbayang seperti apa tumpukannya di TPS nanti. Oleh karena itu, kita harus menyiasati agar bisa memanfaatkan kembali sampah kaleng ini agar tak berakhir begitu saja di TPS. Apalagi sampah kaleng adalah salah satu sampah yang cukup sulit diuraikan. Jika dibiarkan begitu saja pasti akan mengganggu keseimbangan alam kita yang semakin sakit ini.

Cara penanganan sampah kaleng ini mudah saja. Tinggal sediakan kaleng bekas apa saja. Bisa kaleng susu, kaleng bekas minuman, kaleng makanan,, apapun jenis kaleng bisa dimanfaatkan. Hal pertama yang harus dilakukan, kita bersihkan terlebih dahulu sisa-sisa makanan yang ada di dasar kaleng. Jangan sampai ada yang tersisa karena nanti akan menyebabkan kaleng cepat berkarat. Lalu sediakan bahan pelapis bagian luar dan dalam kaleng. Kita bisa gunakan apa saja. Sesuai kreasi kita. Bisa kertas bermotif, kain bekas, atau kain flanel. Saya sendiri lebih sering menggunakan kertas bermotif untuk melapisinya.

Selanjutnya dengan sedikit usaha dan kreativitas kita telah bisa memanfaatkan kaleng bekas menjadi tempat yang bermanfaat.
voila!








Nah, dengan begini kita bisa sedikit mengurangi sampah di sekitar lingkungan kita. Dan bisa memiliki tempat serbaguna tanpa harus mengeluarkan uang banyak. Bayangkan, kalau kta sengaja ingin membeli pencil case di toko alat tulis, pasti minimal kita harus mengeluarkan uang lima ribu rupiah. Tapi kalau kita mau sedikita kreatif dengan peduli lingkungan sekitar, kita bisa mendapat banyak keuntungan. Selain menghemat uang, juga bisa menjaga lingkungan. Bahkan, kalau ditindaklanjuti bisa juga dijadikan peluang bisnis. ^.^

Jadi, untuk teman-teman yang masih punya ade di rumah yang suka minum susu kalengan, jangan dibuang bekasnya. Ayo kita berkreasi, supaya sampah di bumi ini semakin berkurang. Ajak juga teman dan adik-adik yang lain supaya lebih banyak orang yang cinta lingkungan dengan memanfaatkan sampah yang masih bisa terpakai.

Lets Go Green...!!!!


Semoga bermanfaat





Wassalam,
Acelya Kencana Puri












About My Hobby

Bismillah....

Di halaman ini aku mau bercerita sedikit tentang aktivitas hobbyku.. Sejak kecil hobbyku adalah membaca buku. Buku apapun pasti sudah habis kulalap jika ada di hadapanku. Buku cerita, majalah, koran, hingga buku pintar tersedia di rumahku. Bahkan, orangtuaku rutin membelikan majalah Bobo untuk menunjang aktivitas hobbyku. Hingga kelas 3 SD aku tetap berlangganan majalah itu. Oky, Nirmala, Bobo, Upik, Coreng, Paman Gembul, dan tokoh-tokoh lainnya selalu menjadi temanku sehari-hari. 

Aktivitas membacaku kala itu memang sangat tak tertahankan. Dimana ada kesempatan, pasti selalu kuhabiskan untuk membaca buku. Mungkin kebiasaan ini terbentuk karena pola pendidikan yang kudapat dari orang tuaku. Mereka bercerita bahwa dulu mereka selalu membacakanku buku-buku cerita sebelum aku tidur. Bahkan, saat aku tidur siang ayah pernah tidak memberiku bantal untuk alas kepalaku. Tapi malah memberi Buku Pintar yang super tebal untuk mengganjal kepalaku. Ada-ada saja memang ayahku.

Aku masih sangat ingat, saat ayah mulai mengajakku membaca Buku Pintar. Padahal saat itu usiaku masih sekitar 3 atau 4 tahun. Dan aku masih belum lancar membaca, atau belum bisa ya, aku lupa. Buku Pintar ini berisi semua data-data mengenai dunia dan seisinya. Mulai dari negara, Kekayaan alam, sampai kode pos daerah seluruh indonesia pun ada di dalamnya. Tak heran, judul buku tersebut Buku Pintar. Saat itu aku diajak ayah membaca bab tentang 'Negara-negara di Seluruh Dunia'. Aku dibacakan oleh ayah dari mulai nama negara, pemimpin negara, hingga gambar bendera dari negara tersebut. Saat itu yang kumengerti hanya bendera negara saja. Nama negara dan pemimpinnya tak bisa langsung aku ingat, karena memang aku belum bisa baca. 

Hampir setiap hari aku diajak ayah membaca ulang Buku Pintar. Masih di bagian bab yang sama, 'Negara-negara di Seluruh Dunia'. Sampai akhirnya aku hafal sebagian  besar nama dan presiden atau pemimpin dari negara-negara yang penah kubaca. Juga bila aku disuruh menunjukkan bendera suatu negara. Aku langsung sigap dapat menunjukkannya. Lucu sekali saat aku yang masih berusia 3 tahun tapi sudah 'melek' dengan negara-negara di seluruh dunia. 

"Ka, ibukota negara Mongolia apa?", tanya ayahku suatu saat.

"Ulan Batol!!," sahutku dengan cepat. Padahal saat itu aku tengah bermain dengan boneka kesayanganku.

"Kalau ibukota Amerika?"

"Wacington Dece!" jawabku lagi.

"Pinter. Trus presidennya siapa?,"

"Bill kinton,"

Itulah awal kegemaranku membaca buku. Ya, karena orang tuaku sangat gencar menanamkan kecintaan terhadap buku kepada anaknya, maka jadilah akupun pun terbawa mencintai buku seperti sahabatku sendiri.

Perjalanan membacaku berkembang seiring dengan pertambahan umurku. Jika saat usia 3 tahun aku disuguhi dengan Buku Pintar dan buku cerita lainnya, saat SD aku mulai mengganti bacaan dengan majalah Bobo. Menjelang kelas 5 SD aku mulai suka membaca komik. Mulai dari komik percintaan, detektif, hingga komik tentang olahraga habis aku baca. Satu hari aku bisa menghabiskan 2 sampai 3 komik. Tapi meskipun begitu aku tidak kehilangan motivasi belajar. Aku tetap bisa berprestasi di kelas.

Menjelang kelas 2 SMP, aku mulai merambah bahan bacaanku. Tabloid. Ya, aku sempat rutin membaca tabloid saat itu. Saat itu juga aku mulai sering membaca novel. Mulai dari novel-novel Sherlock Holmes yang bertema detektif, sampai novel-novel remaja habis aku baca. Tema-tema yang berhubungan dengan remaja seperti novel teenlite atau chicklite jadi santapan bacaanku.

Belakangan tabloid kutinggalkan karena bosan dengan berita-berita yang disajikan. Namun, Aku masih tetap berfokus dengan komik dan novel. Kegemaranku ini berlanjut hingga aku menginjak SMA. Bahkan, semakin cinta saja aku dengan membaca.

Sampai suatu saat, aku menemukan dunia yang berbeda. Dunia ini begitu indah. Ada persahabatan yang sejati di dalamnya. Ada kenyamanan yang melebihi adegan dalam fiksi yang tertuang di novel-novel yang pernah kubaca. Ada kesejukan tersendiri saat aku berkecimpung dengan lingkungan yang berkutat di dunia ini. Tak seperti dulu aku yang berkutat dengan buku dalam kesendirianku. Kini aku menemukan komunitas yang bisa membuatku jadi lebih baik. Ya, di SMA aku menemukan dunia yang lebih menyenangkan daripada hanya membaca komik dan novel saja. Dunia ini awalnya enggan kudalami karena banyak hal yang harus kutunda disini. Mau tahu dunia yang buatku jatuh hati di dalamnya? Yang keasyikan di dalamnya melebihi asyiknya aku saat tertawa sendiri saat membaca komik lucu?

DKM.

Semenjak di sini, semangat membacaku tetap menyala. Tapi aku menemukan genre baru.Bacaanku mulai 'berat'. Ya.. kira-kira 3 kilolah beratnya >.<. Bercanda. Tahu tidak, disini aku mulai membaca suatu buku yang sejak dulu jarang kusentuh, meski aku sudah lama memilikinya. Buku ini, setelah kubaca dan kuhayati, isinya benar-benar luar biasa. Saat membaca buku ini emosiku kadang berubah-ubah. Aku merasakan sensasi yang sangat kuat, melebihi saat aku membaca komik dan novel dulu. Terkadang aku menangis, kadang aku terharu, dan tak jarang pula aku tersenyum bahagia saat membaca setiap baris dari tulisan di buku ini.

Isi buku ini lengkap sekali. Di dalamnya ada berbagai kisah yang isinya sangat menakjubkan. Misalnya saja  kisah yang kubaca baru-baru ini. Aku menemukan kisah tentang seorang ayah yang sangat penyayang. Dia memberi nasehat kepada anaknya agar mereka selalu menghormati dan menyayangi kedua orang tua ,juga selalu berlaku baik kepada mereka.  Sang ayah juga berpesan, bahwa semua hal yang manusia lakukan, walaupun hanya seberat biji sawi, pasti ada balasannya bagi manusia tersebut. Indah sekali nasehat-nasehatnya. Aku jadi membayangkan, seandainya sosok ayah tersebut ada di hadapanku, aku pasti akan selalu menimba nasehat bijak darinya.
 
Kisah lain yang kubaca adalah kisah tentang penciptaan manusia di muka bumi. Alkisah manusia diciptakan dari saripati tanah. Dari saripati itu dijadikan air mani yang disimpan di suatu tempat yang kukuh yang dinamakan rahim. Air mani tersebut berkembang jadi segumpal darah. Lama-kelamaan segumpal darah berubah menjadi segumpal daging, dan terus berkembang menjadi tulang belulang. Tulang belulang yang telah terbentuk dibungkus dengan daging. Lalu dijadikanlah ia sebagai bentuk yang lain. Begitulah cikal bakal manusia.

Masih banyak kisah-kisah lain yang buatku semakin terhanyut saat membacanya. Adakisah tentang bahtera yang paling besar yang dibuat di zamannya, yang konon membawa muatan sangat banyak, mulai dari bangsa manusia, tumbuhan dan hewan. Ada kisah tentang kerajaan yang termegah didunia yang rajanya merupakan raja dari seluruh kalangan baik manusia, jin, dan hewan. Juga kisah tentang penciptaan segala yang ada di bumi ini. Pokoknya masih banyak kisah yang sangat bermakna dan membuat hati bergetar ketika membacanya

Aku kian terhanyut dengan kisah-kisah di dalamnya. Semakin kubaca, semakin bertambah kecintaanku terhadap buku ini. Semakin kubaca akan semakin banyak hikmah yang akan kudapat. Jika aku terus membacanya, maka aku tidak hanya akan hafal di luar kepala nama negara dan pemimpinnya saja, tapi aku akan bisa menguasai minimal ilmu yang meliputi alam dan penciptaanya ini. Memang buku ini memang luar biasa.

Aku menjadikan buku ini bukan hanya sebagai kegemaranku saja. Tapi menjadi buku wajib yang setiap harinya harus selalu kubaca. Bahkan bukan hanya dibaca. Tapi isi di dalamnya sangat bisa aku aplikasikan dalam kehidupanku sehari-hari. Kurang lebih sepuluh lembar perhari harus kubaca buku ini. Dan jika aku tamat membaca, aku harus selalu mengulangi mambaca buku ini agar aku bisa menguasai dan memahami isinya. Mengapa harus ku ulang-ulang? Karena butuh waktu seumur hidup untuk bisa memahami dan menghayati buku ini.
 
Kini,, minat membacaku terus bersemi. Bahkan kini yang kubaca adalah buku luar biasa yang kelak bisa mengubah hidupku jadi seseorang yang lebih baik jika kuikuti semua yang ada di buku itu. Setelah membaca buku ini teman-teman pun bisa mengikuti jejakku untuk mulai membaca buku 'sakti' ini. Aku yakin teman-teman pun punya buku ini. Jadikan membawa buku ini sebagai hobby baru kita. Bahkan lebih dari itu, jadikan sebagai sesuatu yang kita cintai.  

Ya, semoga aku bisa selalu mencintai buku ini..
Begitupun dengan Teman-teman.
Ingat baik-baik ya judul buku nya :
AL QURAN AL KARIM




Wassalam
Acelya Kencana Puri






Rabu, 23 Februari 2011

Menggapai CahayaNya




Teringat ucapan salah seorang teman, 
"Kita tak akan pernah tahu kapan Allah akan melengahkan kita pada suatu kemaksiatan..." 
Tampaknya hal itu terjadi pula padaku. Awalnya aku memang salah. Aku telah mengesampingkan Allah. Melalaikannya. Menganggap eksistensiNya tak terdeteksi Walau hati nuraniku menolak, tapi rupanya perasaan lebih mengusaiku. Tak ayal... aku pun mengabaikan suara-suara kebenaranNya..

Ya, rupanya aku telah berhasil diperdaya oleh syetan. Kendati Allah telah memperingatkanku dengan berbagai caraNya, aku tetap melewatkannya. Jadilah Allah melengahkan hatiku. Lalu mencabut rasa sensitifku terhadap dosa. Hasilnya jelas. Aku terperosok ke dalam lumpur penuh dosa. Ya, jika satu dosa telah dilakukan, maka akan menyusul dosa-dosa lain terjadi. Malahan terkadang dosa itu terasa manis bagiku. Ya, terang saja aku merasa begitu. Semua itu karena mataku telah dibutakan saat itu...

Sekian lama kujalani masa-masa penuh kelengahan. Masa yang kuanggap membahagiakan. Ya aku merasakan kebahagiaan, tanpa sadar kalau itu hanya setitik kebahagiaan semu yang nantinya akan membentuk noda-noda gelap di hatiku. Aku bertahan dalam kondisi itu. Lama... sekali... Sampai aku jenuh dengan semua yang kurasa. 

Tapi alangkah sang iblis punya banyak rencana jahat bagiku....

Saat aku hendak berjalan lurus, dia kembali menuntunku ke persimpangan. Dia menyajikan simpangan fatamorgana. Menunjukkan jalan yang seolah sangat indah. Sehingga aku tanpa sadar segera memilih jalan itu kembali. Hal itu terjadi berkali-kali. Aku bangkit, namun terpuruk lagi. Bangkit, dan terpuruk lagi. Entahlah... semakin ku ingin bangkit, ku malah lebih terpuruk dalam lembah 'kebahagiaan' versiku...

Ku coba merenung, berkonsultasi, lalu merenung kembali. Mencoba mencari jalan kebenaran yang selama ini terasa gelap bagiku. Di tengah kesempitan jiwa yang kurasakan aku teringat pesan salah seorang sahabatku.

"Futur itu ujian, karena Allah ingin melihat upaya kita untuk keluar dari sana
 Istiqomah itu ujian, karena Allah ingin melihat sejauh mana kita bisa bertahan di sana
 Marah itu ujian, karena Allah hendak menguji semampu apa kita menahan diri darinya
 Sabar itu ujian, karena Allah hendak menguji seberapa kuat kita menjaganya dalam diri kita
 Lelah itu ujian, karena Allah tengah membedakan kita dari orang0orang yang lalai
 Santai itupun ujian, karena Allah menanti upaya kita untuk menyadari bahwa betapa buruknyabersantai di  tengah kelamnya dakwah islam"

Ku menangis.. sejadi-jadinya... Telah kusadari bahwa begitu banyak yang kutinggalkan selama ini. Maka sepenuhnya telah kusadari, bahwa aku harus segera berubah. Tapi, masih ada keraguan dalam hati. Banyak hal berkecamuk di relung hati. 'Apakah aku mampu untuk keluar dari sini?' , pertanyaan itu kian menjadi dilema selama beberapa hari. 

Dan akhirnya, setelah masa perenungan berlangsung.. aku memutuskan untuk kembali ke pangkuanNya. Ya, aku kembali padaNya.. pada sesuatu yang Maha Memahamiku seutuhnya. Dia yang telah memberikan kasih sayangnya padaku, sehingga aku masih diizinkan untuk menggapai kembali cahayaNya.

Namun, alangkah begitu mahal cahaya itu. Tak serta merta Allah menunjukkannya kepadaku. Aku mesti melewati berbagai ujian terlebih dahulu. Salah satunya ujian kesabaran. Untuk lepas dari suatu keadaan ke keadaan baru tentu membutuhkan kesabaran yang tidak sedikit. Aku belum mampu sepenuhnya bersabar. Aku masih terseok-seok menggapai cahayaNya.

Tapi biarlah, bisa berlepas dari 'belenggu keindahan' ini saja aku sudah bersyukur. Cukup sudah aku merasakan akibat dari keputusanku sendiri. Kini kubiarkan Allah mengusap lembut hatiku. Memenuhinya dengan cahaya. Menyirami dengan air dari telaga keimanan yang nantinya akan membuahkan kebahagiaan yang benar-benar nyata datang dariNya.

Aku tak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku ingin hidup sesuai dengan harapan Allah terhadap makhluqNya. "Sesungguhnya aku menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaku." (az zariat :56). Aku ingin berubah... Seperti halnya kepompong buruk rupa yang menjelma kupu-kupu cantik menawan. Inilah azzamku! Aku ingin berubah, menjadi seseorang yang memberi kebaikan tidak hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk orang-orang dan lingkungan di sekelilingku. Terutama untuk dakwah dan islam! Aku ingin menjadi orang yang disebut Rasulullah, "Sesungguhnya orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain...."

Tapi... jalan kebenaran... tak akan selamanya sunyi....
Ada ujian yang datang menghadang....
Ada perangkap mencari mangsa......
*Bismillah...
Ku siap melangkah ya Allah...
berkahilah langkah pertamaku ini....*



Wassalam...
Acelya Kencana Puri







 

Sabtu, 05 Februari 2011

Lembaran Baru

Hari baru, tanggal baru, bulan baru..
Semangat dan tekad untuk selalu jadi pembaharu
Baharui impianmi, baharui potensimu
Jadikan orang lain bahagia dengan kehadiranmu
Buat lingkungan bertasbih karena keshalihanmu
Ciptakan malam tertunduk terpesona derai tahajudmu
Engkau adalah ratu
yang memimpin segenap jasadmu
Dan dia berkata kepadaku
Setiap pemimpin selalu diminta pertanggungjawaban
atas segala pola tingkah laku
Maka jadilah engkau ratu
yang selalu menyeru jiwa-jiwa yang masih ragu
Untuk mulai jadi individu yang baru
Hidup dalam rangkaian petunjuk sang Maha Tahu..


Kau amatlah istimewa,, dengan potensi yang melekat padamu....


luv,
Acelya Kencana Puri

Jumat, 04 Februari 2011

JIka Ini Sebuah Kebaikan, Maka Kukuhkanlah....

Sebuah kebaikan, pasti akan selalu dikenang dan diingat oleh sang penerima kebaikan. Imbas dari kebaikan itu akan membuahkan kebaikan baru, yaitu sebuah ungkapan terima kasih yang lahir dari hati yang tulus. Terima kasih diucapkan dengan iringan senyum yang merekah. Yang kelak akan membekas hebat baik bagi si pemberi maupun si penerima kebaikan. 
Lain halnya dengan keburukan. Berawal dari sedikit saja keburukan, bohong misalnya, maka akan melahirkan sebuah keburukan lain yang nantinya akan saling susul menyusul menutupi keburukan satu dengan yang lainnya. Sang pelaku keburukan akan menerima akibat yang buruk. Begitu juga dengan orang-orang diselilingnya yang berkutat dengan keburukan itu. Akan ikut terimbas keburukan pula.
Jika memang demikian, maka sudah jelas di depan mata, jalan apa yang harus kita tempuh dalam kehidupan ini. Ya, jalan kebaikanlah yang harus dipilih. Sementara itu, segala hal yang berbau keburukan harus selalu kita hindari. Namun, masalahnya sekarang adalah 'bisakah kita dengan mudah membedakan mana yang baik dan mana yang buruk?'. Hm, agaknya ini yang harus kita renungkan dengan seksama. Di masa sekarang ini agaknya orang-orang agak sulit dalam memandang nilai suatu hal. Apakah ini termasuk hal yang baik atau yang buruk. Terlebih dengan meluasnya era globalisasi. Media-media ramai memperlihatkan segala sesuatu yang dikemas dengan kemasan yang terlihat 'baik', namun ada misi tertentu dibalik kemasan itu. Dan tak jarang banyak orang yang terlena dengan kemasan tersebut. Menganggap apa yang dia lakukan baik, padahal belum tentu sesuatu yang terlihat baik akan menghasilkan suatu kebaikan.
Jika demikian halnya, lalu bagaimana caranya untuk mengenali suatu kebaikan? Tentu harus ada indikator tertentu dalam memutuskan dan menentukan apa yang kita lakukan adalah suatu kebaikan atau malah keburukan. Mengenai hal ini, Rasulullah menegaskan bahwa "Kebajikan adalah akhlak mulia, sedangkan dosa adalah apa yang amat berbekas serta meresap dalam hatimu, namun kamu tidak menyukai hal itu diketahui orang lain." (HR. Muslim dan Ahmad). Dengan demikian, salah satu hal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu kebaikan atau keburukan adalah hati kita. Ya, jika hati kita merasakan gejolak ketika melakukan sesuatu, dan yang kita lakukan tak ingin diketahui oleh siapapun, maka apa yang dilakukan bisa jadi adalah sebuah keburukan.
Namun, hati saja tidak cukup untuk bisa menentukan sesuatu yang baik dan yang buruk. Kita tentu memerlukan hal lain, yaitu ilmu. Dengan ilmu, manusia bisa menilai  yang dilakukannya masuk dalam kategori mana. Selain itu, ilmu pula yang memberi penerangan kepada manusia tentang batasan-batasan kebaikan dan keburukan.
Dengan demikian kita memerlikan kombinasi antara ilmu dan hati untuk menghasilkan suatu kebaikan. Analoginya, jika ilmu digunakan tanpa mengunakan hati, maka bisa terjerumus ke dalam keburukan. Dan jika Hati saja satu-satunya sandaran, akan terpeleset juga akhirnya. Ilmu plus Hati nurani, sebuah padanan yang penting untuk mengidentifikasi kebaikan.

Akhirnya semua kebaikan datangnya dari Allah swt, dan keburukan semata datang dari godaan syaithan yang terkutuk.. Semoga kita dijauhkan dari jerumus syaithan kepada keburukan.
Dan postingan pertama di blog ini, semoga menjadi suatu kebaikan, yang kelak bisa mengukuhkan jalan-jalan kita menuju kebaikan selanjutnya...

wassalam,
Acelya Kencana Puri