Sabtu, 28 Mei 2022

Peti Harta Karun Pertama

 


Setelah berjuang menyelesaikan misi 4 di Zona Appetizer di matrikulasi IP, alhamdulillah kami mendapat tiket peti harta karun untuk melanjutkan penjelajahan ke Samudera Amarta. Apa yang kurasakan dari berbagai misi ini? Apakah aku bahagia melakukan semua perjalanan ini? Bagaimana selanjutnya misi misi akan kulalui?

Semuanya akan terjawab seiring perjalanan waktu. Dan tulisan tulisan ini akan menjadi saksi perjalanan dan konsistensiku dalam komunitas ini. Satu hal yang kurasakan saat ini adalah dengan melalui setiap perjalanan, mendapatkan materi, vibe positif, berdiskusi aktif dan merefleksikan itu semua ke dalam misi kehidupanku, aku jadi bisa menyelam lebih dalam dan mengenali diriku sendiri. Sedikit demi sedikit sumber kebahagiaan yang ada pada diriku terbuka. Wawasanku meluas. Energiku positif. Semangatku berkobar. Aku jadi memandang segala sesuatu dari kacamata yang berbeda.

Sebagai contoh, sebelum aku mengikuti IP aku punya kecenderungan menunda dan mengerjakan tugas-tugas di akhir waktu menjelang deadline. Aku merasa akan lebih optimal jika melakukannya dengan kondisi seperti itu. Sekali waktu mengerahkan tenaga, saat itu pula tugasku selesai karena aku merasa optimal jika sambil berburu dengan waktu. Tugasku memang selesai. Namun seringkali kurang maksimal dan terkesan apa adanya karena dalam kondisi terdesak otak hanya memikirkan garis besarnya saja. sedangkan detail-detail penyempurnanya tak terpikirkan dan tidak terburu untuk dimasukkan ke dalam tugas.  

Kali ini aku mencoba mengubah itu semua. Aku mulai mengerjakan setiap tugas dengan bertahap. perlahan. Menikmati setiap proses. Memikirkan semua dengan terencana. Ternyata dengan mengerjakan di awal waktu, aku jadi merasa lebih puas dengan tugas yang kukerjakan. Saat tugas sudah terselesaikan ada kebanggaan tersendiri yang terbit di dalam hati. Aku tidak merasa kelesahan seperti halnya saat mengerjakan tugas di akhir waktu. 

Hanya saja, aku terkadang masih overthinking terhadap tugas-tugasku. Jiwa perfeksionis juga sering menghampiri. Hal ini seringkali membuat aku kurang menikmati proses belajar dan mengerjakan tugasku. JAdilah aku mogok membuat tugas dan hilang mood. 

Yap, aku masih punya banyak pr. Semoga aku bisa terus berproses dalam mengatasi kekurangan-kekuranganku dan menjadikan semua itu sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi.


salam, 

Acelya.

Kamis, 26 Mei 2022

Core Value IP Bagi Proses Belajarku Zona 2 Misi 4

Pekan ini para penjelajah samudera Amarta mendapatkan hidangan pembuka yaitu tentang core value Ibu Profesional. Disajikan oleh Widyaiswara yang keren yaitu Bunda Endang Prasdianti dengan sangat apik sehingga materi sangat mudah dikunyah dan dinikmati oleh kami semua yang hadir menyimak. 


Di awal, Teh Dian (begitu Teh Alin sebagai moderator memanggil WI hari ini) bertanya pada semua penjelajah tentang motivasi mengikuti Ibu Profesional. Banyak jawaban dari para penjelajah, namun yang klik juga dengan jawaban saya adalah mencari jati diri. Ya, saya ingin di Ibu Profesional ini saya benar-benar ingin menggali potensi saya sesuai dengan alur belajar yang benar dan mendasar. Sehingga apa yang nanti saya pelajari bisa benar benar menjadikan saya ahli di bidang tersebut. 


Untuk bisa menjalani hari hari di Ibu Profesional, semua penjelajah harus memegang teguh Core Value Ibu Profesional yang menjiwai semua gerak langkah dalam komunitas ini. Nah, ketika sudah menjiwai core value ini maka kelak tidak ada pertanyaan 'apa yang kudapat jika aku mengambil suatu peran?' melainkan kita semua akan senang hati dalam mengambil peran sesuai dengan yang kita suka dan bisa. 


Di program matrikulasi ini kita diajak untuk menjiwai core values sesuai dengan yang dibutuhkan di matrikulasi. Kelak, di jenjang perkuliahan selanjutnya setiap core value akan diperdalam lagi sampai semua bisa melaksanakan semua tahapan core values. 


Core values ini ngga boleh dihafal atau diucapkan saja, melainkan harus dijiwai pelaksanaannya. Kalau kata Bu Septi, setiap aktivitas di Ibu Profesional harus diberi ruh agar kebaikan yang dihasilkan bisa dirasakan oleh sesama. Apalagi beliau juga bilang, 'Maju atau tidaknya suatu peradaban bergantung dari perempuannya'. Maka dimulai dari sini kita menerapkan ruh dalam setiap aktivitas supaya dari tangan kita bisa menyumbang batu bata peradaban yang gemilang. 


Lalu, apa saja core values Ibu Profesional itu? 

1. Belajar 

Sifat yang selalu didasari rasa ingin tahu. Erat kaitannya dengan perubahan kondisi manusia dan komunitas perubahan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku peningkatan kecakapan pengetahuan sikap kebiasaan pemahaman keterampilan daya pikir dan kemampuan-kemampuan lain.

2. Berkembang 

Sifat yang menunjukkan proses menuju keadaan yang lebih baik sudah menjadi hukum alam bahwa semua pasti berubah Ibu profesional selalu mengusahakan perkembangan yaitu berubah menjadi lebih baik hingga sampai di kondisi optimal

3. Berkarya

Sifat yang menyatakan bagaimana seseorang memaksimalkan sumber daya yang ada dalam diri dan lingkungan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih optimal dan bermanfaat bagi banyak orang

4. Berbagi

Sifat yang menunjukkan keikhlasan memberikan kepada pihak lain segala sesuatu yang ia miliki baik dalam bentuk ilmu jasa maupun barang, prinsip dari berbagai ilmu adalah menyampaikan sesuatu yang sudah kita praktekkan. 

5. Berdampak

Sifat yang selalu ingin memberikan pengaruh secara kuat, yang bisa mendatangkan akibat yang lebih positif.



Di matrikulasi, penjelajah diarahkan untuk fokus dulu terhadap proses belajar dan berkembang. Bagaimana cara belajarnya? Dengan merdeka belajar. Menggali apa yang ingin kita pelajari, belajar dari sumber yang kita sukai, mempelajari apa yang membuat kita bahagia. Lalu bagaimana cara berkembang? Salah satunya dengan aktif berdiskusi di grup IP supaya kita bisa menerima ilmu dan mengolah serta membagikan apa yang kita tahu di grup tersebut. 


Itulah mengapa di Ibu Profesional setiap materi yang diberikan akan diiringi oleh praktek membuat misi yang dituangkan dalam jurnal. Ini adalah salah satu cara untuk menerapkan core values karena untuk membuat misi kita harus memahami materi yang telah diberikan,  berdiskusi aktif tentang misi, menyelami lebih dalam pada diri sendiri untuk bisa merefleksikan materi ke dalam misi pribadi (daan ini proses yang paling lama buat saya pribadi :). Selesai mengerjakan misi, kita juga bisa menyimak tamu penjelajah yang misinya menarik dan inspiratif. Inilah sesi yang paling fun selama di matrikulasi. Dan semua proses itu membuat kita semakin menjiwai core values. 


'Practice make perfect'. Teh Dian kurang setuju dengan kalimat ini karena itu berlaku untuk mereka yang memang punya bakat dan talenta saat melakukannya. Yang lebih tepat yang diyakini Teh Dian adalah 'Practice make progress'. Setiap kita melatih diri terhadap sesuatu pasti akan ada progres yang terlihat meskipun progres itu terasa sangat kecil. Hal itu sudah cukup disebut progres bagi seorang pembelajar. 


Teh Dian juga menepis anggapan 'kosongkan dulu gelas' sebelum belajar. Kalimat yang sangat sering dipakai oleh moderator sebelum acara-acara seminar atau training dimulai. Beliau bilang kosongkan gelas itu berarti menghilangkan proses critical thinking seorang pembelajar. Yang lebih tepat seharusnya, tuangkan yang di dalam gelas pada lahan lahan agar bermanfaat dengan cara berbagi ilmu yang kita punya. Olah ilmu yang diterima, iringin dengan Critical Thinking dan adab yang baik. 


Ohya, satu hal yang paling saya ingat dalam sesi kali ini adalah jangan minder dengan dengan diri sendiri. Kenali diri supaya bisa tahu potensi diri dengan begitu kita akan menemukan kalau kita memiliki sesuatu yang menjadikan kita lebih percaya diri. Beranikan diri ambil peran karena di saat itulah core values akan teruji. 


Alhamdulillah materi ini sangat membakar semangat para penjelajah apalagi disambung dengan sesi tanyak jawab yang sangat seru dan inspiratif.  Insya Allah ini menjadi bekal yang sangat menyenangkan untuk mengerjakan misi di zona 2 misi 4. 


Dan inilah hasil perenungan misi yang tertuang dalam jurnal belajar berikut ini berdasarkan peta belajar yang sudah dibuat pekan lalu. Semoga saya dan semua penjelajah bisa menikmati semua proses belajar, menjalankan semua core values dengan bahagia dan lulus bersama dari matrikulasi untuk mengarungi kawasan menarik lainnya. 


Aamiin..


Salam, 

Acelya. 












Senin, 16 Mei 2022

Merdeka Belajar dan Peta Pembelajar Zona 2 Misi 3


Hari Senin adalah hari yang ditunggu karena akan ada ilmu baru lagi yang disajikan dari perkuliahan IP di Zona Appetizer Pos 3. Pos ini bisa ditempuh bagi penjelajah yang sudah menyelesaikan misi kedua. Jika tidak menyesaikan misi maka penjelajah akan dikembalikan di halte dan tidak bisa melanjutkan perjalanan selanjutnya. Di misi sebelumnya aku mengerjakan di tengah-tengah perjalanan mudik sehingga aku merasakan pengerjaan misiku kurang maksimal. Nah, di misi ini semoga aku bisa mempersiapkan lebih baik lagi. 

Ilmu pada hari ini disampaikan oleh Widyaiswara yaitu Mba Lulu Binti Maslukanah yang memiliki posisi sebagai manager Bunda Sayang. Beliau berasal dari IP Kediri. Pantas, logat jawa beliau sangat jelas terdengar saat beliau menjelaskan materi hari ini. 


dokumentasi pribadi via canva.com




Apa Sih Merdeka Belajar Itu?
Sebelum masuk pada definisi merdeka belajar, dijelaskan terlebih dahulu apa itu merdeka, dan apa itu belajar. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka memiliki dua makna yaitu bebas dari belenggu atau penjajahan; dan yang kedua adalah tidak terkena atau lepas dari tuntutan. Sementara itu, makna belajar berdasarkan definisi Depdiknas tahun 2018 adalah berusaha memiliki kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 

Definisi merdeka belajar menurut Syekh Muh. Alcaff adalah memberikan kesempatan belajar secara bebas dan nyaman kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka. (kompasiana.com. Diakses tanggal 17 Mei 2022).

Sebenarnya konsep merdeka belajar ini sudah digaungkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Buku Taman Siswa tahun 1992. Beliau mengungkapkan bahwa 'Kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap cara berpikir yaitu jangan selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain.' Dari pandangan belai maka lahirlah suatu model pembelajaran yang kini sedang digaungkan baik di dunia akademik formal maupun nonformal seperti di IP ini. 

Goal yang ingin dicapai dari merdeka belajar ini adalah perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dengan sukarela, tanpa adanya tuntutan dari siapapun. Tapi ada hal yang harus diperhatikan dari konsep merdeka belajar. Merdeka yang dimaksud yakni tidak bergantung pada orang lain untuk bisa mempelajari suatu hal. Merdeka tidak dimaksudkan freedom yakni bebas yang sebebas-bebasnya tanpa mengindahkan aturan, akan tetapi tetap harus mengikuti aturan yang berlaku. 


Bagaimana Ciri Orang yang Merdeka Belajar?
Saat menjelaskan bagian ini, Mba Lulu meminta kita untuk merefleksikan apakah ciri-ciri ini sudah ada di dalam diri kita semua saat belajar. Aku akan menyampaikan ulang penjelasan Mba Lulu sambil menghubungkannya dengan kondisiku.
  • Berkembang sesuai jati diri.
    Selama ini aku mempelajari apa yang aku butuhkan untuk mendukung aktivitasku mengajar. Namun, aku merasa selalu ada di zona nyaman dengan terus mempelajarinya. Langkah yang aku ambil adalah coba merenungi lagi sisi lain potensi diri yang bisa dikembangkan agar jati diriku yang lain pun bisa berkembang dan membawa manfaat bagi sekitar. 
  • Mengetahui perubahan apa yang dibutuhkan
    Aku merasa belum sepenuhnya memiliki hal ini karena aku adalah tipe yang senang di zona nyaman, kurang suka jika terlalu cepat berubah. Namun di IP aku akan berusaha untuk update dengan perubahan yang terjadi, serta langkah apa yang harus diambil kelak. 
  • Mampu mempraktikan ilmu dan menguasainya.
    Ada satu ilmu yang aku praktikkan, kuasai dan mampu mengajarkannya kepada yang lain. Tapi aku sadar bahwa aku tak boleh berhenti mengembangkan diri. Aku masih selalu mencari potensi besar apa yang bisa kukembangkan lebih dalam lagi di IP ini.
  • Mencari ilmu hingga tuntas
    Hal ini masih menjadi PR besar untukku karena belajar serius dan tuntas memang sangat membutuhkan niat, waktu, komitmen, dan kerja keras yang kuat. Salah satu alasan aku mengikuti IP adalah supaya aku bisa belajar kembali dengan runut dan tuntas tentang segala pernak pernik menjadi seorang Ibu yang Profesional.
  • Belajar tanpa tergantung orang lain
    Aku masih belum memiliki hal ini. Namun seiring dengan pembelajaran di IP aku berusaha untuk menumbuhkan motivasi diri agar mampu belajar tanpa tergantung orang lain.
  • Adaptif terhadap proses pembelajaran
    Alhamdulillah aku cukup adaptif dengan berbagai cara pembelajaran. Semoga ini bisa membantu proses pembelajaran menjadi lebih maksimal.
  • Tidak terbelenggu satu guru, satu ilmu dan satu cara belajar. 
    Aku masih harus berproses untuk memiliki ciri yang satu ini karena untuk memilikinya harus punya landasan ilmu yang kuat terhadap suatu topik pembahasan.

Bagaimana Menjadi Pembelajar yang Merdeka?
Setidaknya ada tiga hal sebagai bekal dari Mba Lulu yang bisa aku lakukan. Yang pertama, Komitmen pada tujuan, mandiri menentukan pembelajaran dan memiliki niat kuat. Jadi aku harus benar-benar tahu apa yang aku butuhkan, apa yang aku harus lakukan, dan tujuan apa yang ingin aku capai dalam belajar. Apalagi dengan banyaknya informasi yang tersebar dengan mudah saat ini. Jika tidak melakukan hal pertama ini maka akan mudah terseret tsunami informasi dan aku hanya akan sibuk terbawa menjadi penonton saja. 

Hal yang kedua yang harus kuperhatikan yakni mandiri pada cara prioritas, ritme, metode dan adaftif pada proses belajar. Langkah awal adalah mengenali diri sendiri. Apakah prioritas ilmu yang ingin dipelajari? Bagaimana ritmeku untuk belajar? Apakah metode yang paling cocok dan nyaman untukku? Jika sudah menemukan jawaban itu semua maka aku harus adaptif dengan prosesnya. 

Semua hal itu diikuti dengan langkah yang ketiga yaitu refleksi diri. Tujuannya agar bisa mengevaluasi dan menginternalisasikan ilmu hasil belajar dalam aktivitas sehari-hari. Dengan refleksi akan terungkap apakah caraku sudah tepat dan bagus, apa yang harus diperbaiki, hal apa yang harus lebih dimaksimalkan dalam pengamalan, serta apakah proses yang dilakukan sudah efektif. Jangan sampai terus jalan tanpa rehat sejenak, namun ketika sudah jauh ternyata baru tersadar ternyata ada yang salah dalam proses pembelajarannya. 


Lalu selanjutnya apa? 
Semua rangkaian yang tadi sudah dipaparkan harus dianalisis dengan prinsip critical thinking yang sudah dipelajari di materi sebelumnya. Alhamdulillah materinya sudah menempel dan selalu dipraktekkan sehari-hari. Sekaranglah saatnya bertanya kembali pada diri apakah sudah baik, sudah benar, dan sudah bermanfaat apa yang dipelajari? Jika semuanya sudah oke, maka masih ada tahapannya yang perlu dilakukan. 

Ckckck..banyak sekali ya? 

Betul sekali. Maka dari itu Bu Septi mewanti wanti bahwa 'semuanya memang tidak mudah. Tapi, kita bisa membuatnya jadi menyenangkan.' Jadi, semangat terus dengan semua prosesnya ya. 


Membuat Peta Belajar 

Sumber : Materi Merdeka Belajar, IP

Ini adalah contoh peta belajar yang bisa dibuat untuk semakin menajamkan proses belajar. Peta belajar ini bisa dibuat dengan berbagai cara, namun  mindmap  ini adalah cara paling sederhana yang bisa dilakukan. Dengan peta jalan ini maka semua yang dibutuhkan untuk kita mengembangkan diri akan tergambar dengan jelas. 

Di akhir sesi materi, Mba Lulu memberikan closing statement yang menarik sekali untuk aku renungi, bahwa seorang ibu yang merdeka belajar akan membuat anaknya kelak juga memiliki kemerdekaan dala belajar. Itu semua akan menjadikan mereka menjadi sosok-sosok yang sukses di masa depan. Aamin..

dokumentasi pribadi via canva.com


***

Setelah menikmati hidangan Appetizer ini, saatnya merefleksikan materi ke dalam kehidupan. Caranya dengan mengerjakan misi yang terkait dengan materi yaitu membuat peta belajar yang sesuai dengan diri kita. Ini artinya aku harus menyelami diriku untuk bisa mengerjakan misi ini. Mba Dyah -pemateri pada misi 2- memberi pesan bahwa misi harus dikerjakan sebaik mungkin agar menjadi satu catatan perjalanan para pembelajar yang bisa memberi efek perubahan sikap, akhlak, dan mental, serta performa ke arah yang labih baik. Bismillah.. Aku akan mulai menguraikan misiku. 


Saat merenungkan misi ini, banyak sekali keinginan belajar yang kupikirkan. Namun aku ingat kata kunci yang diberikan para kaptenik yaitu pilihlah satu hal yang kita sukai atau kita butuhkan. Selain itu, pilih yang kita mampu melakukannya dan bahagia menjalankannya. 

Aku pun membuat sebuah penggambaran peranan diriku sendiri. setelah ditelaah aku memiliki setidaknya 5 peran yang harus kujalani. Sebagai Individu, sebagai istri, sebagai seorang ibu, sebagai anak, dan sebagai bagian dari masyarakat dan dakwah. Dari semua peran itu, ternyata aku lebih banyak mengalokasikan waktu untuk pengembangan diri pada area di luar aktivitas rumah. 

Suami memang mendukungku sepenuhnya untuk melakukan kiprah di luar dan aku bahagia menjalankannya. Aku mengajar dan aktif di masyarakat, serta mengikuti beberapa kelas untuk mendukung aktivitas mengajarku. Dan itu membutuhkan waktu yang banyak. Tanpa kusadari sepertinya itu menyedot banyak energiku di luar dan menyisakan kelelahan saat melakukan aktivitas domestik dan membersamai anak. meskipun semuanya tetap berjalan dengan semestinya, namun aku merasakan harus ada peningkatan dalam hal peranku sebagai istri dan ibu. 

Setelah aku mengerucutkan peran yang ingin dipelajari, saatnya memilih topik yang spesifik untuk dibuat peta belajar. Untuk mendukung peran sebagai istri, aku memutuskan mendalami ilmu tentang Manajemen Dapur. Ini penting, karena suami adalah sosok yang memiliki bahasa cinta pelayanan. Ia sangat senang jika diberikan pelayanan berupa menu yang berbeda setiap jam makan. Selama ini dia memang tidak membebaniku, karena aktivitasku di luar yang membuat aku terkadang tidak sempat memasak. Oleh karena itu aku butuh ilmu ini agar aku tetap optimal di dapur meskipun memiliki kesibukan di luar rumah.

Selanjutnya, untuk mendukung peranan sebagai ibu aku memilih ilmu berkisah dan read aloud. Aku ingin memaksimalkan kembali bonding bersama anak anak lelakiku yang kini tengah aktif-aktifnya dengan kisah dan buku. Aku berharap ini bisa menjadi media untuk menyampaikan pembelajaran serta nilai-nilai akhlak dan adab yang efektif buat mereka. Selama ini aku sudah jarang membersamai anak anak membaca karena mereka memang sudah suka dengan buku. Abang yang usianya menjelang 8 sudah mandiri membaca buku sendiri, bahkan kadang membacakan buku untuk adik yang usianya 2 tahun. Adik pun sudah punya waktu tersendiri untuk membaca buku setiap harinya. Potensi dari anak-anak sudah ada, tinggal aku yang meningkatkan diri untuk lebih powerfull membersamai mereka. 


Dokumentasi pribadi via canva

Setelah menentukan ilmu yang dipilih, maka saatnya membuat peta belajar yang akan ditempuh dalam waktu dekat ini. Berikut ada peta belajar yang berhasil dibuat: 

dokumentasi pribadi

Dengan adanya peta belajar ini, ke depan aku akan semakin fokus untuk mencari apa yang kubutuhkan yang sudah direncanakan ini.


Alhamdulillah...

Misi 3 Allah mudahkan untuk dilaksanakan. 

Semoga Istiqomah.

Salam, 

Acelya.



 

#Zona2 #PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta #Matrikulasi10 #InstitutIbuProfesional #IbuprofesioanforIndonesia #ip4id2022 #womenincooLABoration



Sumber :


Bekal Perjalananku di Ibu Profesional Zona 2 Misi 2


dokumentasi pribadi


Nama : Acelya Kencana Puri

Regional : Bogor

Nim : 4321130182

Materi : Bahagia Belajar dan Critical Thinking

Misi : Menentukan Bekal Perjalanan



Alhamdulillah, Allah izinkan aku mengikuti materi Matrikulasi di Pelabuhan Pulau Harmoni Samudera Amarta. Ini adalah materi yang kedua yaitu tentang Bahagia Belajar dan Critical Thinking. Di awal pembelajaran, aku masih belum sepenuhnya paham tentang materi ini karena sempat tertinggal di materi materi awal. Oleh karena itu aku memutuskan untuk 'murojaah' -menyimak siaran ulang materi dengan lebih fokus. Kupilih waktu di malam hari, supaya aku benar benar bisa memahami apa yang disampaikan narasumber yakni Bunda Dyas Purnamasari. 


Materi diawali dengan satu quotes dari Bu Septi Peni Wulandari yang sukses membuat aku berpikir ulang tentang semua proses belajar yang pernah aku lalui. "Bahagia itu...", Kata Bu Septi, "Bukan segala sesuatu berjalan baik, melainkan bagaimana kita merespon segala kejadian dalam hidup dengan mindset yang baik." Jleb. Hati kecilku merenung dengan ungkapan ini. Semua proses belajar yang kulalui langsung terbayang dalam benak. Apakah aku sudah merasa bahagia dalam mencari ilmu? Apakah aku menikmati semua proses belajar? Apakah aku sepenuh hati dalam mengerjakan tugas? Hmm...sepertinya aku melupakan definisi bahagia dalam proses belajarku selama ini. 


Yap, seingatku, bahagiaku terjadi saat di awal pembelajaran saja. Semangat di awal, namun menurun di pertengahan hingga ujung. Apalagi jika ada tugas yang harus diselesaikan. Aku seringkali memandangnya sebagai beban, bukan sumber kebahagiaan. Seringkali manajemen yang kurang baik juga membuat aku menunda mengerjakan tugas sehingga tugas yang kubuat hasilnya kurang maksimal. Aku juga sering overthinking saat mengerjakan tugas, mudah sekali tedistrak dan kurang fokus dan ditambah lagi aku baru tenang jika mengerjakan tugas di malam hari, saat semua orang sudah tertidur lelap. Ternyata Inilah salah satu masalahku yang ingin kuubah dengan mengikuti IP ini. 


Lalu, bagaimana agar proses belajarku kini berlangsung  bahagia? "Bahagia itu diciptakan, bukan ditunggu." Itulah kata kunci yang kudapat dari materi pembelajaran semalam. Kuncinya di mindset. Itu dulu yang pertama harus diupayakan. Untuk mencapai itu semua, maka di IP ini sistem pembelajarannya menggunakan gamifikasi, supaya semua mahasiswa bisa menikmati proses belajar dan tugas kuliah sebagai tantangan seru yang harus ditaklukkan. Bukan sebagai beban seperti yang biasa ku pikirkan. Dan aku memutuskan untuk "punya mindset bahagia dalam menjalani proses kuliah di IP ini". Akan kuulang-ulang pernyataan ini sebagai afirmasi positif untuk mencapai kebahagiaan belajar. 


Lalu apa hubungan antara bahagia dan critical thinking?   Aku menarik kesimpulan bahwa di antara keduanya ada hubungan yang saling melengkapi. Ketika kita bahagia emosi kita akan stabil. Jiwa kita tenang. Dan itu akan membuat bagian otak yang bernama pre frontal cortex (PFC) bekerja dengan optimal sehingga mampu mengaktifkan logika kita secara baik dan mendorong otak berpikir kritis dan mengambil keputusan dengan tepat. 


Jika kondisi yang tidak menyenangkan terjadi, berpikir kritis akan membantu meningkatkan kebahagiaan. Bagaimana caranya? Pertama analisis dulu kondisi yang sedang dialami baik secara emosi (meliputi nadi, nafas, tanda syaraf otonom) maupun secara rasa (meliputi lapar, haus). Setelah itu, beri jeda dan jangan reaktif atas apa yang kita rasakan. Jika sudah maka analisis dengan pertanyaan 5w + 1H dan aspek critical thinking yakni 3B. Apakah sesuatu yang terjadi itu benar, baik, dan bermanfaat buat kita. Dengan begitu, keputusan tindakan yang kita ambil akan mendatangkan solusi dan membawa kebahagiaan untuk kita. 


Setelah mempelajari materi, aku diberi tantangan untuk menentukan bekal apa yang harus dipersiapkan agar pembelajaran terasa bahagia. Untuk mendapatkan bekal yang tepat, pertama aku menganalisis dahulu kondisi diri yang ada padaku. Beberapa hal sudah dijelaskan di paragraf ketiga tulisanku dan selebihnya bisa dilihat pada foto yang ada di atas tulisan ini. Kondisi yang aku highlight dalam hal ini adalah sebagai berikut : 

1. Introvert

2. Suka bekerja saat deadline 

3. Mudah terdistrak

4. Kurang fokus

5. Tipe bekerja di malam hari saat suasana tenang. 

Kondisi di atas aku analisis dengan Code of Conduct (CoC) -yakni pedoman berprilaku di IP- yang sudah di pelajari di materi sebelumnya. Dari sana aku bisa tahu bahwa kondisi diri nomor 2,3 dan 4 masih belum sesuai dengan CoC. Maka, dengan mempersiapkan bekal yang baik aku berharap aku bisa menghilangkan kondisi diri yang belum ideal sehingga bisa mewujudkan diri sebagai ibu profesional. 


Setelah mengenali diri, lanjut mengenali tantangan yang ada di IP. Beberapa hal yang kurasa akan jadi tantangan adalah sebagai berikut : 

1. Harus menuntaskan misi dengan happy.

2. Harus memenuhi panduan CoC

3. Harus interaksi dengan banyak orang di grup 

4. Banyak agenda bagus sehingga butuh skala prioritas

5. Berusaha profesional dalam mengemban semua kegiatan


Dengan mengenali diri dan tantangan yang akan dihadapi di IP maka bekal perjalanan yang akan dibawa adalah 

1. Bekal mental --> meliputi niat kuat, konsisten, optimis, dan disiplin waktu

2. Bekal fisik --> meliputi kondisi sehat dan bugar 

3. Bekal support --> meliputi izin suami dan komunikasi dengan anak anak 

4. Bekal ilmu --> meliputi referensi digital, buku, maupun dari ahli. 


Jika dianalisis dengan aspek critical thinking semua bekal tersebut meliputi 3 aspek yakni baik karena ini akan membantu menjalani pembelajaran dengan baik dan maksimal. Benar, karena jika semua bekal dimaksimalkan akan mendukung kesuksesan belajar. Bermanfaat, karena semua adalah hal positif yang bermanfaat baik bagi jangka pendek maupun jangka menengah. Selain itu, bekal ini juga sesuai dengan pedoman CoC Ibu Profesional.


Semoga aku bisa memakai semua bekal dengan baik dan perlahan berproses menuju ibu profesional. Aamiin. 


#Zona1

#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta

#Matrikulasi10

#InstitutIbuProfesional

#IbuprofesioanforIndonesia

#ip4id2022

#womenincooLABoration


Dosen Luar Biasa

Semester ke dua sudah mulai. Semangat belajar dan berkarya harus mulai ditingkatkan lagi. Setelah sebulan penuh berkutat dengan agenda-agenda pengisi liburan, kini agenda harus dipenuhi sama aktivitas akademik lagi. Dan hari ini awal pekuliahan ku. Dosen yang masuk adalah dosen biologi dasar 2. Pertama kali aku melihat bu dosen, timbul kekagumanku pada dirinya. Beliau memakai tas gendong, yang kuyakin, isinya pasti laptop dan seperangkat peralatan mengajarnya. Sepertinya ibu ini tipikal orang yang selalu bekerja keras.

Pertemuan pertama dengan dosen biologi ini tidak lantas diisi dengan kuliah, tapi lebih kepada overview dan perkenalan. Ibu memperkenalkan diri pada kami semua. "Nama ibu ............" (nggak kusebut disini, karena belum dapat izin dari beliau). Sekarang kita jangan dulu belajar ya, kita mulai dulu saja dengan perkenalan."
Ya, tentu itu yang kami harapkan, bu..

Ibu menceritakan pengalaman pendidikannya. Beliau kuliah S1 jauh di negeri seberang, yaitu di Universitas Lampung. Sengaja ibu memilih kuliah disana, karena peluang untuk masuk kesana pasti lebih besar dibanding berkuliah di kota-kota besar. Disana ibu menjadi mahasiswa yang berprestasi. Terbukti beliau menjadi asisten disana. Tentu seorang asisten punya kemampuan yang di atas rata-rata teman yang lainnya. Dari pengalaman pendidikan ibu, kini aku tahu bahwa ibu tidak punya latar belakang pendidikan. Tapi, memang pada dasarnya orang pintar itu bisa menempatkan diri di mana saja. Meski menjadi dosen seharusnya bukan menjadi pekerjaannya, tapi beliau lakoni saja peran ini sebaik yang baliau bisa.

Selain menceritakan pengalaman pribadi beliau memberi motivasi pada kami semua. Hal pertama yang beliau katakan seingatku adalah "Jika kalian ingin sukses, rancanglah cita-cita kalian. Tulis semuanya di dalam kertas dan kalau perlu pajang itu di kamar kalian agar kalian bisa melihatnya setiap hari. Rencanakan dan targetkan kesuksesan kalian. Dengan begitu kalian bisa fokus dan terarah dalam menjalani kehidupan kalian. Kalian akan selalu terpacu dengan tujuan utama kalian."

"Jangan pernah berputus asa, dan jangan pernah mengatakan 'tidak sanggup'. Pasti ada jalan untuk orang yang selalu berusaha dan mau mencoba sebuah hal baru.

Masya Allah, ini adalah motivasi yang akan kukena selalu. 


note : ini adalah draft tulisan semasa kuliah yang baru aku posting. Saat ini aku masih belum ingat siapa dosen yang dimaksud di dalam kisah ini. Semoga Allah memberikan beliau keberkahan selalu. 

Hasil Karya Quilling Paper