Selasa, 28 Maret 2023

Jurnal Syukur


 "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Aku mencoba menulis hal yang aku syukuri selama sepekan ini. Tapi ternyata untuk menulis nikmat hari ini pun sudah tak terhitung banyaknya. 


Mulai dari awal hari tadi, ¹Allah masih memberikan kesempatan untuk memperbanyak amal dengan menghidupkanku kembali setelah kematian sejenak dalam tidur.


Meskipun sahur hari ini agak kesiangan Alhamdulillah ²anak anak mudah dibangunkan untuk sahur, lalu ³mereka membantu merapikan peralatan makan mereka. 


Saat subuh tiba, ⁴mereka dengan gesit pergi ke masjid bersama ayahnya. Bahagia karena shalat subuh adalah shalat yang disaksikan malaikat. “Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Isro’: 78)


Allah izinkan lisan ini untuk ⁵membaca kalamNya lebih banyak dari hari biasa. Allah juga ⁶hadirkan sahabat yang siap menyimak hafalan yang sangat minimalis ini. Selesai menyimak sahabatku memberi nasehat. ⁷Katanya yang terpenting bukanlah hasil dari hafalan, tapi selama apa kita terus menghafal dan bersama Al Qur'an. Meskipun kita merasa tak hafal-hafal, teruslah berusaha sampai Allah yang menghentikan. 


Selepas suami dan anak sekolah, ⁸aku masih punya waktu untuk menuliskan jurnal harian. Tak lama, ⁹anak kedua bangun tanpa drama dan rewel, itu juga suatu nikmat yang kadang luput disyukuri. Selesai memandikan dan mengajaknya makan, ¹⁰aku pun bisa beraktivitas bersamanya sambil mengerjakan pekerjaan domestik. 

Satu hal yang paling aku syukuri lagi di hari ini adalah, aku bisa menyelesaikan tantangan hari ke 14 di zona 1 Bunda Sayang ini. Alhamdulillah. Semoga aktivitas menulis ini bisa menjadi habit untukku sehingga setidaknya satu hari bisa menghasilkan 1 tulisan di blog ini. 

Masya Allah, jika benar benar diresapi, keseharian sederhana seperti itu adalah hal yang amat harus disyukuri. Namun begitulah, jika hati sedang lalai dan risau pasti ada saja keluhan keluhan yang keluar dari lisan. Dan itu bukan hal yang jarang terjadi alias seringšŸ˜­


Maka menyadari bahwa hidup itu sendiri adalah anugerah dari Allah membuat kita semakin bisa bersyukur bahkan pada hal terkecil sekalipun. Alhamdulillah.

Minggu, 26 Maret 2023

Antara Karya dan Jurnal


Bismillah.. 

Tak terasa hari ini tantangan Zona 1 Bunda Sayang sudah menginjak hari ke-13, dari total 14 hari tantangan. Rasanya benar kata Bu Dekan kemarin, hari 1 sampai 7 itu awal pembiasaan menulis jurnal. Awalnya berat, lupa, bingung, overthinking tentang apa yang harus ditulis. Lama kelamaan malah menjadi habit dan semakin mudah mengeluarkan isi pikiran menjadi tulisan. Aku jadi tidak terlalu overthinking lagi setiap mau menulis jurnal. 

Hari ini bertepatan dengan hari kelima di bulan Ramadhan. Beberapa hari lalu aku diuji sakit oleh Allah. Namun, dari sakit itu aku jadi merasakan banyak hikmah yang selama sehat tidak aku temukan. 

Beberapa kenikmatan yang tampak sepele, saat sakit ternyata sangat berharga untuk selalu di syukuri. Perhatian yang jarang aku apresiasi, saat sakit amat terasa sangat berharga. Bantuan kecil yang  diberikan anak anak, saat sakit terasa sebagai anugerah yang sangat besar. Ya, Allah sedang memberi kebahagiaan lain, tapi dengan cara yang lain pula. 



Momen aha yang aku dapat adalah  meskipun dalam kondisi sakit, hari hari harus tetap berjalan. Karya harus tetap diupayakan. Tak apa sementara berjalan lambat, asalkan tidak berhenti dan berbalik mundur ke belakang. Dengan menulis jurnal harian tentang pencapaian di masa lalu, bisa menjadi semangat kita agar selalu melangkah ke depan menggapai mimpi yang sedang diupayakan. 

Semoga Allah mampukan untuk terus bergerak. Menjadi hamba yang terbaik, yang bermanfaat bagi orang lain. Aamiin..
 

Rasa Adalah Rezeki


Ada luka yang Allah berikan, agar kita semakin mensyukuri semua kesembuhan dan kesehatan yang selama ini didapat. 

Ada rugi yang menghampiri, agar kita semakin meresapi semua keberuntungan yang selama ini menemani.

Ada kekecewaan yang amat dalam, agar kita semakin menyadari begitu banyak kebahagiaan telah dirasakan. 

Semua rasa itu adalah rezeki. Yang bisa kita lalui dengan berlapang hati. Nikmati semua kondisi. Sabar dan syukur adalah jalan yang harus selalu dilalui. 

Teruslah semangat wahai diri.

Sabtu, 25 Maret 2023

Apa Yang Membuatmu Bahagia Saat Ini?


 Hari keempat Ramadhan #NulisBarengStiletto


❤️Apa yang membuatmu bahagia saat ini?❤️


Berada di tengah tengah orang yang aku cintai dan bertumbuh bersama menjadi lebih baik adalah salah satu modal kebahagiaanku saat ini. 


Kita tak perlu selalu bersama dengan orang yang hebat, namun kita perlu bersama orang yang tepat. Orang yang bisa memahami dan membantu agar bisa terus menjadi lebih baik setiap harinya. 


#NgabubuWRITE #NulisBarengStiletto 

#ngabubuWRITEhari4

@stiletto_book

@stiletto_indiebook #rbb23 #ramadhanbarengbooksmail

Jumat, 24 Maret 2023

Apa Yang Sebenarnya Kubutuhkan Saat Ini?

 


Hari ketiga Ramadhan, 


⭐Apa yang lebih banyak kubutuhkan saat ini?


Jujur, saat aku bersyukur dikelilingi para sahabat yang selalu support dalam kebaikan. Mereka tak segan berbagi ilmu, sharing pengalaman,  mengingatkan kebaikan, dan bersama melakukan proses menuju perbaikan. 


Andai aku tak bersama mereka, mungkin aku akan berkutat dengan diri sendiri dan terlena oleh waktu yang kumiliki. 


Nyatanya, bersama mereka meningkatkan produktivitasku, melejitkan potensiku, membuatku terua bersemangat untuk terus berlomba dalam kebaikan. 


Bukan maksud berlomba untuk mengungguli mereka, namun memacu diri untuk berlomba dengan malaikat pencatat agar apa yang dicatat atasku hanyalah kebaikan demi kebaikan. Tentu hal itu sulit sekali. Tapi, bukankan kebaikan akan menghapus keburukan? Untuk itulah keberadaan para sahabat sangat kubutuhkan. Agar aku selalu ingat bahwa ada mereka yang sedang sama sama berproses menuju lebih baik. 


Dalam sebuah hadis, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)


Jika kau menemukan sahabat yang dengannya kau akan ingat akan kebaikan, maka pegang erat mereka, jangan lepaskan sedetik pun. Karena setan akan lebih mudah merayu kala kita sedang sendirian. 


Jadi, apa yang kubutuhkan saat ini? Para sahabat yang baik yang dengan melihat mereka aku selalu terpacu untuk terus lebih baik. 


Teruntuk para sahabat yang membersamai di dunia nyata, di dunia maya, terlebih di komunitas bookstagram, terimakasih kuucapkan, karena kalian sungguh luar biasa. ♡♡♡


Btw, mushaf tulis ini sudah kumiliki sejak 2018, dan baru tertulis sampai juz 7 :(. Kini bersama para sahabat di komunitas, semoga bisa lebih konsisten.


#NgabubuWRITE #NulisBarengStiletto 

#ngabubuWRITEhari3

@stiletto_book

@stiletto_indiebook

Bahagia


 

⭐Apa makna kebahagiaan bagiku?⭐

Sederhana, bahagia adalah ketika bisa melakukan ketaatan pada Allah tanpa merasa berat dan terpaksa. Tapi murni karena pemahaman dan kecintaan yang mendalam kepadaNya. 

Kamis, 23 Maret 2023

Bersama Atau Sendiri

 



Bersama sama itu menguatkan
Bersama sama itu memberikan semangat lebih
Bersama sama itu bisa saling membantu
Bersama sama itu melejitkan potensi

Namun ingat amal kita dihitung sendirian
Jadi jangan hanya baik ketika bersama
Baiklah kapanpun 
Saat bersama maupun saat sendiri



Apa Makna Kebahagiaan Bagiku?


 Hari kedua Ramadhan, 


⭐Apa makna kebahagiaan bagiku?⭐


Sederhana, bahagia adalah ketika bisa melakukan ketaatan pada Allah tanpa merasa berat dan terpaksa. Tapi murni karena pemahaman dan kecintaan yang mendalam kepadaNya. 


Ramadhan, saatnya belajar lebih dekat sama Allah. TBR sementara tertunda dulu sampai bada idul Fitri. Karena ada 'buku' yang lebih harus diprioritaskan selama Ramadhan ini. 


Semoga dimudahkan❤️✏️


#NgabubuWRITE #NulisBarengStiletto 

#ngabubuWRITEhari2

@stiletto_book

@stiletto_indiebook #rbb23 #ramadhanbarengbooksmail

Planner Make Me Better


Menjalani perkuliahan Bunda sayang di bulan ramadhan membuat aku menjadi lebih berusaha untuk menerapkan pengaturan menajemen waktu dan energi. Alhamdulillah aku amat dimudahkan dengan adanya planner karena disana sudah aku susun gambaran aktivitas yang harus aku kerjakan. Jika sudah selesai maka bisa ceklis bagian tersebut. 


Bagiku, proses mengisi ceklis itu adalah hal yang sangat membahagiakan. Seolah-olah aku berhasil achieve suatu target besar dalam hidupku. Padahal, yang diisi disana adalah aktivitas sehari hari yang datang silih berganti. 


Ya, dengan mencatat seluruh aktivitas, aku pun bisa mengatur kapan energi besar diperlukan kapan energi ringan diperlukan. Semua itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.


Dengan adanya sistem ini, aku jadi tidak sibuk menghabiskan energi besar untuk hal yang remeh temen. Aku bisa jadi lebih mengatur prioritas apa yang aku kerjakan di waktu yang tersedia. 


Masya Allah, semoga Allah limpahkan keberkahan waktu untuk kita semua. Terutama di bulan Ramadhan, di mana setiap detiknya sungguh sangat berharga. 

Rabu, 22 Maret 2023

Bagaimana Perasaanku Saat Ini?

 


Hari pertama Ramadhan, perasaanku yang paling dominan adalah bahagia. ALLAH masih memberikan aku kesempatan untuk menjalaninya bersama dengan orang orang baik di sekelilingku. 


Adanya keluarga terdekat yaitu suami dan anak anak membuat aku merasa dicintai dan dibutuhkan keberadaannya oleh mereka. Menyiapkan sahur dan berbuka, menemani aktivitas harian anak anak, menyiapkan kebutuhan suami, dan banyak agenda lain akan terasa ringan jika dilakukan dengan hati bahagia. 


Bersama sahabat dan tetangga baik hati di sekeliling juga adalah kesyukuran tersendiri. Aku menyediakan waktu pagi dan sore untuk membersamai mereka. Pagi saat matahari terbit, bersama tetangga 1 gang, aku memulai tadarus bersama hingga waktu dhuha (sekitar jam 7.30). Sementara sore hari, dengan para sahabat, aku mengisi sanlat dengan energi yang masih tersimpan sebagian. 


Sementara itu, nun jauh di belahan tempat yang lain, ada teman teman komunitas yang juga meramaikan hariku. Berbeda-beda karakter mereka. Ada yang bersemangat unruk berbagi rezeki setiap hari, ada yang selalu membawa vibes ceria di grul, ada yang tampil dengan banyak ide, ada pula yang semangat mengeksekusi ide ide tersebut. Meskipun kami terpisah jarak, tapi tak menyurutkan niat kami untuk menghasilkan sesuatu dalam komunitas yang kami sayangi ini. 


Ohya, jangan lupa, kebersamaan dengan Al quran juga salah satu sumber kebahagiaan tersendiri. Di antara waktu waktu bersama orang tercinta, waktu bersama al quran tak boleh terlupakan. Ia harus jadi prioritas, mendapat posisi prime time, bukan waktu sisaan ataupun selipan saja. 


Nah, untuk mengatur itu semua, maka aku menggunakan planner dari kak @magdapuspita. Alhamdullah dengan memaksimalkan fitur planner ini, aku jadi bisa mengatur semua aktivitasku. Dan itu menjadikan perasaanku bahagia. Aku tak lagi merasa tak pernah jadi siapa siapa, seperti cover buku di atas, sebaliknya, aku yakin Allah menciptakanku untuk suatu misi tertentu yang hanya bisa dijalankan olehku saja. 


Semangat selalu wahai diri. Terimakasih karena engkau telah berjuang hari ini. 


#NgabubuWRITE #NulisBarengStiletto 

#NgabubuWRITEhari1

@stiletto_book

@stiletto_indiebook #rbb23 #ramadhanbarengbooksmail

Overthinking

 


Alhamdulillah Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah. Hari ini Allah izinkan menjalani quality time bersama keluarga, menyiapkan Ramadhan yang sudah di depan mata. 


Bagaimana bekal ramadhan di keluarga? Apakah aku sebagai ibu sudah mempersiapkan dengan baik? Secara fisik, ruhiyah manajemen waktu, juga mental serta emosi? Ya, diri ini akan terus menata diri. 


Hal yang aku pelajari di hari ini adalah jangan terlalu banyak overthinking dalam melihat segala sesuatu karena nantinya hal yang sederhana akan menjadi rumit. 


Contohnya, saat melihat suami mendiamkan kita, jangan sibuk menerka nerka dengan pikiran kita sendiri. Akan cepat lelah jadinya. Sadari bahwa ia sedang ingin di dalam gua sendiri. Sementara ia di gua nya, carilah kesibukan yang membuat bahagia. Nanti jika ia sudah keluar dari guanya, barulah ia bisa ditanya perihal kenapa ia kemarin bersikap mendiamkan kita. Dan semuanya akan kembali berjalan lancar seperti semula. 


Kalau dihadapi dengan overthinking, belum apa apa kita jadi lelah duluan. Jika seorang ibu lelah, maka kiprahnya di rumah akan terkena imbasnya. 


Semoga diri ini semakin stabil emosinya. Hanya Allah sebaik baik pengatur urusan. Kuserahkan pengaruran emosi ini padaMu ya Allah. Jagalah ia agar selalu sadar kepadaMu. 


#tantanganzona1

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023

Selasa, 21 Maret 2023

Esok Lebih Baik


 


Setelah hari Ahad dan Senin mengalami emosi yang tidak baik, Alhamdulillah hari Selasa disambut dengan aneka kejadian yang membahagiakan. Jurnal emosi pun terisi dengan emosi-emosi yang positif. 

Seperti halnya judul buku yang Kuba baca seperti di dalam foto, Esok Lebih Baik. Allah selalu mempergilirkan kekecewaan dengan kebahagiaan. Lalu berganti kesedihan, lalu hadir lagi kebahagiaan. Begitulah seterusnya. 

Jadi setiap menerima takdir Allah yang membuat emosi kita tercampur aduk, terima saja dengan kepasrahan dan optimisme kepada Allah. Allah yang akan berikan jalan, tuntun langkah kita, perbaiki hati kita dan semua akan kembali baik baik saja. 

Kebahagiaan di dunia hanya sementara, kesedihan di dunia hanya sementara. Nikmati semua itu dengan sabar dan syukur, karena yang abadi hanyalah ketika di akhirat kelak. 

Alhamdulillah, jurnal hari ini Allah mudahkan untuk bisa selesai. 


#tantanganzona1
#bundasayang8
#institutibuprofesional
#ibuprofesionaluntukindonesia
#bersinergijadiinspirasi
#ip4id2023


Senin, 20 Maret 2023

Menerapkan Ilmu



Di zaman sekarang, manusia sungguh mudah untuk mendapatkan ilmu. Sekali berselancar di dunia maya, ilmu apapun yang ingin kita cari tersaji dan mudah untuk diakses. Untuk berguru pada orang berilmu pun aksesnya bisa lebih mudah dibandingkan di masa terdahulu. Kita bisa dengan mudah menemukan info kelas kelas yang tersebar. Kita bisa mengikuti seminar baik dalam bentuk offline maupun online. Semua serba mudah asal ada usaha. 

Hal itu membuat kita menjadi manusia yang penuh dengan ilmu. Namun pertanyaannya adalah, apakah ilmu kita sudah menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah? Ataukah ilmu kita baru sebatas pengetahuan yang tertulis rapi di buku catatan, namun belum mampu kita amalkan? 

Ya, seperti halnya aku yang baru saja mendapatkan ilmu dari perkuliahan Bunda Sayang, tentu konsekuensinya adalah bagaimana caranya agar aku bisa mengamalkan ilmu tersebut. Bagaimana self awareness bisa tumbuh di diriku, sehingga aku bisa berkembang jadi pribadi yang lebih baik. 

Caranya adalah dengan melatih diri sedikit demi sedikit untuk menerapkan setiap bagian dari ilmu yang telah dimiliki. Contohnya dengan membuat jurnal seperti yang diterapkan di perkuliahan Bunda sayang ini. 
 

Selain itu, agar bisa menerapkan ilmu, seringkali kita harus diberi masalah, tantangan, atau contoh soal. Dalam kehidupan pun demikian, masalah yang kita hadapi adalah kesempatan untuk kita menerapkan ilmu yang pernah didapatkan. Jika ilmu itu bermanfaat dan berkah, maka kita pasti mampu menerapkannya. Kelak ilmu tersebut akan menjadi solusi bagi permasalahan kita. 


Namun, jika ilmu itu tidak berkah, maka jalan untuk menerapkannya pun akan menjadi tidak mudah. 


Maka dari itu, setiap kali kita belajar, mohonlah kelas Allah agar menjadikan ilmu kita berkah. Ilmu yang bisa membawa kita jadi semakin takut pada Allah, bukan hanya ilmu yang memenuhi catatan buku saja. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang diamalkan dan ilmu yang bisa diajarkan kembali sehingga manfaatnya tak akan habis mengalir pada kita. Namun, harus diingat juga, ilmu yang diajarkan sebisa mungkin telah kita amalkan, karena kita tak ingin kan jadi seperti yang Allah bilang di surat ash shaf? 


"Kaburo maqtan indallahi annn taquuluu maa laa taf'aluuuun"


Amat besar kebencian di sisi Allah bagi seseorang yang mengatakan apa yang tidak dia kerjakan. 


Wallahu alam bis shawab.. 


Semoga menjadi pengingat bagi diri sendiri... 


#tantanganzona1

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023

Minggu, 19 Maret 2023

Manfaat Jurnal Emosi

 


Masya Allah hari ini pengalaman baru membuat jurnal emosi yang diberikan oleh tim Bunda Sayang. Jurnal ini bisa diisi dengan 1 atau beberapa kejadian. Karena hari ini aktivitas full di rumah, jadi sepanjang hari aku mencoba untuk menuliskan beberapa emosi yang bergantian aku rasakan. 


Pagi hari diawali dengan jalan pagi, aku merasa rileks. Pulangnya aku memasak dan bebenah, agak kesal sedikit karena suatu hal. Lanjut rebahan sebentar, dan agak baper karena suatu hal juga. Lalu mendengar anak anak berdebat hati Agak kesal karena butuh suasana tenang. Diakhir kucatat emosi bahagia karena bisa menikmati waktu bersama keluarga untuk menyaksikan gerakan aktif janin dalam perut. 


Begitulah sekelumit emosi yang tercatat hari ini. Tidak keseluruhan, tapi ternyata cukup banyak emosi yang terasa. 


Hal yang bisa kupelajari dari proses ini adalah, dengan mendokumentasikan emosi kita, bisa membantu diri agar tidak cepat reaktif dalam menghadapi sesuatu. Saat aku merasa baper tadi, inginnya sih menangis sendirian di kamar. Tapi setelah aku menuliskannya di jurnal, aku jadi punya waktu mendefinisikan perasaanku. Aku langsung teringat kajian di sekolah yang sabtu lalu aku ikuti. Jadi, alih alih melanjutkan baper, aku langsung bergerak mengalihkan energi sedih jadi sesuatu yang bermanfaat yaitu membuat kudapan buat keluarga. 


Masya Allah, biidznillah efeknya bisa sejauh itu. Aku jadi bisa mengendalikan diri sendiri, tidak dikuasai energi negatif. 


Jurnal ini akan disini sampai hari ke 14. Tapi melihat manfaatnya yang sangat powerfull, aku berniat untuk melanjutkannya setiap hari. Semoga Allah mampukan untuk bisa rajin membuat jurnal hariannya. 



#tantanganzona1

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023



Sabtu, 18 Maret 2023

Letter for My Self

 


Hari Sabtu hari yang sibuk. Menjelang malam baru bisa berdialog dengan diri sendiri, sambil mengerjakan tantangan hari ke-4 di zona 1 Bunda Sayang. 

Setelah banyak peristiwa dilalui selama sepekan, para mahasiswa atau sobatualang diminta untuk menceritakan pelajaran apa saja yang telah didapatkan. 



Sungguh ingin sekali menulis panjang kali lebar semua ilmu dan pengalaman yang telah didapat. Tapi, lagi lagi karena Sabtu amat padat, jadi setidaknya ada 3 hal yang amat membekas di hati saya. 



Selanjutnya ini bagian yang paling menyenangkan sekaligus mengharu biru. Membuat surat untuk diri sendiri,Ali membacakannya di depan cermin. Rasanya seperti campur aduk. Ada perasaan yang berbeda pada saat menuliskan dan pada saat membacakannya langsung. Sungguh berkesan.



Setelah memberikan surat spesial untuk diriku sendiri, aku semakin ingin memeluk erat semua bagian dari diriku. Mengucapkan terim kasih karena telah berjuang sepanjang waktu. Mengapresiasi yang apa yang sudah baik. Mengevaluasi apa yang masih kurang. Aku merasa lebih dekat dan memiliki diriku sendiri. 

Terima kasih Allah Engkau izinkan aku berproses melalui semua ini. Izinkan selanjutnya aku bertumbuh menjadi sosok yang lebih baik lagi dari detik ke detik...


#tantanganzona1

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023

Jumat, 17 Maret 2023

Apresiasi Melejitkan Motivasi

 


Wah, sudah menginjak tantangan hari ke tiga di Bunda Sayang Zona 1. Sejauh ini Alhamdulillah proses membuat jurnal lancar dan kondusif. Semoga kami bisa menuntaskan pembelajaran dengan baik ya. 

Kali ini para sobatualang di ajak mengingat kembali perkataan orang terdekat tentang kita. Dari 4 pilihan orang terdekat, aku memilih 2 poin yaitu perkataan Suami dan juga perkataan anak anak tentang aku. Nah, berikut form tantangannya. 



Melihat tantangan ini aku jadi teringat dengan berbagai macam bahasa cinta manusia. Ada lima bahasa cinta yang disebutkan dalam bukunga Gary Chapman yaitu kata kata penegasan, waktu berkualitas, hadiah, pelayanan, dan sentuhan fisik. 

Suamiku memiliki bahasa cinta pelayanan, aku dan anak pertama sama sama memiliki bahasa cinta dengan ungkapan hadiah, sementara anak kedua bahasa cintanya adalah sentuhan. Jadi kami semua jarang mengungkapkan cinta secara verbal. 

Itulah kenapa, saat mendapat pertanyaan ini aku agak harus mengingat-ingat, apa ya kalimat kalimat yang disampaikan mereka padaku? Ah ya.. yang paling aku ingat adalah ketika aku berusaha memasak untuk mereka, pasti selalu ada komentar dari suami maupun anak anak. Bagiku komentar itu dianggap sebagai apresiasi. Dan semakin banyak komentar mereka semakin aku termotivasi untuk terus memasak, mengingat memasak itu bukan hal yang mudah aku jalani. 



Ya, ternyata aku punya bahasa cinta berupa kata kata juga. Dan setiap orang juga pasti punya jenis bahasa cinta itu meski kadarnya berbeda-beda. 

Berikan bahasa cinta berupa apresiasi kepada orang yang kau cintai, maka apresiasi itu akan melejitkan motivasinya. Namun, dosis apresiasi harus tepat, jangan sampai salah agar tidak terjadi hal yang diluar keinginan. 

Alhamdulillah, tantangan hari ini bisa diselesaikan dengan hati lapang. Semoga dengan assesment ini bisa membuatku terus bertumbuh untuk mensyukuri diri, memperbaiki yang kurang dan meningkatkan yang sudah baik. 

#tantanganzona1
#bundasayang8
#institutibuprofesional
#ibuprofesionaluntukindonesia
#bersinergijadiinspirasi
#ip4id2023


Kamis, 16 Maret 2023

Antara Sahum dan Alarm


Hari itu Syamil bertekad untuk bisa shaum ke sekolah. Ia berpesan untuk dibangunkan saat sahur nanti. Saking serius tekadnya, ia sampai menempelkan tulisan peringatan di jam wekernya. 

Waktunya alarm berbunyi pun tiba. Namun, mengapa tidak ada suara yang muncul? Aku belum mengecek sebabnya, karena sibuk membangunkan dan menyiapkan sahurnya. Alhamdulillah Syamil sahur dengan lahap. 

Selesai sahur, lanjut aktivitas harian pagi. Murojaah, mandi, siap siap ke sekolah. Ia tak bawa kudapan dan makan siang karena memang berniat shaum. 

Semoga Allah beri kekuatan untuk menjalani shaum hari ini ya Nak. Keshalihan dan tekadmu akan jadi kenang kenangan terindah yang kelak akan Umma ceritakan pada adik adikmu. Tabarakallah Abang. 

Ohya, setelah beberapa jam, alarm akhirnya bunyi di jam 12 siang karena penunjuk jamnya salah. Yah, saling semangatnya Syamil menyetel alarm dan menempel pesan di atas alarm, ia sampai lupa mengecek kesesuaian jam alarm dengan jam yang semestinya. Lain kali lebih teliti lagi ya Bang. 

Rabu, 15 Maret 2023

Ucapan Adalah Doa



Memasuki hari kedua tantangan Zona 1, hati semakin teraduk-aduk. Hari ini kami diajak untuk kembali mengenang pengasuhan yang didapat dari orangtua selama bertahun tahun. Kami diajak untuk mengungkapkan kembali kalimat yang paling sering diungkapkan oleh orangtua dan apa yang dirasakan setelah mengingat kalimat-kalimat itu. 





Seketika ingatanku berkelebat ke masa-masa kecil dahulu, dimana suka dan duka bergantian kualami bersama keluarga tersayang. Setidaknya ada beberapa fase di dalam hidupku yang menjadikan aku tumbuh menjadi diriku saat ini. 

Fase pertama adalah yang paling menyenangkan. Masa kecil yang bahagia kualami hingga kelas 2 SD. Kami hidup berkecukupan, keluarga rukun, semua kebutuhan terpenuhi, dan aku dilimpahkan kasih sayang penuh dari kedua orangtua. Di masa ini aku dekat dengan ayah maupun ibu. Ibu yang selalu mengajariku mengaji, mengantar ke TK, SD, maupun sekolah agama. Beliau selalu sabar mengajariku sampai aku alhamdulillah berprestasi di sekolah. Ayah, yang kuingat, selalu memaparkan buku padaku sejak kecil. Dari beliaulah kecintaanku pada buku diwariskan. 

Fase kedua, orangtuaku berpisah. Aku tinggal bersama ayah sejak SD hingga menjelang kelas 2 SMA. Di masa ini aku mengalami berbagai peristiwa yang sangat dinamis. Pembentukan kepribadianku sejatinya banyak dipengaruhi kejadian di masa masa ini. Masa dimana aku pernah jadi anak yang pemurung, pendiam, tak PD, sering menangis, dan sering Tapi seiring waktu, kedewasaan lambat laun menghampiri. Buku bacaan sangat mempengaruhi kehidupan masa remajaku. Kecintaan pada buku membantuku agar tetap berprestasi akademik, meskipun secara pribadi dan sosial aku masih banyak memiliki problem secara mental. 

Fase ketiga, kelas 2 SMA hingga menjelang kuliah. Aku pindah tempat tinggal, kini jadi bersama ibu. Di fase ini aku berubah, dari seorang 'remaja banget' jadi remaja religius karena saat itulah aku kenal dengan rohis. Aku ajdi pribadi baru yang perlahan memahami kondisi yang dulu terjadi padaku serta ayah ibu, mulai bisa memaafkan dan mengambil hikmah atas perceraian keduanya, serta mulai menata diri untuk menjadi lebih dewasa. 

Di tiga fase yang aku paparkan tadi, amat banyak campur tangan Allah yang baru aku sadari ketika aku dewasa. Betapa Allah sayang kepadaku, dengan segala tempaan dan didikan yang ia beri melalui serangkaian ujianNya padaku. Kini, ketika aku memiliki sifat sifat yang belum ideal dalam kepribadian atau pengasuhan, aku tidak menyesali apa yang dulu aku pernah alami. Tapi aku akan mensyukuri semuanya karena dengan itulah aku bisa terus berintrospeksi diri untuk terus menjadi lebih baik. Semua yang aku dapatkan dulu adalah cara Allah untuk kehidupanku selanjutnya. 

Lalu, kata kata apa yang paling teringat hingga saat ini dari kedua orangtuaku? Jujur aku sulit mengingat detailnya. Aku hanya ingat kelebatan peristiwa - peristiwanya di masa lalu, tidak dengan kata-katanya. Jadi setelah aku gali memoriku, aku memilih dua kalimat ini untuk dituangkan ke jurnal Bunda Sayang kali ini. Kalimat kalimat yang lebih dalam sudah aku tulis di buku jurnal pribadi. Aku tumpahkan semua dengan detail agar aku bisa belajar dari semua rasa yang pernah kualami dahulu bersama orangtuaku. 



Seingatku, kedua kalimat itu kudapat di fase yang berbeda. Kalimat dari ibu terjadi di fase pertama saat aku kecil dulu. Namun ternyata kalimat itu menjadi doa yang kini Allah perlihatkan perwujudannya untuk kehidupanku. Karena kalimat sakti itulah sepertinya Allah berkenan menjagaku untuk selalu berada di lingkungan yang dekat dengan Al Qur'an seperti saat ini. Sementara itu, kalimat dari ayah kudapat saat SMP menjelang SMA. Ayah berulang kali menasehati hal yang sama ketika aku mulai melakukan 'kenakalan' remaja kala itu. Hingga saat ini pesan itu masih terus aku upayakan karena aku merasa belum bisa menjadi seperti yang ayah pesankan. Sambil terus berlatih aku juga berusaha menanamkan pada anak-anakku. Alhamdulillah di anak pertama aku agar kesulitan karena ia amat mirip karakternya denganku. Baru Allah tampakkan hasilnya di anak yang kedua. Ia seolah perwujudan dari doa dan pesan ayahku. Begitu disiplin, selalu sadar dengan tahapan, memiliki pola yang sama jika beraktivitas, dan tertib pada urutan. Ya, baru aku sadari ternyata pesan orangtua itu amatlah besar kekuatannya bagi kehidupan seorang anak. 

Aku jadi berefleksi, bagaimana pesan yang selama ini aku sampaikan pada anak anakku sendiri? Apakah banyak pesan positif atau justru lebih banyak yang negatifnya? Apakah aku sudah memberikan doa yang baik atau sedang menjerumuskan anak anakku dengan doa yang buruk? Astaghfirullah.. mengingat begitu hebat efek dari perkataan orangtua lada anaknya, sepertinya aku harus lebih mampu menjaga lisan agar bisa mengeluarkan hanya kata-kata yang baik saja. Dan itu semua semoga bisa aku perbaiki seiring dengan proses perbaikan dirimu sendiri menuju ke arah yang lebih baik. 

Terimakasih Bunda Sayang, yang telah membantu diriku untuk terus berproses. Bu Dekan Lulu yang terus memotivasi dan Bu Nugraheni yang sangat insighful materinya kemarin. Semoga Allah memberikan balasan keberkahan tak terbatas untuk semua kalian berdua dan tim Bunda Sayang dimanapun berada. 

Bahagia sekali rasanya bisa mengalirkan kisah yang sebelumnya tak pernah tuntas aku tuliskan. Akan ku kenang hari ini sebagai bagian dari sejarahku mengenal serta memperbaiki diri. 



Temperatur Kebutuhan Emosi Ibu


Bismillahirrahmaanirrahim..

Sudah lama tidak mengisi lembar blog ini. Selama ini terlalu nyaman dengan jurnal di buku tulis dan di instagram, jadilah blog ini kembali terbengkalai tanpa isi sejak Februari tahun lalu. Kini, seiring dengan perkuliahanku di Bunda Sayang bacth 8 (melanjutkan kelas matrikulasi yang lalu) maka aku putuskan untuk merutinkan lagi menulis disini. 

Kini perkuliahan memasuki babak baru. Di Matrikulasi kami menyelam dengan kapal selam menuju Pulau Cahaya. Kini sampailah di jenjang Bunda Sayang. Para mahasiswi bisa berjalan-jalan di sepanjang Pantai Bentang Petualang. Para penjelajahnya disebut Sobatualang. Ohya ada yang berbeda dengan sebelumnya. Kini para mahasiswi digabungkan dengan grup regionalnya masing-masing. Tidak lintas regional seperti saat Matrikulasi dulu. Aku pribadi merasa senang-senang saja, karena dengan sistem yang seperti saat ini kita jadi bisa lebih kenal dekat dengan teman seperjuangan yang saling berdekatan domisilinya. 

Di Bunda Sayang ada 8 zona. Kini para Sobatualang ada di zona 1. Sebelum mengerjakan tantangan, kami mendapat materi dari Mba Nugraheni mengenai Self Awareness, Mengenali Diri Mempengaruhi Caraku Dalam Pengasuhan. Insight materi secara lengkap bisa dilihat di sini ya. Dari materi kemarin aku jadi semakin menyadari bahwa sangat penting bagi diri kita untuk sering-sering menengok kondisi diri seperti apa. Sering menanyakan kabar hati, kabar jiwa, kabar fisik. Harus selalu memiliki waktu untuk diri sendiri, setidaknya untuk memenuhi tiga kebutuhan dasar yaitu makan sehat, istirahat cukup, dan gerak ritmis. Jika kita sudah paham dengan kondisi diri, maka akan mudah bagi kita untuk menjalani hari-hari panjang pengasuhan dan aktivitas lainnya.



Dan Zona 1 Pun dimulai hari ini hingga 14 hari kedepan. Kami diminta untuk mengisi Temperatur kebutuhan emosi seorang ibu dengan menceklis pernyataan yang sesuai dengan yang kita rasakan. Untuk mengisinya, diri ini sejenak memutar kembali perjalanan masa lalu, dari yang bisa diingat sampai saat ini. Apakah sebenarnya yang aku rasakan? Pernyataan mana yang sesuai dengan kondisiku saat ini? Oh, ini pengalaman yang menyenangkan karena sudah lama rasanya tidak melihat ke dalam diri sendiri 'sedalam' ini. Apakah kamu merasa dicintai, dipahami, dihargai, bernilai, kompeten, aman ataukah kamu merasa diabaikan? Tanyaku pada diri sendiri. Aku salin format jurnal digital yang diberikan oleh Bu Dekan dalam jurnal pribadi. Agar aku lebih merasakan proses pengerjaan jurnal ini sebagai me time spesialku dengan diri sendiri. Aku butuh waktu lebih lama dari hanya sekedar menceklis ringan pada setiap tabelnya. 



Tabel pertama selesai diceklis. Lanjut ke tabel kedua dan ketiga. Kami diminta menceritakan kapan kami merasa dicintai, dipahami, dihargai, bernilai, kompeten, aman dan merasa diabaikan, begitupun sebaliknya. Momen saat merasa tidak dicintai dan lainnya pun harus diceritakan. Ya, pertanyaannya lebih mendalam kali ini. Mau tak mau harus mengajak diri untuk berdialog lebih intens dan mengingat-ingat kembali momen-momen yang membuat semua rasa itu muncul memenuhi diri. Jurnal syukur dan jurnal harian cukup membantuku mengisi tantangan ini. Namun untuk mengisi keseluruhan rasanya tak mungkin karena akan terlalu banyak. Jadi kuputuskan untuk mengisinya dengan hal yang paling aku rasakan saja dalam waktu dekat ini.









Setelah diamati, aku hampir menceklis semua temperatur kebutuhan emosi ibu. Apakah aku memang sudah benar-benar terpenuhi semuanya? Jawabannya adalah ya, jika yang ditanya adalah kondisi saat ini. Kenapa aku merasa demikian? Karena saat ini aku dalam kondisi spesial yakni sedang dititipi amanah kehamilan, sehingga aku merasa semua perhatian keluarga, suami, anak, dan lingkungan terpusat padaku. Ada saja hal kecil yang kualami sehari-hari yang aku anggap itu adalah bentuk perhatian lingkungan yang aku dapatkan. 

Misalkan saat menginjak usia kehamilan 7 bulan ini, aku mulai merutinkan untuk jalan pagi bersama anakku yang kedua. Di sepanjang perjalanan dari rumah menuju ke luar komplek banyak sekali yang menanyakan berapa usia kehamilanku, berapa jarak dengan adiknya, sudah berapa anaknya, sudah usg atau belum, apa jenis kelaminnya, lantas mereka mendoakan anak ketigaku ini perempuan. Aku jawab yang bisa kujawab, kuberi senyuman untuk pertanyaan yang sifatnya masih misteri, dan aku aminkan selama doa yang dipanjatkan itu doa yang baik. Dari hal itu aku merasakan bahwa aku merasa dicintai, merasa dihargai dan merasa diperhatikan.

Tatkala anak-anak mengucapkan terimakasih atas bekal yang kubuat untuk makan siang, aku merasa bernilai di hadapan anak anak. Namun sebaliknya, aku pernah merasa tidak bernilai ketika suamiku menyetrika baju kerjanya sendiri karena aku sibuk dengan pekerjaan lain di hari itu. Sekilas sempat merasa tak bernilai, karena seharusnya melayani suami adalah kebanggaanku sebagai istri. Tapi segera kutepis rasa itu, karena aku sadar suamiku sebenarnya sedang berusaha memahami kesibukanku saat itu.

Hal yang membuat aku merasa kompeten adalah ketika aku berada di tengah murid-muridku, mengajarkan apa yang pernah kupelajari dari guruku yang terdahulu. Sementara, saat aku membacakan kisah untuk anak anakku dan mereka antusias dengan bacaannya aku sudah cukup merasa dihargai.

Sungguh untuk menentukan apakah temperatur kebutuhan emosiku sudah tercukupi atau belum, aku harus menurunkan ideal selfku. Ini pun baru aku sadari setelah mendapat materi kemarin dari Mba Nugraheni. Kata beliau supaya ideal self dan real self bisa kongruen kita harus melihat diri lebih menyeluruh (salah satunya dengan melihat dari sudut pandang helikopter/balon udara). Menulis jurnal syukur juga adalah salah satu cara untuk mencintai diri sendiri, sehingga hal hal kecil yang kita alami bisa terasa lebih bermakna saat disyukuri dan didokumentasikan. 

Alhamdulillah perjalanan tantangan hari pertama ini sangat bermakna untuk dijalani. Tak sabar rasanya menanti tantangan yang harus diisi untuk esok hari. 

#tantanganzona1
#bundasayang8
#institutibuprofesional
#ibuprofesionaluntukindonesia
#bersinergijadiinspirasi
#ip4id2023