Jumat, 04 Februari 2011

JIka Ini Sebuah Kebaikan, Maka Kukuhkanlah....

Sebuah kebaikan, pasti akan selalu dikenang dan diingat oleh sang penerima kebaikan. Imbas dari kebaikan itu akan membuahkan kebaikan baru, yaitu sebuah ungkapan terima kasih yang lahir dari hati yang tulus. Terima kasih diucapkan dengan iringan senyum yang merekah. Yang kelak akan membekas hebat baik bagi si pemberi maupun si penerima kebaikan. 
Lain halnya dengan keburukan. Berawal dari sedikit saja keburukan, bohong misalnya, maka akan melahirkan sebuah keburukan lain yang nantinya akan saling susul menyusul menutupi keburukan satu dengan yang lainnya. Sang pelaku keburukan akan menerima akibat yang buruk. Begitu juga dengan orang-orang diselilingnya yang berkutat dengan keburukan itu. Akan ikut terimbas keburukan pula.
Jika memang demikian, maka sudah jelas di depan mata, jalan apa yang harus kita tempuh dalam kehidupan ini. Ya, jalan kebaikanlah yang harus dipilih. Sementara itu, segala hal yang berbau keburukan harus selalu kita hindari. Namun, masalahnya sekarang adalah 'bisakah kita dengan mudah membedakan mana yang baik dan mana yang buruk?'. Hm, agaknya ini yang harus kita renungkan dengan seksama. Di masa sekarang ini agaknya orang-orang agak sulit dalam memandang nilai suatu hal. Apakah ini termasuk hal yang baik atau yang buruk. Terlebih dengan meluasnya era globalisasi. Media-media ramai memperlihatkan segala sesuatu yang dikemas dengan kemasan yang terlihat 'baik', namun ada misi tertentu dibalik kemasan itu. Dan tak jarang banyak orang yang terlena dengan kemasan tersebut. Menganggap apa yang dia lakukan baik, padahal belum tentu sesuatu yang terlihat baik akan menghasilkan suatu kebaikan.
Jika demikian halnya, lalu bagaimana caranya untuk mengenali suatu kebaikan? Tentu harus ada indikator tertentu dalam memutuskan dan menentukan apa yang kita lakukan adalah suatu kebaikan atau malah keburukan. Mengenai hal ini, Rasulullah menegaskan bahwa "Kebajikan adalah akhlak mulia, sedangkan dosa adalah apa yang amat berbekas serta meresap dalam hatimu, namun kamu tidak menyukai hal itu diketahui orang lain." (HR. Muslim dan Ahmad). Dengan demikian, salah satu hal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu kebaikan atau keburukan adalah hati kita. Ya, jika hati kita merasakan gejolak ketika melakukan sesuatu, dan yang kita lakukan tak ingin diketahui oleh siapapun, maka apa yang dilakukan bisa jadi adalah sebuah keburukan.
Namun, hati saja tidak cukup untuk bisa menentukan sesuatu yang baik dan yang buruk. Kita tentu memerlukan hal lain, yaitu ilmu. Dengan ilmu, manusia bisa menilai  yang dilakukannya masuk dalam kategori mana. Selain itu, ilmu pula yang memberi penerangan kepada manusia tentang batasan-batasan kebaikan dan keburukan.
Dengan demikian kita memerlikan kombinasi antara ilmu dan hati untuk menghasilkan suatu kebaikan. Analoginya, jika ilmu digunakan tanpa mengunakan hati, maka bisa terjerumus ke dalam keburukan. Dan jika Hati saja satu-satunya sandaran, akan terpeleset juga akhirnya. Ilmu plus Hati nurani, sebuah padanan yang penting untuk mengidentifikasi kebaikan.

Akhirnya semua kebaikan datangnya dari Allah swt, dan keburukan semata datang dari godaan syaithan yang terkutuk.. Semoga kita dijauhkan dari jerumus syaithan kepada keburukan.
Dan postingan pertama di blog ini, semoga menjadi suatu kebaikan, yang kelak bisa mengukuhkan jalan-jalan kita menuju kebaikan selanjutnya...

wassalam,
Acelya Kencana Puri







Tidak ada komentar:

Posting Komentar