Rabu, 23 Februari 2011

Menggapai CahayaNya




Teringat ucapan salah seorang teman, 
"Kita tak akan pernah tahu kapan Allah akan melengahkan kita pada suatu kemaksiatan..." 
Tampaknya hal itu terjadi pula padaku. Awalnya aku memang salah. Aku telah mengesampingkan Allah. Melalaikannya. Menganggap eksistensiNya tak terdeteksi Walau hati nuraniku menolak, tapi rupanya perasaan lebih mengusaiku. Tak ayal... aku pun mengabaikan suara-suara kebenaranNya..

Ya, rupanya aku telah berhasil diperdaya oleh syetan. Kendati Allah telah memperingatkanku dengan berbagai caraNya, aku tetap melewatkannya. Jadilah Allah melengahkan hatiku. Lalu mencabut rasa sensitifku terhadap dosa. Hasilnya jelas. Aku terperosok ke dalam lumpur penuh dosa. Ya, jika satu dosa telah dilakukan, maka akan menyusul dosa-dosa lain terjadi. Malahan terkadang dosa itu terasa manis bagiku. Ya, terang saja aku merasa begitu. Semua itu karena mataku telah dibutakan saat itu...

Sekian lama kujalani masa-masa penuh kelengahan. Masa yang kuanggap membahagiakan. Ya aku merasakan kebahagiaan, tanpa sadar kalau itu hanya setitik kebahagiaan semu yang nantinya akan membentuk noda-noda gelap di hatiku. Aku bertahan dalam kondisi itu. Lama... sekali... Sampai aku jenuh dengan semua yang kurasa. 

Tapi alangkah sang iblis punya banyak rencana jahat bagiku....

Saat aku hendak berjalan lurus, dia kembali menuntunku ke persimpangan. Dia menyajikan simpangan fatamorgana. Menunjukkan jalan yang seolah sangat indah. Sehingga aku tanpa sadar segera memilih jalan itu kembali. Hal itu terjadi berkali-kali. Aku bangkit, namun terpuruk lagi. Bangkit, dan terpuruk lagi. Entahlah... semakin ku ingin bangkit, ku malah lebih terpuruk dalam lembah 'kebahagiaan' versiku...

Ku coba merenung, berkonsultasi, lalu merenung kembali. Mencoba mencari jalan kebenaran yang selama ini terasa gelap bagiku. Di tengah kesempitan jiwa yang kurasakan aku teringat pesan salah seorang sahabatku.

"Futur itu ujian, karena Allah ingin melihat upaya kita untuk keluar dari sana
 Istiqomah itu ujian, karena Allah ingin melihat sejauh mana kita bisa bertahan di sana
 Marah itu ujian, karena Allah hendak menguji semampu apa kita menahan diri darinya
 Sabar itu ujian, karena Allah hendak menguji seberapa kuat kita menjaganya dalam diri kita
 Lelah itu ujian, karena Allah tengah membedakan kita dari orang0orang yang lalai
 Santai itupun ujian, karena Allah menanti upaya kita untuk menyadari bahwa betapa buruknyabersantai di  tengah kelamnya dakwah islam"

Ku menangis.. sejadi-jadinya... Telah kusadari bahwa begitu banyak yang kutinggalkan selama ini. Maka sepenuhnya telah kusadari, bahwa aku harus segera berubah. Tapi, masih ada keraguan dalam hati. Banyak hal berkecamuk di relung hati. 'Apakah aku mampu untuk keluar dari sini?' , pertanyaan itu kian menjadi dilema selama beberapa hari. 

Dan akhirnya, setelah masa perenungan berlangsung.. aku memutuskan untuk kembali ke pangkuanNya. Ya, aku kembali padaNya.. pada sesuatu yang Maha Memahamiku seutuhnya. Dia yang telah memberikan kasih sayangnya padaku, sehingga aku masih diizinkan untuk menggapai kembali cahayaNya.

Namun, alangkah begitu mahal cahaya itu. Tak serta merta Allah menunjukkannya kepadaku. Aku mesti melewati berbagai ujian terlebih dahulu. Salah satunya ujian kesabaran. Untuk lepas dari suatu keadaan ke keadaan baru tentu membutuhkan kesabaran yang tidak sedikit. Aku belum mampu sepenuhnya bersabar. Aku masih terseok-seok menggapai cahayaNya.

Tapi biarlah, bisa berlepas dari 'belenggu keindahan' ini saja aku sudah bersyukur. Cukup sudah aku merasakan akibat dari keputusanku sendiri. Kini kubiarkan Allah mengusap lembut hatiku. Memenuhinya dengan cahaya. Menyirami dengan air dari telaga keimanan yang nantinya akan membuahkan kebahagiaan yang benar-benar nyata datang dariNya.

Aku tak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku ingin hidup sesuai dengan harapan Allah terhadap makhluqNya. "Sesungguhnya aku menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaku." (az zariat :56). Aku ingin berubah... Seperti halnya kepompong buruk rupa yang menjelma kupu-kupu cantik menawan. Inilah azzamku! Aku ingin berubah, menjadi seseorang yang memberi kebaikan tidak hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk orang-orang dan lingkungan di sekelilingku. Terutama untuk dakwah dan islam! Aku ingin menjadi orang yang disebut Rasulullah, "Sesungguhnya orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain...."

Tapi... jalan kebenaran... tak akan selamanya sunyi....
Ada ujian yang datang menghadang....
Ada perangkap mencari mangsa......
*Bismillah...
Ku siap melangkah ya Allah...
berkahilah langkah pertamaku ini....*



Wassalam...
Acelya Kencana Puri







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar