Rabu, 16 Januari 2013

"Tak inginkah kau menceritakan kesulitanmu padaku ukhti? Aku tak ingin kau mencurah air mata seorang diri. Lihatlah bahuku ini, masih bersedia untuk menjadi pelabuhan keluhmu, jika saja engkau mau bercerita padaku.."

"..."

"Suatu hari, aku pun pernah merasakan kepedihan yang sangat... Saat diri ini terasa amat rapuh, tak bisa bergerak, apalagi hanya sekedar bertahan.. Aku tenggelam dalam kepedihan..Sendiri.. melepas duka ditemani sunyinya malam..
Namun ada seseorang yang menghampiriku, merelakan bahunya menjadi sandaran di kondisi lemahku.. Menyiapkan segenap perhatiannya untuk menyimak kesahku... Dia teramat sabar.. Tersenyum membesarkan hatiku... HIngga aku pun menceritakan semua yang menjadi kegundahan di hatiku.."

"Lantas..??"

"Ya.. meski awalnya berat untuk mulai bercerita, aku putuskan untuk percaya padanya.. yakin bahwa ia dapat kupercaya untuk kubagi perasaan ini.. Insya allah aman jika bersamanya -pikirku dalam hati-.. dan mengalirlah akhirnya cerita-ceritaku padanya.."
"Alhamdulillah.. setelah menceritakan padanya, masalahku memang belum selesai, tapi setidaknya bebanku terasa lebih ringan karena saat ini sudah ada dua bahu yang menanggungnya..."

"Alhamdulillah jika demikian.. namun, percayalah.. aku tak apa.. ini hanya sifat melankolisku yang sedang dominan..Insya allah, jika aku sudah siap dan tenang.. aku akan bercerita padamu.. namun tidak untuk saat ini.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar