Senin, 04 Desember 2023

Belajar Seksualitas Di Usia Dini

 Hari ini berkesempatan menyimak kembali materi tentang pendidikan seksualitas yang disampaikan oleh kelompok 4 dari peserta bunda sayang. Ini materi yang amat aku butuhkan, mengingat aku masih memiliki anak anak yang memiliki rentang usia 0 tahun, 3 tahun, dan 9 tahun.


Pada usia 0-2 tahun anak sedang mengalami fase oral. Peran orangtua adalah menguatkan kelekatan dengan# anak, membangun komunikasi positif, serta memberikan edukasi gender sesuai jenis kelamin. Proses ini diantaranya bisa dioptimalkan lewat proses memberikan ASI secara langsung. Kontak mata, komunikasi, kedekatan, serta ikatan batin bisa terbentuk pada momen menyusui. Oleh karena itu proses ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang ibu. 


Memberikan edukasi gender bisa melalui kalimat kalimat yang menyatakan bahwa anak kita memiliki karakteristik gender tertentu. Pada anak wanita misalkan, kita bisa ungkapkan, "Ayo kita mandi anak umi yang Sholihah, supaya badannya wangi dan bersih."


Tantangan edukasi pada pendidikan seksualitas di rentang usia ini adalaah terkadang orangtua memiliki kecenderungan untuk memiliki anak dengan gender tertentu. Sementara itu, gender anak sudah ditentukan oleh sang maha pencipta dan kita tak bisa memilih diberikan anugerah anak laki-laki atau perempuan. Oleh karena itu, apapun jenis kelamin anak kita, kita harus selalu menyayangi dan memberikan pendidikan secara optimal. 


Selain itu, tantangan selanjutnya adalah orangtua sering merasa tabu untuk menjelaskan atau menyebutkan nama organ kemaluan pada anak anak sehingga menyebutnya dengan bahasa tertentu, seperti burung, Mamas, dll. Hal itu sebaiknya dihindari. Orangtua Haris mengupayakan memperkenalkan organ dengan nama yang benar, misalnya penis atau vagina. Namun, jika masih kecil, orangtua bisa menyebutkan dengan bahasa umum, yakni kemaluan. Ini akan lebih aman dibandingkan menyebutkannya dengan bahasa yang umum disebutkan di masyarakat. 


Setelah mengenal tentang edukasi serta tantangan dalam pendidikan seksualitas di usia 0-2 tahun, selanjutnya ada rekomendasi mainan untuk anak anak. Di usia ini warna dan jenis mainan ternyata tidak mengenal gender. Di usia ini tak mengapa jika anak lelaki bermain boneka dan masak masakan. Atau anak perempuan bermain mobil-mobilan. Justru permainan ini akan bisa dijadikan sebagai pembelajaran life skill sejak dini. 


Menyimak materi tersebut membuat aku memiliki tambahan amunisi untuk menjalankan pendidikan seksualitas sesuai usia anakku. Banyak sekali pekerjaan rumah yang harus aku lakukan. Namun dengan ilmu, semua pr itu insya Allah akan terlaksana dengan seizin Allah. Semoga Allah kuatkan aku untuk mengamalkan ilmu yang aku dapat hari ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar