Selasa, 17 September 2024

Tarbiyah Bil Quran

Taujih Gurunda KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc, Al Hafizh


Proses tarbiyah bil quran digambarkan Allah pada ayat berikut.

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ} [الجمعة : 2]


Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

1. Ada proses membacakan Al Quran (يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ)

2. Proses mensucikan jiwa ( وَيُزَكِّيهِمْ ) dari tilawah ada proses bersih bersih diri. Apa saja yang tidak sesuai dengan Al Quran dihilangkan dan yang sesuai dimasukkan (Attahalli watakholli). Mengakses yang baik baik dari Al Quran dan membersihkan diri yang tidak sesuai dari Al Quran.

3. Proses  mau mengajar dan belajar Al quran dan pendukung Al Quran yaitu sunnah (يُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ)  . Baik berupa sunnah atau apa saja ilmu yang bisa membuat manusia semakin beriman dengan Al Quran. 

4. Manusia jika tidak dibina dengan Al Quran maka akan selalu dalam keadaan sesat yang nyata (وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ)

Ayat-ayat lain yang maknanya senada dengan ayat di atas adalah Ali imran 164 dan Al Baqarah 151.  

Akhir ayat di surat Al Jumuah ayat 2  adalah bukti bahwa tidak ada cara untuk memperbaiki diri kecuali dengan Al Quran. Siapa yang tidak dengan Al Quran ia akan terus bertahan dengan kesesatan, penyelewengan, dan kesalahannya. 

Pada ayat ke-3 surat Al Jumuah Allah melanjutkan, 

وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ

dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka.

Ketika membina diri dengan Al Quran,  meskipun terbentang jarak dengan umat terdahulu, insya allah kamu bisa sama dengan mereka. Walaupun kesamaannya bisa 100%, 90% dll. Yang terpenting adalah bersama al Quran karena sumbernya sama. Meskipun di level status ada perbedaan, namun di sisi allah belum tentu berbeda. Selama sama sama berusaha mentarbiyah diri dengan Al Quran semua punya kesempatan yang sama meraih pahala besar.


ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

"Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar"

Walaupun memang ada keterbatasan keterbatasan, yakni kita tidak berguru langsung pada Rasulullah. Maka perbedaan pasti akan ada. Namun Rasulullah mengapresiasi manusia akhir zaman yang terus berusaha berpegang teguh pada ajaran Al Quran.  Bahkan Rasulullah memanggil kita dengan sebutan saudara. 

Hadits Riwayat Muslim, Nabi Muhammad secara tak terduga berujar kepada Abu Bakr: “hai Abu Bakar, aku begitu merindu untuk bisa bertemu dengan saudara-saudaraku” Abu Bakar menjawab: “apa maksudmu ya Rasulullah, bukankah kami ini semua saudara-saudaramu?” Rasulullah SAW bersabda: “Kamu semua adalah para sahabatku, bukan saudaraku. Saudaraku adalah yang belum pernah melihatku apalagi menemaniku dan bersamaku, tetapi mereka beriman kepadaku”


ثُلَّةٌ مِّنَ الْأَوَّلِينَ (13) وَقَلِيلٌ مِّنَ الْآخِرِينَ 

"Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian."

Orang yang berprestasi dalam keimanan memang banyak yang dari golongan orang terdahulu. Hal itu bisa diwajarkan karena dahulu mereka dekat dengan sumber pembawa wahyu, yakni Nabi Muhammad saw.  Tapi ayat ini dijawab oleh al jumuah ayat 4.

Mari kita pahami, mengapa Allah menerapkan hal demikian?

1. Antara manusia dan Al Quran sama sama bermuara pada Allah

Sumbernya dari Allah.  Manusia disebut Allah, "Saya menciptakan kamu" (khalaqol insan). Banyak ayat tentang penciptaan manusia. Sedangkan Al Quran, adalah kalamullah, turun dari lauhul mahfudz. Tatkala ada titik kesamaan maka manusia dan Al Quran mudah sekali untuk cocok dan klop. 

Di hadist digambarkan seperti sebuah sinyal. Orang yang bersama Al Quran berarti ia punya sinyal yang kuat bersama Allah swt. Saat para sahabat baca quran Rasulullah datang dan berucap absyiru..absyiruu.. Berbahagialah, berbahagialah. Man qaraal quran fa inna hu siapa yang membaca quran maka ujungnya di tangan allah dan ujung satunya di tangan manusia. Maksudnya manusia dan Allah akan terhubung tatkala bersajma Al Quran*. 

Sementara itu hal lain tak ada hubungannya dengan manusia. Tujuannya Allah adalah supaya manusia tunduk kepada Allah. Manusia seharusnya menyadari bahwa jika ia sedang baca Al Quran maka sinyalnya nyambung dengan Allah. 

*Al quran hisa berfungsi istighfar* 

🩷bisa berfungsi shalat, dll. 

📝pepatah arab: Barangsiapa yang sering membaca sastra bahasa arab maka hatinya akan sensitif (terhadap keindahan). Barangsiapa yang suka ilmu sejarah maka ia punya banyak ilmu pelajaran dan hikmah dalam hidupnya.  

2. Siapa yang membaca Al Quran hatinya akan lembut, ia akan mendapat banyak pelajaran dan ilmu ilmu yang lain, ia juga akan mendapat kedekatan dengan Allah. 

Betul ibadah lain pun mendekatkan diri dengan allah. Tapi jika dia belum beralquran maka sinyalnya tidak akan sekuat yang selalu bersama Al Quran. Orang yang selalu bersama Al Quran akan selalu 'on' dengan Allah. Jika minta ampunan akan diampuni, semua perbuatannya akan selalu di apresiasi oleh Allah. Sifat ini adalah sifat ghafurun syakur (fathir 29-30). 

Aslinya manusia itu hina, apapun yang keluar dari lubang-lubang manusia itu sifatnya hina. Walaupun demikian, jika manusia terus on pada Allah dengan Al Quran, maka akan menjadi mulia. 

3. Allah sebut al quran itu bagaikan ruh

Al Isra: wa yasalunaka anir ruh. Asy syuro 52. Wakadzalika... 

Sebagaimana badan tak bisa aktif tanpa ruh, maka jiwa manusia pun tak bisa aktif tanpa ruh Quran. Al Quran adalah ruh pembimbing jiwa manusia ke jalan yang baik. Kalau jiwamu gak ada ruh qurannya maka kamu tak akan bisa merasakan bagaimana kehebatan Al Quran.

4. Manusia selalu punya cahaya, tempat yang terang, yang karenanya kita jadi tahu kebenaran. Yang karenanya kita tahu apa yang bahaya dan yang aman, yang bisa dilewatkan, atau dibimbing oleh iman.

Doa agar dikaruniai  cahaya, di surat At Tahrim  ayat 8, 

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."


Sabtu, 14 September 2024

Villa Degung Hills


Oleh : Acelya Kencana Puri

Minggu, 15 September 2024

Azwaj Bukan Hanya Tentang Suami Istri

Pembukaan Mukhayyam Al Quran

Taujih #1 dari Gurunda K.H Abdul Aziz Abdur Rauf

Atas nama ilmu kita dipertemukan. Berawal dari kajian online semasa pandemi, dilanjutkan dengan kopi darat offline para pecinta Al Quran. Maka sebagaimana kita dipertemukan di tempat ini maka tak mustahil juga dipertemukan di surga

Manusia jika sudah tertanam khullah (keakraban) atas nama ilmu,  amal sholih, ketakwaan, maka karena khullah itu rela menempuh jalan panjang untuk saling bertemu. 

Khillah terdapat di QS Al Baqarah 254

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.



Khullah adalah keakraban dan pertemanan dalam hal apa saja. Jika dalam hal ilmu, ketaqwaan, kebaikan, dll, maka jadi khullah yang istimewa (Az Zukhruf ayat 67). 


{الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ} [الزخرف : 67]

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa


Orang-orang yang saling berakrab disebut kholil (Al baqarah 124)

وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.


Semoga pertemanan dari online, menjadi offline dilanjutkan menjadi pertemanan yang membawa kebahagiaan. Bukan membawa permusuhan, bahkan menjadi pertemanan yang tolong menolong dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di hari kiamat.  


Di Hari Kiamat Kita Butuh Bantuan Teman

Allah bercerita tentang hari kiamat di surat Asy Syuaro Ayat 94-104. Orang orang yang ada di neraka, mereka memiliki kesamaan saat di dunia, yakni gara gara mereka sama sama menganggap tuhan yang mereka sembah sama dengan Allah Rabbul Alamin.

قَالُوا وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ (96) تَاللَّهِ إِن كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ (97) إِذْ نُسَوِّيكُم بِرَبِّ الْعَالَمِينَ

Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka: "demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam".

Dampaknya saat itu mereka tak bisa mendapat orang yang menolong mereka, karena pertemanan mereka dahulu. Jika orang yang berdosa tak bisa saling menolong di akhirat maka orang beriman bisa saling tolong menolong di akhirat kelak.  Di dunia saja sahabat bisa saling tolong menolong, apalagi jika di akhirat jika punya sahabat yang sholihah. Kelak orang sholih itu akan menjadi syafaat bagi teman akrabhya.

Orang beriman yang sudah di surga ditanya perasaannya oleh Allah. Tentu mereka bersyukur, tapi masih ada yang menganjal. Apa itu? Ternyata mereka akan mencari orang-orang terdekatnya. Maka Allah akan menaikkan orang yang dicari itu, jika ia berada di surga yang lebih rendah. Apalagi jika teman itu di neraka. Maka orang itu akan dikeluarkan dari neraka disebabkan saat di dunia bersahabat akrab dalam ketaqwaan.


Al ukhuwah termasuk amal sholih utama

Ahli neraka akan mengatakan di ayat Asy Syuaro ayat 102, jika saja mereka bisa dihidupkan kembali, mereka akan membangun  persahabatan yang akrab dalam rangka keimanan.


فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ 

maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman".

Dijawab di surat Saba : di dunia saja tak mungkin, apalagi d akhirat nanti. 


Azwaj bisa bermakna pasangan

 يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنتُمْ تَحْزَنُونَ

Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.

Azwaj bisa bermakna pasangan. Bisa juga dimaknai persahabatan. Seseorang yang sama sama belajar Al Quran, Ilmu, sama sama dalam keshalihan, maka bisa masuk dalam kategori azwaj. Semuanya bisa menjadi penyebab manusia bersama masuk ke jannah. 

Tuhbarun ( تَحْزَنُونَ ) secara khusus bermakna dihibur dengan lagu dan nyanyian yang menyenangkan.

Kata azwaj ada juga di surah Ash Shaffat. Akan diberlakukan juga pada persahabatan dalam kejahatan. Contohnya ada yang bersahabat dengan Israel.

قَالُوا إِنَّكُمْ كُنتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ

Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan.

Pada Ash Shaffat ayat 28 digambarkan suasana ketika di akhirat. Para pengikut kebatilan akan menyalahkan pemimpin yang mengajak mereka sesat. Bahwasanya ajakan mereka itu dari kanan. Disebut dari kanan karena argumen mereka kuat, bujukan mereka meyakinkan, tawaran mereka amat menggiurkan. Padahal semua itu adalah jebakan menuju neraka. 

Perkenalan hati atas dasar iman fi sabilillah jauh lebih kuat ikatannya daripada pertemuan fisik yang biasa.

Hendaklah setiap kalian satu dan yang lain saling menyemangati, terus solid. Insya allah semua mendapat pahala yang sama dalam menjaga soliditas kelompok keimanan. Saling bersabar dalam hubungan pertemanan agar terus solid dan bisa saling menyemangati. 

***

Sesi tanya jawab 

Realitas di masyarakat banyak fenomena antar suami istri serta anak anak yang salah satunya belum mengaji. Serasa ada yang kurang karena kan tujuannya sama ke surga, tapi keluarga ada yang belum ngaji juga. Bagaimana menyabarkan diri agar bisa sama sama kumpul di surga?


Azwaj juga berarti keseragaman sesuatu. Di surat shod azab neraka juga dibahasakan dengan azwaj ayat 58-59

Jika bekum dikaruniai pasangan yang belum mengaji, maka ada beberapa nasehat.

1. Memberi nasehat dengan cara yang baik

2. Bangunlah prinsip azwaj/modal azwaj yang ada dalam pasangan kita. Utamanya adalah statusnya sebagai muslim muslimah. Cari kebaikannya yang hisa disyukuri. Jika ada perasaan bahwa saya salah pilih, itu adalah bisikan ssetan.setan sangat ingin pasangan bercerai. 

Dalam hadist rumah tangga : hubungan suami ustri bersahabat shodaqoh. Mengapa dianggap shodaqoh? Jika dilihat dari segi ketaatan pada Allah, Di balik itu ada komitmen pada kehalalan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah.

Semua upaya orang beriman untuk mempertahankan keluarga maka akan menjadi amal sholih yang amat berharga

4. Sabar bahwa kekurangan pasangan masih dalam batas kewajaran.  Misal jika ada tabiat orang Batak yang terbiasa bicara dengan keras, sementara pasangannya orang Solo yang lembut maka harus bersabar. 

5. Setiap pasangan sebenarnya sudah azwaj, tinggal bagaimana meningkatkan kualitas dalam berpasangan

6. Yakinkan bahwa dibalik kesabaran itu tidak gratis di sisi Allah. Ada hadiah yang disiapkan oleh Allah untuk orang yang bersabar. 

7. Dalam pahitnya kehidupan pasti ada kenikmatan. (Kisah ulama) 

8. Iringi dengan doa dan rasa optimis bahwa setiap ujian tak ada yang gratis.



14 September 2024

Villa Degung Hills

Sabtu, 14 September 2024

Urgensi Tarbiyah Al Quran

 *Kalimatul mukhoyyam ke-3*


📹Gurunda KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Al Hafizh


Urgensi Tarbiyah Al Quran_* 



🩷 *Karena kita tak ingin terputus dengan Allah*


Tanpa sinyal hp saja kita sudah repot, apalagi jika terputus sinyal dengan Allah. Maka semua aktivitas kita dengan Al Quran entah itu tilawah, menghafal, tadabbur, semoga Allah menerima amalan tersebut. Karena Al Quran adalah sebaik baik penghubung kepada Allah. 



إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْـًٔا وَأَقْوَمُ قِيلًا


Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.



Shalat malam dan interaksi dengan Al Quran adalah satu kesatuan.  Berdiri pada saat itu adalah menunjukkan kekuatan yang hakiki. Berdirinya adalah pembangun hubungan kepada allah yang memiliki dampak bacaan yang sangat berkualitas dan berkesan. Ucapan pada saat itu adalah sebaik baik ucapan dari manusia.


Ketika Al Quran dibersamai qiyamulail, maka manusia memiliki sinyal terkuat pada Allah. Apalagi di saat itu langsung ada tawaran dari Allah, apakah manusia mau meminta ampunan,  meminta pertolongan, meminta apapun, maka Allah akan memenuhinya. Itu adalah ganjaran bagi hamba yang rela bangun malam sebagai bukti cintanya kepada Allah. 

 


Kalau kalian berkumpul hendaklah kamu saling menyemangati yang lain, minimal ada perasaan tak enak saat tidak sekuat yang lain dalam beramal sholih. Minimal tumbuhkan rasa fastabiqul khayrat jika sedang bersama saudara seiman. 


🩷 *Al Quran adalah ruh.*


Masalah ruh sangat identik dengan kemahasempurnaan Allah. Ruh tak akan pernah usang, expired, atau menua. Ruh dalam urusan Allah, selalu mendapat perhatian dari Allah.


Orang yang bersama Al Quran adalah orang yang terawat ruhnya dengan baik. Yakni ruh yang menghidupkan badannya maupun ruh yang berfungsi menghidupkan jiwanya.


Dengan dua urgensi ini, bisa disimpulkan bahwa betapa bahayanya hidup tanpa Al Quran.



Apa bahayanya jika manusia tak berdzikir, tak tilawah, tak qiyamulalil? Secara tarbiyah ia tak dibahas dari segi pahala. Karena masalah pahala akan membuat manusia banyak beralasan bisa melakukannya dengan ibadah lain. Maka, jika dilihat dari dimensi kebutuhan, maka ibadah Al Quran di ibaratkan makanan. Al Quran akan menjadi sesuatu yang terasa sangat dibutuhkan oleh setiap ruh. Ia adalah nutrisi yang menghidupkan ruh. Dan setiap ibadah memiliki efek nutrisi yang berbeda. Tilawah menghapuskan dosa

Shalat yang -didalamnya ada al Quran- fungsinya istigfar dan doa. 


Semua ibadah kita butuhkan karena jiwa kita yang menginginkannya, semua memiliki porsi kebutuhan  masing masing.


🩷 *memenuhi kebutuhan*



Apa bisa manusia tanpa tumbuhan, air, api? Di surat Al Waqiah, Allah menyebutkan semua hal tersebut. 


أَفَرَءَيْتُم مَّا تَحْرُثُونَ

Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.


أَفَرَءَيْتُمُ ٱلْمَآءَ ٱلَّذِى تَشْرَبُونَ

Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.


أَفَرَءَيْتُمُ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى تُورُونَ

Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu).


Kemudian  ayat selanjutnya bicara tentang Al quran.



فَلَآ أُقْسِمُ بِمَوَٰقِعِ ٱلنُّجُومِ

Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.



Sebagaimana kamu tak mungkin hidup tanpa tumbuhan, air, api, maka tak mungkin juga jika hidupmu tanpa al quran dan semua bentuk interaksinya. Itu adalah kebutuhan hidup kita baik secara fisik maupun jiwa. 


Seandainya jiwa itu bisa memberi informasi pada manusia,  maka jiwa akan berterima kasih jika manusia memenuhi hajatnya bersama Al quran. Jika jiwa dipenuhi kebutuhannya maka ia akan tumbuh subur dengan baik.


Ada mahasiswa IPB yang mengambil kesimpulan bahwa "kalau jiwa yang tiap hari dibacakan Al quran bisa tumbuh dengan baik, berarti makhluk lain pun begitu?"


Ia pun melakukan penelitian, yaitu dua kamar berisi tanaman, yang satu dibacakan Al quran, yang satu tanpa dibacakan. Setelah diteliti ternyata tingkat kesuburan tanaman tersebut berbeda. Al Quran membuat tanaman lebih subur. 


Kita tak mungkin bertani hanya mengandalkan pupuk,  tapi andalkan keshalihan diri. 


 


🩷 *Al quran ini diturunkan allah ke hati manusia*


Hati ini selalu bisa menampung Al Quran. Hati yang selalu terhubung dengan Al Quran akan lebih mudah tersambung dengan syariat Allah dan menerapkannya. 


Jika Al Quran dibacakan oleh qariah yang membaca dari hati, maka yang mendengar akan tersentuh walaupun ia tak paham maknanya. 

Maka jangan remehkan bacaan kita , karena itu akan membawa hidayah pada siapapun yang mendengarkannya. 


Banyak orang yang meneteskan air mata karena lagu, maka apakah tak bisa hati meneteskan air mata karena Al Quran? Adakah hati kita telah tumpul?



🩷 *jika merasa tak mampu, maka jawab dengan doa, jangan menyerah jangan pesimis.*


Jawab dengan doa, istighfar dan amal baik, shodaqoh, tasbih dll. 

Bisa jadi sulitnya kita dengan Al Quran karena faktor dosa kita. 

Maka semua amunisi tersebut akan membuat kita lebih ringan dan memulai al quran. 


Orang yang meminta keduniaan saja allah kasih, apalagi yang meminta Al Quran, mana mungkin Allah tidak mengabulkan kebersamaan dengan Al quran.


Hatta jika Allah belum izinkan diri bersama Al Quran secara optimal, maka yakinlah bahwa pahalanya sudah Allah catat.



Villa Degung Hills, 15 September 2024


Dicatat oleh:

_Acelya Kencana Puri_