1. Berbahagialah menjadi pengajar Al Quran
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS Yunus ayat 58)
Biasanya interaksi dengan Al Quran lebih populer dengan cara tilawah, tahsin, tahfiz, ataupun tafsir. Tapi karena sedang kajian ini dikhususkan untuk guru Al Quran maka kita semua mengharapkan interaksi yang lebih daripada itu. Semua guru Al Quran disini, semoga Allah muliakan dengan cara mudah untuk berbuat kebaikan, mudah untuk mendapatkan ampunan Allah, serta mudah untuk menjadi pembuka pintu kebaikan bagi masyarakat.
2. Menjadi Guru Al Quran berarti kita telah dipilih Allah
Sejak dahulu posisi guru Al Quran adalah posisi yang teramat tinggi. Umar bin Khattab, adalah beliau tak ingin guru Al Quran hidup dalam kekurangan secara materi. Begitu pula di zaman Umar Bin Abdul Aziz, serta di zaman Yusuf Al Hajaj, guru Al Quran menjadi penopang penting dalam aspek kehidupan. Meski sekarang sudah tidak keren dipandanganya tapi masih ada yang mau mengajar Al quran, maka itu adalah bukti keikhlasan kita kepada Allah.
Berbeda dengan masa kini. Guru Al Quran terkadang dipandang sebelah mata. Kini mungkin jarangi ada yang sejak awal sengaja bercita2 jadi guru Al Quran. Selain karena secara keduniaan bukan lagi dipandang sebagai sesuatu yang posisinya tinggi, juga karena sering dipandang sebelah mata. Maka tatkala Allah menakdirkan kita jadi seorang pengajar Al Quran, itu artinya kitalah yang dipilih oleh Allah, seperti dalam surah Fathir ayat 32.
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ} [فاطر : 32]
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Fathir ayat 32)
3. Tetap optimis, meski kita belum jadi pengajar Al Quran yang berkapasitas tinggi
Walaupun guru Al Quran ada juga yang secara keimanan nilainya masih dibawah, tapi tetap masih dimuliakan oleh Allah. Atau masih dalam kondisi yang digambarkan pada potongan ayat,
...فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ
"Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri.."
Jika terus memperbaiki diri, maka Allah akan terus memberi pahalanya bagi mereka. Asalkan mereka melakukan hal-hal yang memproses mereka menjadi lebih baik.
4. Berkumpul dengan ahlul quran lain adalah cara untuk meninggikan kualitas, serta menyehatkan jiwa dan batin pengajar Al Quran
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).
Bahwa berkumpul dengan ahlul quran akan mendatangkan berbagai hal :
- Ketenangan serta kesehatan bagi jiwa, lahir dan batin. Dan ini sangat dibutuhkan serta menjadi modal pertama bagi pengajar Al Quran. Jika badan dan hati tidak sehat maka proses pengajaran tentu tidak akan optimal.
- Dinaungi rahmat
- Dibersamai para malaikat
- Allah akan menyebut namanya di sisi para makhluk
5. Cukuplah ia dipercaya sebagai guru Al Quran, itu adalah hadiah dari Allah. Teruslah berproses dan naik tingkat.
Akui saja bahwa kita adalah pengajar Al Quran yang amat ala kulli hal. Dengan semua kekurangan yang kita miliki, maka jika terus berkumpul dan ditempa maka ia akan naik tingkat menjadi golongan yang pertengahan (مُّقْتَصِدٌ). Seiring dengan terus belajarnya, ia pun berpotensi akan naik tingkat lagi menjadi golongan yang yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan seizin Allah ( سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ).
6. Hikmah dibalik kalimat بِإِذْنِ اللَّهِ
Ada perbedaan yang menarik dibalik kalimat insya allah dan kalimat Bi Idznillah. Insya allah digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sudah tergambar yang selalu mungkin untuk bisa terlaksana di mata manusia.
Sementara itu, bi idznillah digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang menurut akal manusia sangat mustahil, tapi sama sekali tidak mustahil di sisi Allah. Maka jadikan bi idznillah ini untuk meraih keridoan Allah. Salah satunya dengan cara bikin perjanjian dengan diri kita sendiri.
Tekadkan dalam hati kita, "Ya Allah, jangan wafatkan aku sebelum aku menuntaskan hafalan 30 juz.."
Contoh penerapan
🌸Tholut adalah panglima perang dengan pasukan yang sedikit, tapi berhasil memenangkan perang melawan Jalut. Maka ayatnya digambarkan dengan,
...فَهَزَمُوْهُمْ بِإِذْنِ اللهِ وَقَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوْتَ
Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah.
7. Fokuslah pada kesabaran, bukan pada hasil yang didapat
Jika seandainya Allah sudah memutuskan bahwa kamu tak akan hafal Al Baqarah melainkan sudah mengulangnya sebanyak 1000 maka tempuh saja. Bersabarlah dalam ketaatan itu (Shobru ala thoah). Fokus pada kesabaran, bukan pada hasil yang ingin di dapat. Karena hasil ada kehendak dan kuasanya Allah, sementara kesabaran adalah ranah manusia. Sabar dalam mengerjakannya sedikit demi sedikit. Sabar untuk menempuh waktu yang panjang bersama Al Quran.
Ustadz Abdul Aziz pun menghafal dari 84 dan jangan dikira tak ada yang hilang, pasti ada. Tapi menghafal adalah bukan perkara hafalan hilang atau lancar. Menghafal adalah tentang bersabar dalam ketaatan pada Allah dan pada Al Quran itu sendiri.
8. Al Quran adalah keutamaan yang amat besar, sementara isi kehidupan dunia hanya hal kecil.
Di balik Al Quran ada fadhlul kabir. Siapa yang meyakini hal itu maka ia akan memandang bahwa semua isi kehidupan adalah fadhlus shagir (keutamaan kecil). Maka kelak akan timbul apapun yang terjadi pada dunia, adalah hal kecil sehingga ia tak mudah kecewa terhadap urusan dunia.
إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ إِنَّ فَضْلَهُۥ كَانَ عَلَيْكَ كَبِيرًا
🌸Ada kisah nyata yang terjadi di Jakarta 5 - 10 tahun yang lalu. Sebutlah seorang muslimah. Di usia 35-40 belum ada jodoh yang diizinkan hadir. Dia dan sekeliling merasa galau. Sampai akhirnya muslimah ini taaruf, dan disetujui oleh kedua belah pihak. Setelah khitbah ternyata proses dibatalkan karena orangtua ikhwannya tidak setuju. Sang akhwat kecewa berat. Namun akhirnya tetap berusaha mendekat kembali pada Allah. Ia umroh, ketika dia tadabbur Al quran, maka dia sampai pada ayat An Nisa 113.
وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُۥ لَهَمَّت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ أَن يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِن شَىْءٍ ۚ وَأَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُن تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
9. Dari kisah diatas dapat diambil hikmah bahwa dalam kehidupan bisa saja seseorang tergelincir dalam kesesatan, tidak menerima takdir, menginginkan yang baik menurut pandangannya, dan hal lain yang sesuai keinginannya. Padahal semuanya yang dipilihkan Allah itulah yang terbaik. Dan Al Quran adalah ilmu yang amat besar serta karunia yang teramat Agung.
Kondisi sang akhwat yang masih diizinkan bertadabur oleh Allah dan kembali mendapatkan pemahaman akan takdir adalah fadhlullah alaika adzima.
10. Ingatlah kaidah Masya allahu kaana, wamaa lam yasyaa lam takun
Kalau allah kehendaki maka terjadi, kalau allah belum izinkan maka ada saja halangannya tak akan terjadi sesuatu tersebut.
11. Boleh kecewa, tapi pilih pilihlah saat ingin kecewa.
Kita boleh saja merasa down, tapi untuk hal yang Allah rekomendasikan saja, misalkan perihal keimanan, Al Quran , keislaman, dll. Adapun perihal dunia, Allah maha berkehendak meluaskan atau menyempitkan urusan manusia.
Hadirkan kesadaran dalam diri kita bahwa dalam pernikahan pun ada variasi. Ada yang dikaruniai anak laki-laki, ada yang dikarunia anak perempuan, bahkan ada yang belum dikaruniai anak ketika di dunia. Semua kondisi itu tak membuat manusia rugi. Semua ada kemuliaannya dan takarannya masing-masing. selama ia mengutamakan fadhlul kabir/fadhlul adzima (Al Quran).
QS Asy Syuro 49-50
لِّلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ
أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَٰثًا ۖ وَيَجْعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًا ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
49. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki,
50. atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
12. Yakinlah pada Allah meski kemampuan kita masih jauh dibawah yang diharapkan.
Selalula merasa bahwa saya ini sosok yang 'ala kulli hal jiddan', tapi karena masyarakat sudah percaya lantaran Allah yang memberikan hadiah itu, maka teruslah berusaha belajar hingga mendapatkan wa kanallahu fadhlul adzima.
13. Al Quran adalah SOP kehidupan dari Allah
أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Al quran adalah petunjuk kehidupan dari Allah yang tak akan pernah berubah, siapa yang memegang teguh maka ia akan sukses. Belajarlah dari SOP manusia. Contoh, jika ada yang masuk maka harus ada yang keluar. Maka infaq, sodaqoh, zakat, adalah bagian dari SOP kehidupan manusia. Hal itu membuat harta yang dimiliki menjadi berkah. Guru Al Quran harus ikut SOP ini. Harus ada proses masuk ilmu, sebelum mengeluarkannya dalam bentuk pengajaran. Maka yakinilah 8 bentuk interaksi yang harus ada dalam diri muslim, utamanya bagi yang sudah terpilih oleh Allah jadi guru Al Quran.
1. Tilawah.
2. Tahfizh, harus dijadikan agenda kehidupan yang hasilnya diserahkan saja pada Allah. Seperti halnya rizki, pasti setiap manusia ingin rizkinya dapat banyak, tapi ya terserah Allah mau memberi rizki berapapun, yang penting kita terus berusaha. Jadikan tahfiz sebagai syukur lisan kita, yang jika tak dipakai menghafal maka akan banyak dipakai untuk bicara yang tidak perlu.
3. Tafsir. Hakikatnya untuk menghadirkan kesadaran ingin paham Al Quran. Jangan berpikir jika kita belajar tafsir kita harus jadi mufasiroh. Minimal kita sadar bahwa kita jangan sampai terlewat dari pemahaman Al Quran yang benar.
4. Tadabbur. Hanya akan hidup jika tiga hal di atas sudah berhasil kita hidupkan.
5. Ta'alum. Terus belajar tanpa kenal lelah dan menyerah.
6. Ta'lim. Terus mengajar dengan penuh kesabaran dan penyerahan diri pada Allah.
7. Tathbiq. Terus mengamalkan Al quran dengan seluruhnya. Tidak hanya dari aspek ibadah, tapi semua aspek kehidupannya
8. Tadawi. Menjadikan Al Quran sebagai pengobatan/penyembuh bagi kehidupan kita.
Minimal secara fikrah, kita punya pemahaman tentang hal ini dan butuh proses untuk bisa melalui semuanya. Nikmati semua proses tersebut dengan penuh kesabaran. Semoga Allah jadikan kita mendapatkan keutamaan yang agung. Aamiin.
Bogor, 05 Oktober 2024
Di resume dengan beberapa penyesuaian oleh :
Umma Salman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar