Catatan Hari ke 2 Zona 2
Komunikasi Produktif
Putra sulungku saat ini sudah memasuki masa tamyiz. Kami sedang melatih ia untuk melaksanakan shalat 5 waktu. Kadang ia bersemangat shalat di masjid di waktu Maghrib dan Isya. Namun, saat ashar ia seringkali masih lelah habis sekolah dan masih ingin main.
Hari ini, ia belum shalat ashar, padahal sudah hampir jam 16.30. Aku mencoba memberi instruksi yang jelas menggunakan kaidah KISS (Keep it short and simple).
"Abang, ayo segera shalat ashar."
Namun ia masih sibuk dengan aktivitasnya. Alih alih shalat ia# malah menyeduh teh manis karena kehausan.
Aku mengganti strategi #komunikasi.
"Abang, mau shalat ashar berapa menit lagi?"
Ia pun menjawab, "5 menit lagi Umi kalau tehku sudah habis."
"Laksanakan ya Bang, waktu ashar hampir habis."
Akhirnya, saat tehnya habis, ia pun bergegas shalat.
Sebelum belajar komunikasi produktif aku selalu senewen kalau saat adzan ia tak segera ke masjid. Tapi aku berkaca, aku saat seusianya dulu juga begitu. Mumpung masih tahap latihan, biarlah ia berproses dulu, pikirku.
Dulu aku sering menyindir kalau ia belum shalat. "Abang kok ngga ke masjid?", "Abang denger azan ngga sih?", "Abang kenapa masih di rumah?", "Abang, itu temennya udah pada ke masjid lho." Dan semua perkataan itu tidak spesifik ternyata jadi tidak bisa menggerakkan ia untuk ke masjid.
Dengan mengganti kalimat perintah menjadi pilihan, ternyata anak menjadi punya ruang untuk bisa mengambil keputusan tanpa terkekang oleh perintah.
Jadi, aku akan terus melatih komunikasi ini pada anak anak agar pesan yang kusampaikan bisa dipahami anak anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar