Hari ini cukup melelahkan. Ada tukang di rumah menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi aku ada jadwal berkunjung ke sekolah anakku yang pertama.
Kelelahan fisik dan emosi membuat aku berkomunikasi dengan buruk pada anak anak. Ketika mereka melakukan hal yang bising sedikit saja, aku langsung bereaksi. Beberapa reaksi masih bisa dikendalikan. Tapi ada juga beberapa yang sama sekali belum produktif.
Aku sepertinya banyak fokus pada masalah saat bicara pada si sulung. Banyak mengungkit kesalahan ia yang sudah terjadi di masa lalu.
"Abang, makanya jangan dibiasakan begitu sama adik, jadi terbawa kebiasaannya ke sekolah."
"Abang, lain bajunya selalu ngga digantung kalau sedang ganti."
"Abang, piring kotornya jangan di biarkan terus, nanti kebiasaan."
Dan banyak lagi perkataan aku yang sangat tidak produktif.
Maka tadi malam aku coba latihan poin komunikasi fokus pada solusi.
"Abang, supaya bisa rukun samaa adik, apa yang harus dilakukan ya?"
Aku juga latihan banyak mengapresiasi kebaikan yang terlihat dari si sulung. Agar ia tahu bahwa hal baik yang dilakukan akan membuat sekeliling bahagia.
"Terimakasih sudah mengambilkan adik minum."
"Barakallah Abang sudah murojaah hari ini."
"Alhamdulillah, berhasil duduk anteng saat murojaah dan tilawah tadi."
Menurutku, apa yang aku latih hari ini masih belum baik. Aku harus banyak latihan lagi dalam berkomunikasi dengan anakku yang sedang dalam masa tamyiz ini.
Bismillah semoga dimudahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar