Berapa target waktu yang ingin dihabiskan bersama Al Qur'an setelah ramadhan ini? Apakah masih mendekati target Ramadhan yang setiap saatnya intens bersama Al Qur'an? Ataukah malah terjun bebas karena masih terbawa suasana liburan dan lebaran? Bisakah diri ini kembali menata waktu agar ketaatan selama ramadhan masih melekat meskipun ramadhan sudah jauh meninggalkan kita?
Jawabannya adalah harus diupayakan bisa. Meskipun sulit sekali menyelaraskan ritme kembali, tapi semua harus dimulai. Dari mana memulainya? Dari menapak tilasi perjalanan selama ramadhan. Saat ramadhan, semua ketaatan yang telah dilakukan itu untuk siapa? Untuk ramadhan atau untuk Allah? Untuk mencatatkan diri di hadapan malaikat pencatat atau hanya sekedar di hadapan manusia? Untuk memperbanyak bekal menuju Allah atau hanya sekedar mengkoleksi jumlah khataman?
Jika niatnya sudah lurus, maka mudah saja melanjutkan semua ketaatan itu, meskipun dengan kuantitas yang tentu tidak bisa sebanyak saat ramadhan. Mengapa mudah? Sebab ibadahnya bukan karena ramadhan tapi karena Allah. Meski ramadhan usai, Allah tak akan pernah usai membersamai kita, malaikat tak usai mencatat amalan kita. Al Qur'an tak usai-usainya ingin kita baca.
Maka alangkah bahagianya hati ini tatkala Allah mampukan dan izinkan untuk bertilawah meski hanya satu juz. Allah juga gerakkan untuk bisa murojaah hafalan sebanyak dua juz. Dan rezeki besar yang juga tak kalah disyukuri adalah bisa menambah hafalan meski hanya satu halaman. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Dengan mencatatkan semua yang Allah mudahkan untuk diri ini, semoga menjadikanku selalu jadi hamba yang bersyukur. Mensyukuri setiap nikmat dengan selalu menambah ketaatan. Kelak kala diri kembali fitur, maka catatan inilah yang akan menjadi pengingat agar kembali bangkit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar