Sabtu, 16 Maret 2024

Cerita Ramadhan Keempat

Setelah mendapatkan berbagai kemudahan di awal ramadhan, hingga bis mengkhatamkan Al Qur'an dalam waktu dua hari, tibalah giliran ujian yang hadir menemani. Mulai dari ujian berupa mengantuk saat membaca, anak anak sakit, sampai gagal tarawih karena tertidur saat menemani anak anak. 


Ya, setan punya banyak cara untuk melalaikan manusia. Apalagi ketika sedang sholat. Saat anak anak tertidur, niat hati ingin melaksanakan sholat sambil membaca mushaf shalat. Alhamdulillah beberapa halaman awal lancar dibaca tanpa hambatan. Tapi entah di ayat ke berapa, tiba-tiba ada lintasan di pikiranku. Tergambar seorang teman di komplek yang baru saja menikah, bagaimana ya kabar dia selanjutnya? Astaghfirullah pikiranku langsung berontak ingin kembali fokus pada bacaan. Aku berusaha memahami ayat yang sedang kubaca. Berhasil, 1 halaman aku menangis saat tadabbur maknanya. Tapi selang berapa detik hadir lagi bisikan yang lain. Tiba tiba kepikiran mau membelikan buku apa ya untuk menemani buka puasa anakku?


Subhanallah wastaghfirullah..


Padahal lisan masih membaca ayat ayat Al Qur'an. Namun, karena sedikitnya pemahaman akan ayat yang dibaca, selalu terdistrak dengan bisikan bisikan yang hadir di pikiran. Inilah wujud asli waswaasil khonnas, alladzi yuwaswisu fii shuduurinnaas. Setan yang membisikan keburukan pada hati manusia.


Saat itu benakku berperang. "Aku ingin khusyuk ya Allah, kembalikan aku supaya bisa menikmati bacaanku lagi." Di sisi lain hadir lagi pikiran, aku harus menuliskan pengalaman ini nanti di blog. Aku lawan lagi kala bacaan sampai ke ayat tentang doa-doa di akhir surat Ali imran. Ku ulang doa doa itu. Hingga masuk ke hati, hingga aku bisa menangis karena doa itu. Sesaat aku merasa sudah menang melawan bisikan syetan. Tapi ternyata tidak!


Godaan yang pamungkas pun datang. Di luar terdengar suara tukang koran yang setiap hari ke rumah. Ia mengayuh sepeda di tengah hujan deras, lalu memanggil dengan sapaan khasnya, "Permisi, koran!". Sontak aku ingat, koran yang kemarin diantar belum kubayar karena diantar saat aku sedang keluar rumah. Astaghfirullah, dengan berat hati akhirnya kubatalkan sholatku, lalu menghampiri bapak penjual koran dan menyerahkan uangnya. 


Setelah itu, aku berniat melanjutkan sholat dan bacaanku lagi. Tapi ternyata tak bisa karena anak anak terbangun dan minta ditemani. Astaghfirullah. Saat itu aku merasa benar benar kalah. Namun, aku bersyukur karena Allah memberikan aku pengalaman yang sangat berharga pagi ini. Pemahaman bahwa setan itu akan selalu mengganggu manusia dengan segala daya upayanya. Sementara manusia, daya upaya yang sudah dia usahakan? Allah sudah menyiapkan benteng perlindungan berupa dzikir. Apakah sudah di rutinkan? Allah sudah memerintahkan untuk bertadabbur ayat ayatnya, apakah sudah dilaksanakan? Sungguh masih sangat jauh diri ini menuju kesana. 


Ya Allah, aku berlindung dari godaan syetan yang terkutuk.  Izinkan aku untuk bisa melanjutkan sholat dhuhaku kembali ya Allah, agar aku bisa membaca kalamMu dengan kondisi paling khusyuk yang bisa kuupayakan. Laa haula wa laa quwwata Illaa billah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar