Alhamdulillah di pekan lalu berkesempatan talaqqi (disimak bacaan Al Qur'an) bersama seorang Syaikhoh. Beliau adalah gurunya para guru-guru kami saat belajar Al Qur'an. Surat yang dibaca pada sesi talaqqi adalah surat Al Baqarah dari ayat satu. Peserta talaqqi yang berjumlah 8 orang, masing-masing mendapat kesempatan membaca 1/2 halaman.
Jika membaca sebanyak itu dalam kondisi sendirian, mungkin hanya membutuhkan waktu yang sebentar. Namun, karena ini dilakukan saat sesi talaqqi, Masya Allah waktu yang kami butuhkan lebih dari 20 menit. Hal itu terjadi karena Syaikhoh meneliti bacaan kami huruf per huruf, membetulkan pengucapan kami, memberi kami pemahaman tentang tempat berhenti yang benar, serta banyak memberi contoh bagaimana cara mengucapkannya suatu bacaan dengan benar.
Sebelum memulai talaqqi, beliau menyapa para santri dengan amat ramah dan bersahabat. Beliau menyapa kami dengan panggilan 'habibaty'. Sungguh panggilan yang mesra dari seorang guru para muridnya. Selanjutnya beliau menanyakan berapa hafalan yang kami miliki. Dengan malu-malu kami menyebutkan jumlah hafalan yang sedang diperjuangkan. Masya Allah, ada teman teman yang sudah menghafal keseluruhan Al Qur'an, ada yang sudah setengahnya, ada juga yang masih berjuang menghafal di fase awal. Semuanya diberikan apresiasi oleh Syaikhoh dengan limpahan doa-doa yang amat indah. 'Semoga Allah melapangkan hatimu, semoga Allah memberkahi usiamu, semoga Allah menguatkan langkah kakimu, semoga Allah memberkahi hafalan Al quranmu." Ah beliau amat murah hati dalam mendoakan.
Menyimak teman teman lain yang bertalaqqi sebelumku, membuatku merasa insecure. Bacaan mereka sudah amat bagus di telingaku. Namun, masih saja mendapat koreksi yang sangat detail dari Syaikhoh Inas. Apalagi aku nanti yang disimak beliau? Mungkin setiap huruf akan dikoreksi satu persatu.
Tibalah giliranku membaca surat Al Baqarah ayat 21 - 24. Sebelum memulai talaqqi syaikhah memintaku dan para santri untuk merekam sesi talaqqi ini agar bisa disimak kembali di lain waktu. Berdasarkan hasil rekaman tersebut, catatan yang diberikan Syaikhoh padaku, diantaranya :
- Huruf lam terbaca agak tebal (tafkhim), seharusnya dibaca tipis (tarqiq).
- Huruf yang berharokat fathah disertai mad seharusnya dijaga ketipisannya. Sementara itu bacaanku masih cenderung menebal.
- Huruf mim saat ghunnah harus dijaga ketipisannya.
- Huruf dzal posisi lidahnya harus di tempatkan lagi dengan tepat
- Bacaan ikhfa harus mencerminkan huruf setelah nun sukun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar