Senin, 11 Maret 2024

Talaqqi Berkesan

Alhamdulillah di pekan lalu berkesempatan talaqqi (disimak bacaan Al Qur'an) bersama seorang Syaikhoh. Beliau adalah gurunya para guru-guru kami saat belajar Al Qur'an. Surat yang dibaca pada sesi talaqqi adalah surat Al Baqarah dari ayat satu. Peserta talaqqi yang berjumlah 8 orang, masing-masing mendapat kesempatan membaca 1/2 halaman. 


Jika membaca sebanyak itu dalam kondisi sendirian, mungkin hanya membutuhkan waktu yang sebentar. Namun, karena ini dilakukan saat sesi talaqqi, Masya Allah waktu yang kami butuhkan lebih dari 20 menit. Hal itu terjadi karena Syaikhoh meneliti bacaan kami huruf per huruf, membetulkan pengucapan kami, memberi kami pemahaman tentang tempat berhenti yang benar, serta banyak memberi contoh bagaimana cara mengucapkannya suatu bacaan dengan benar. 


Sebelum memulai talaqqi, beliau menyapa para santri dengan amat ramah dan bersahabat. Beliau menyapa kami dengan panggilan 'habibaty'. Sungguh panggilan yang mesra dari seorang guru para muridnya. Selanjutnya beliau menanyakan berapa hafalan yang kami miliki. Dengan malu-malu kami menyebutkan jumlah hafalan yang sedang diperjuangkan. Masya Allah, ada teman teman yang sudah menghafal keseluruhan Al Qur'an, ada yang sudah setengahnya, ada juga yang masih berjuang menghafal di fase awal. Semuanya diberikan apresiasi oleh Syaikhoh dengan limpahan doa-doa yang amat indah. 'Semoga Allah melapangkan hatimu, semoga Allah memberkahi usiamu, semoga Allah menguatkan langkah kakimu, semoga Allah memberkahi hafalan Al quranmu." Ah beliau amat murah hati dalam mendoakan. 


Menyimak teman teman lain yang bertalaqqi sebelumku, membuatku  merasa insecure. Bacaan mereka sudah amat bagus di telingaku. Namun, masih saja mendapat koreksi yang sangat detail dari Syaikhoh Inas. Apalagi aku nanti yang disimak beliau? Mungkin setiap huruf akan dikoreksi satu persatu. 


Tibalah giliranku membaca surat Al Baqarah ayat 21 - 24. Sebelum memulai talaqqi syaikhah memintaku dan para santri untuk merekam sesi talaqqi ini agar bisa disimak kembali di lain waktu. Berdasarkan hasil rekaman tersebut, catatan yang diberikan Syaikhoh padaku, diantaranya : 

  • Huruf lam terbaca agak tebal (tafkhim), seharusnya dibaca tipis (tarqiq).
  • Huruf yang berharokat fathah disertai mad seharusnya dijaga ketipisannya. Sementara itu bacaanku masih cenderung menebal.
  • Huruf mim saat ghunnah harus dijaga ketipisannya.
  • Huruf dzal posisi lidahnya harus di tempatkan lagi dengan tepat
  • Bacaan ikhfa harus mencerminkan huruf setelah nun sukun
Dan masih banyak catatan yang harus aku perbaiki ke depannya. Masya Allah. Dari keseluruhan rangkaian talaqqi bersama beliau, yang paling membuat aku kagum adalah bagaimana adab beliau saat menyimak bacaan Al Qur'an. Beliau seolah berkomunikasi dengan ayat-ayat yang kami baca. Saat membaca ayat tentang neraka, beliau hampir terisak seraya berulang kali melafazkan taawudz dan istighfar. Saat menyimak bacaan tentang jannah beliau berseri, menunduk, lalu mengucapkan doa doa agar beliau dan kami semua diizinkan berkumpul di Jannah ya kelak.

Ya Allah, sungguh rezeki yang amat besar bisa bertatap muka meski secara virtual dengan beliau. Kami hanya bersama sekita dua jam, namun semua hal tentang beliau begitu membekas. Semoga kelak aku bisa berkesempatan lagi belajar pada beliau, mereguk ilmu dan adab menawan dari beliau, serta mengajarkan kembali ilmu yang beliau ajarkan. Aamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar