Hari ini suami pergi keluar kota. Membersamai anak-anak jadi lebih menantang tatkala kami sedang LDR seperti ini. Pasalnya, tak ada yang bisa diajak bergantian jika aku sedang membutuhkan space untuk sendiri. Alhamdulillah anak-anak termasuk kategori tenang meskipun hanya bersama Umminya. Mereka justru lebih dewasa dan mandiri di dalam kondisi seperti ini. Hal itu paling aku syukuri. Aku pun bisa meminta bantuan anak anak untuk mengerjakan hal yang membutuhkan bantuan.
Karakter anak pertamaku adalah fleksibel dan adaptif. Jika abinya tidak ada ia yang bertugas untuk menjaga umi dan adik adiknya. Sore ini Abang harus berlatih untuk persiapan parade tasmi. Sementara rutinitas murojaah dan ziyadahnya pun harus dikerjakan. Ditambah lagi ada tugas dari Ustadz yang harus dituntaskan malam ini.
Sepertinya di dalam pikirannya sudah penuh oleh tugas. Padahal kondisinya dia sudah lelah dan mengantuk. Aku pun memberikan pilihan kepadanya, mau mengerjakan yang mana duluan, nanti aku bantu membangunkan lebih pagi esok untuk melakukan aktivitas yang belum sempat ditunaikan malam ini. Abang pun memilih mengerjakan amanah Al Qur'an ya dulu, yaitu ziyadah dan murojaah. Alasannya karena yang lain bisa menyusul nanti. Akhirnya ia pun melaksanakan amanahnya meskipun terkantuk kantuk.
Alhamdulillah hari ini teknik komunikasi memberikan pilihan berhasil membimbing Abang untuk melakukan agenda prioritasnya. Setelah selesai murojaah dan ziyadah, rasa kantuknya ternyata malah hilang. Akhirnya Abang malah bisa menuntaskan semua amanahnya keseluruhan.
Aku berkata padanya, "inilah berkah Al Qur'an. Abang mendahulukan Al Qur'an, jadi Allah yang mencabut rasa kantuk yang tadi Anang rasakan. Alhamdulillah semuanya jadi sudah tuntas malam ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar